Jumlah atlet Indonesia berkurang drastis di SEA Games Vietnam. Dengan target mempertahankan capaian di Manila, efisiensi para atlet untuk menghasilkan prestasi pun diuji.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah atlet Indonesia di SEA Games Vietnam, pada 12-23 Mei 2022, akan berkurang 43,4 persen dibandingkan dengan ajang sebelumnya. Meskipun berkurang, kontingen ”Merah Putih” diyakini mampu untuk setidaknya mempertahankan prestasi di Manila 2019.
Kementerian Pemuda dan Olahraga mengumumkan kontingen Indonesia untuk SEA Games di Gedung Kemenpora, Jakarta, Rabu (30/3/2022). Indonesia mengirim 476 atlet dari 31 cabang olahraga, berkurang hampir separuh dari SEA Games Filpina 2019, yakni 841 atlet dari 52 cabang.
Menpora Zainudin Amali menjelaskan, pengurangan ini merupakan wujud dari perubahan paradigma prestasi olahraga nasional, selain juga keterbatasan anggaran. Sesuai konsep Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), target prestasi adalah Olimpiade. SEA Games hanya batu loncatan.
Karena itu, 13 cabang prioritas DBON dikirim ke SEA Games, antara lain, angkat besi (13 atlet), atletik (23 atlet), dan bulu tangkis (20 atlet). Satu-satunya cabang prioritas yang tidak dikirim adalah panjat tebing karena tidak dilombakan di Vietnam.
Adapun komposisi atlet yang berangkat adalah 60 persen yunior dan 40 persen senior. ”Kita harus mengubah paradigma itu. Karena sasaran utama Olimpiade, kami mengirim lebih banyak atlet muda sehingga akan tercipta pelapis atlet senior yang bisa berprestasi pada tahun-tahun berikutnya,” ucap Amali.
Kemenpora menghitung, Indonesia berpotensi kehilangan 30 medali emas akibat pengurangan itu. Namun, jumlah itu diyakini cukup untuk mempertahankan prestasi di Manila, yaitu peringkat ke-4 dengan raihan 72 emas, 84 perak, dan 111 perunggu.
Amali mengatakan, jumlah atlet memang berkurang. Akan tetapi, pemilihan atlet dan cabang olahraga dilakukan seefisien mungkin dengan mempertimbangkan potensi medali. Pemilihan itu diserahkan mutlak kepada tim peninjau dari perwakilan akademisi, praktisi, Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pusat.
”Kami mengubah total cara lama. Semua cabang bertemu tim peninjau seperti fit and proper test. Tim itu memutuskan dari data dan fakta yang ada. Jadi yang berangkat memang hasil karena potensi dan prestasi, bukan dikarang-karang,” ujarnya.
Selain cabang prioritas DBON, Indonesia mengirim wakil di cabang olahraga industri, yaitu sepak bola (20 atlet), bola basket (24 atlet), dan bola voli (26 atlet). Juga cabang yang dipilih berdasar potensi dan prestasi, antara lain e-sport (38 atlet), tenis (10 atlet), dan tinju (6 atlet).
Ketua tim peninjau cabang olahraga SEA Games yang merupakan Guru Besar Olahraga Universitas Negeri Jakarta, Mochamad Asmawi, mengatakan, sembilan cabang tidak dikirim karena kurang dalam rekam jejak prestasi dan potensi, serta punya masalah dalam organisasi, di antaranya tenis meja, futsal, dan binaraga.
Kami mengubah total cara lama. Semua cabang bertemu tim peninjau seperti fit and proper test. Tim itu memutuskan dari data dan fakta yang ada. Jadi, yang berangkat memang hasil karena potensi dan prestasi, bukan dikarang-karang.
”Tim kami komplet, dari akademisi sampai mantan pelatih, atlet nasional juga ada. Jadi, kami tidak mungkin memilih berdasarkan teman atau sebagainya. Semua profesional berdasarkan peringkat yang kami urutkan dari penilaian pada cabang,” ujar Asmawi.
Sebelumnya, KOI memperkirakan Indonesia hanya bisa mengirim atlet dari 20 cabang karena keterbatasan anggaran. Namun, jumlah itu bertambah seusai pertimbangan tim peninjau. Hanya saja, jumlah atlet di beberapa cabang dipangkas jika tidak memenuhi pertimbangan potensi dan rekam jejak prestasi.
Bagi sejumlah cabang, kesempatan tampil di SEA Games sangat berarti, seperti bola basket. Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) Danny Kosasih mengatakan, timnas putra jadi punya kesempatan menambah jam terbang sebelum menghadapi Piala Asia FIBA 2022, Juli.
”Kami berharap ini bisa jadi seperti latih tanding timnas. Target realistis kami di SEA Games meraih perak. Namun, yang lebih penting dari itu, kami bisa mempersiapkan diri sepenuhnya untuk Piala Asia. Target utama kami adalah di Piala Asia,” kata Danny.
Ketua Kontingen Indonesia di SEA Games Ferry Kono menjelaskan, tidak ada cabang olahraga yang diizinkan mengirim atlet mandiri. ”Kami sudah mengusulkan itu kepada cabang karena waktunya sangat terbatas. Sejauh ini potensi perubahan atlet hanya kalau ada yang cedera,” ucap Ferry yang juga Sekretaris Jenderal KOI.