Tim kuda hitam Proliga 2022, LavAni di putra dan Petrokimia di putri membangun asa regenerasi bola voli Indonesia. Di luar prestasi tim, mereka turut melahirkan nama-nama pevoli baru yang siap jadi bintang masa depan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·6 menit baca
Euforia PLN Mobile Proliga 2022 yang dimulai Jumat (7/1/2022) telah berakhir pada Minggu (27/3/2022). Aksi tim kuda hitam, yakni tim pendatang baru Bogor LavAni di kelompok putra dan Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia di putri menjadi kejutan terbesar kompetisi bola voli elite Tanah Air tersebut. Bukan hanya berhasil lolos ke grand final, LavAni bahkan sukses mengangkat trofi juara. Kedua tim itu turut membangun asa regenerasi pebola voli nasional.
Mengikuti jejak Surabaya Bhayangkara Samator yang memang memiliki tradisi pembinaan panjang, LavAni dan Petrokimia juga banyak mengandalkan pemain binaan sendiri untuk mengarungi musim ini. Hasilnya, mereka sukses mengorbitkan sejumlah nama baru potensial yang siap menjadi bintang Proliga maupun tim nasional (timnas) di masa depan.
”Wajah lama masih mendominasi musim ini. Itu jadi pekerjaan rumah PBVSI (Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia). Mereka harus mengaktifkan lagi kompetisi berjenjang dari daerah sampai nasional selepas pandemi Covid-19 agar pembinaan kembali bergeliat. Manajemen klub pun mesti lebih berani menggalakkan pembinaan. Di musim ini, cuma Samator dan Lavani di putra serta Petrokimia di putri yang benar-benar mengandalkan pemain binaan. Kalau tidak ada kesadaran, Indonesia akan tertinggal, terutama dari Thailand,” ujar mantan pelatih timnas sekaligus pelatih Jakarta BNI 46 Samsul Jais di Padepokan Voli Sentul, Jawa Barat, Minggu.
Ada enam tim putra dan lima tim putri yang berpartisipasi di Proliga 2022. Dari enam peserta putra, dua tim berstatus debutan, yakni LavAni dan Kudus Sukun Badak. Dari semua pemain yang ada kecuali dua pemain asing, skuad LavAni dan Sukun Badak sebagian besar dihuni pemain dari pembinaan internal.
Hanya saja, LavAni lebih menonjol. Bersama dua pemain asing berkualitas, yakni opposite asal Brasil Leandro Martins Da Silva dan outside hitter asal Kuba Jorge Gonzalez Garcia serta pemain lokal berpengalaman, seperti setter Dio Zulfikri dan outside hitter Doni Haryono, pemain binaan LavAni berkembang pesat dan puncaknya menaklukan Samator 3-2 dalam grand final Proliga 2022.
Bukan sekadar pelengkap
Para pemain binaan itu tidak cuma sebagai pelengkap. Mereka berperan vital sepanjang musim ini, terutama libero Irpan dan middle blocker Daffa Naufal Mauluddani. Irpan maupun Daffa baru kali ini merasakan hangatnya persaingan Proliga. Namun, itu tidak membuat mereka demam panggung melainkan cepat beradaptasi untuk menunjukkan performa terbaiknya.
Berkat motivasi besar itu, Irpan yang kelahiran 2 Desember 1997 dinobatkan sebagai libero terbaik musim ini. Dia mengungguli nama-nama kondang langganan timnas, seperti libero Samator Fahreza Rakha Abhinaya dan libero Palembang Bank SumselBabel Bastian Tamtomo. Tak berlebihan dirinya mendapatkan penghargaan itu. Penampilannya begitu spartan di wilayah bawah sehingga lawan tidak menghasilkan poin dengan mudah.
Daffa memang masih kalah bersaing dengan middle blocker BNI 46 asal Kuba Osmany Camejo yang dinobatkan sebagai blocker terbaik musim ini. Akan tetapi, performa pemain kelahiran 16 Juli 1998 di depan net dalam membendung serangan lawan maupun turut menyumbangkan poin untuk timnya bisa dibilang tidak kalah daripada middle blocker berlebel timnas, seperti pemain Jakarta Pertamina Pertamax Hernanda Zulfi, duo pemain Samator Yuda Mardiansyah Putra dan Hadi Suharto, dan pemain Bank SumselBabel I Putu Randu.
Terbukti, bersama outside hitter Sukun Badak Fahri Septian Putratama, Irpan dan Daffa menjadi muka baru yang menghiasi 14 daftar nama pemain timnas untuk SEA Games 2021 yang dirilis per Selasa (29/3). ”Saya beruntung LavAni memberikan kepercayaan besar untuk kami pemain yang tidak ada pengalaman di Proliga. Saya rasa banyak pemain-pemain di luar sana yang punya potensi besar tapi belum dilirik dan memiliki kesempatan untuk ikut Proliga,” terang Daffa yang sebelum ini hanya aktif di kejuaraan antar kampus ataupun antar kampung (tarkam).
Adapun LavAni didirikan oleh Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 1 Desember 2019. Anak pertama SBY, Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan, pendirian tim LavAni (pelafalan dari Love Ani) yang namanya berarti ”Cinta Ani (Yudhoyono, mendiang istri SBY) itu berawal dari turnamen 17 Agustusan.
Usai itu, keluarga SBY terinspirasi mendirikan tim untuk berpartisipasi di Proliga. Lagi pula, SBY memang sangat menyukai voli. Para pemain dibina dengan fasilitas latihan sendiri dan dijamin tempat tinggal serta asupan nutrisi di kawasan Cikeas, Jawa Barat. ”Sejak awal didirikan, kami fokus untuk berkontribusi melahirkan pebolavoli baru. Kami tidak menduga ternyata tim ini bisa langsung juara di musim perdana ikut Proliga. Ke depan, tidak menutup kemungkinan, kami membentuk tim putri LavAni untuk berkontribusi pula di sektor putri,” kata Agus.
Pembuktian Petrokimia
Di kelompok putri, semua peserta adalah tim kawakan Proliga, termasuk Jakarta PLN Elektrik yang turun gunung setelah vakum di musim 2020. Dari semua tim, Petrokimia yang paling banyak diperkuat pemain dari pembinaan internal. Walau demikian, itu tak membuat mereka menjadi bulan-bulanan.
Petrokimia nyaris tanpa pemain mentereng kecuali outside hitter timnas Hany Budiarti. Namun, itu membuat mereka bermain penuh kolektivitas dan menjelma sebagai senjata andalan nan mematikan. Mereka pun menembus grand final meskipun akhirnya takluk 1-3 dari tim bertabur bintang Bandung bjb Tandamata, Sabtu (26/3).
Terlepas dari kegagalan meraih gelar juara, penampilan Petrokimia patut diacungi jempol. Setidaknya, mereka bisa menepis segala prediksi dan turut memunculkan calon primadona baru di belantikan voli putri nasional. Dua pemain paling menjanjikan, yakni outside hitter Mediol Stiovanny Yoku dan kapten sekaligus setter Khalisa Azilia Rahma.
Sebelum ini, Mediol dan Khalisa sudah pernah berpartisipasi di Proliga. Akan tetapi, baru kali ini mereka ditempatkan sebagai pemain inti. Keputusan itu tak salah, Mediol dinobatkan sebagai spiker terbaik musim ini. Pemain kelahiran Sentani, Papua itu mengungguli wajah-wajah tenar langganan timnas, seperti rekan setimnya, Hany, outside hitter Jakarta Mandiri Popsivo Polwan Amalia Fajrina Nabila, duo outside hitter Jakarta Pertamina Fastron Ratro Wulandari dan Novia Andriyanti, serta outside hitter bjb Tandamata Wintang Dyah Kumala Sakti.
”Ini musim ketiga saya di Proliga sejak debut di musim 2017. Di dua musim pertama, saya belum mendapatkan kepercayaan menjadi pilihan utama. Di musim ini, coach Ayub Hidayat (pelatih Petrokimia), mempercayai saya menjadi pemain inti dan saya berusaha menjawab kepercayaan itu dengan bermain sebaik mungkin tanpa beban,” ungkap Mediol, yang memiliki tinggi 168 sentimeter tersebut.
Sedangkan. Khalisa, dia kehilangan momentum untuk keluar sebagai setter terbaik karena cedera patah kelingking kanan sewaktu timnya kalah 0-3 dari Popsivo dalam final four, Sabtu (12/3). Andai pemain kelahiran Balikpapan, Kalimantan Timur itu bisa terus bermain, setter Popsivo asal Thailand Porpun Guedpard boleh jadi tidak terpilih sebagai setter terbaik.
Memaklumi
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengakui bahwa muka-muka lama tetap mendominasi Proliga 2022. Namun, dia memaklumi karena kompetisi berjenjang terhenti sama sekali selama Covid-19 ditandai Proliga 2020 berhenti di tengah jalan dan Proliga 2021 ditiadakan.
”Kami paham bahwa kompetisi yang berhenti lama pasti berdampak buruk pada pembinaan. Berhenti dua bulan saja bisa berdampak luar biasa, apalagi ini berhenti dua tahun. Jadi, mendapatkan pemain baru tidak bakal mudah,” tuturnya.
Kami paham bahwa kompetisi yang berhenti lama pasti berdampak buruk pada pembinaan. (Zainudin Amali)
Untuk saat ini, lanjut Zainudin, yang paling penting Proliga bisa bangkit lebih dahulu. Itu diharapkan bisa memicu PP PBVSI untuk menghidupkan lagi kompetisi-kompetisi lainnya, terutama kejuaraan usia muda dari tingkat daerah hingga nasional. ”Kalau semua kompetisi kembali bergeliat, mudah-mudahan bibit baru bermunculan,” ujarnya.
Yang jelas, Zainudin menuturkan, LavAni dan Petrokimia membuktikan bahwa merekrut pemain matang atau yang telah jadi bukan jaminan untuk merengkuh prestasi. Mereka membuktikan bahwa bermain dengan pemain binaan ternyata bisa juga membawa kepada prestasi. ”LavAni dan Petrokimia sebagai contoh nyata dari proses tidak akan membohongi hasil. Semoga LavAni dan Petrokimia bisa menginspirasi tim-tim lainnya agar lebih mengedepankan pembinaan,” tegasnya.