Kemenangan di Buriram Dongkrak Motivasi Juara Andi Gilang dan Rheza Danica
Kemenangan yang diraih pebalap Indonesia, Andi Gilang dan Rheza Danica Ahrens, di seri pertama Asia Road Racing Championship (ARRC) 2022 mendongkrak kepercayaan diri mereka untuk merebut gelar juara musim ini.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Andi Gilang dan Rheza Danica Ahrens mendapat suntikan motivasi untuk meraih gelar juara Asia Road Racing Championship atau ARRC setelah masing-masing finis di podium pertama di Sirkuit Buriram, Thailand, Sabtu (26/3/2022). Gilang yang dominan sejak start mampu menjaga pace dengan ban yang mulai kehilangan daya cengkeram karena terlalu panas, untuk finis terdepan di kelas SS600. Sementara Rheza tampil konsisten sejak start hingga mampu memperbaiki posisinya.
Kedua pebalap Astra Honda Racing Team itu meraih kemenangan dalam balapan pertama seri pembuka ARRC 2022. Mereka akan menjalani balapan kedua, Minggu (27/3/2022), masih di Buriram.
Gilang yang memiliki banyak pengalaman di ajang balap internasional, seperti Grand Prix Moto3, CEV Moto3, dan CEV Moto2, menunjukkan kelasnya dengan tampil dominan sejak start. Bahkan, dia sudah dominan sejak sesi latihan hingga kualifikasi, di mana pebalap asal Sulawesi Selatan itu meraih posisi start terdepan.
Salah satu kunci kemenangan Gilang dalam balapan pertama seri pembuka ARRC ini adalah kemampuannya mengelola ban di trek Buriram yang sangat panas. Temperatur yang sangat tinggi membuat ban-ban mulai kehilangan daya cengkeram, tetapi Gilang mampu mengatur tempo supaya ban tidak terlalu terbebani. Dalam balap ARRC ini, semua pebalap mendapat ban dengan kompon yang sama.
Terkait ban pasti beda-beda (cara menyiasatinya), tergantung dari kondisi, tadi tidak diprediksi panas banget, tidak seperti saat tes (pramusim, 22-23 Maret). Saat tes lap saya bagus, tadi saat balapan ban over heat karena trek sangat panas.
”Terkait ban pasti beda-beda (cara menyiasatinya), tergantung dari kondisi, tadi tidak diprediksi panas banget, tidak seperti saat tes (pramusim, 22-23 Maret). Saat tes lap saya bagus, tadi saat balapan ban over heat karena trek sangat panas. Mengelola ban agak susah, susah kompromi dengan ban, tetapi mekanik selalu mengecek ban, dan tekanan ban juga bisa diatur,” ungkap Gilang.
Hasil ini diakui Gilang membuat dia lebih percaya diri dalam perburuan juara kelas SS600 musim ini. Namun, kepercayaan diri dan usaha yang dia lakukan memerlukan dukungan tim yang solid untuk meraih target besar itu.
”Percaya diri, tetapi tidak over confidence, apalagi persaingan ketat. Dulu juga sama, tetapi dulu para pebalap senior, sekarang para pebalap muda, tetapi kencang semua. Para pebalap ini bersama-sama dengan saya di Asia Talent Cup, jadi sudah balapan bersama sejak 2015, 2016. Jadi saya tahu, mereka kualitasnya bagus semua, kencang semua,” ungkap Gilang.
”Tetapi, bagi saya, tidak cukup hanya kepercayaan diri saya saja. Saya selalu bekerja sama dengan tim mekanik. Tim Astra Honda dan tim mekanik selalu memberikan yang terbaik. Itu menjadi penopang untuk menghadapi ARRC tahun ini,” tambah Gilang.
Terkait lawan-lawan yang dia nilai sebagai pesaing terkuat musim ini, Gilang menilai sulit diprediksi di awal musim ini. ”Rival, saya tidak tahu, yang jelas semua (berat). Saat pramusim, yang selalu kencang Ibrahim, Nakarin jugakencang, tetapi saat balapan Helmi kencang banget. Sulit diprediksi. Semua diwaspadai. Di 600 cc ini semua kompetitif,” ujar Gilang.
Persaingan ketat di kelas SS600 ini terlihat jelas dalam balapan pertama, Sabtu. Gilang yang start terdepan bisa memimpin hingga separuh balapan. Dia mampu menahan tekanan dari para pebalap Thailand dan Malaysia. Namun, mulai sepertiga akhir balapan, mulai terjadi saling mendahului hingga putaran terakhir.
Gilang mengambil alih posisi terdepan dari pebalap Thailand, Nakarin Atiratphupavat, dengan manuver yang mulus di tikungan akhir menjelang finis untuk meraih podium tertinggi.
”Hasil yang menggembirakan di balapan satu putaran pertama ini. Kerja keras dan dukungan tim membuahkan hasil yang bagus. Saya harus bertarung ketat sejak lap awal, mencoba tetap fokus dan tidak kehilangan konsentrasi. Akhirnya senang sekali bisa mempersembahkan podium satu untuk tim dan Indonesia. Perjuangan belum berakhir, masih ada balapan kedua (Minggu). Saya akan berusaha kembali memberikan penampilan terbaik,” ucap Gilang.
Rheza puncaki AP250
Performa gemilang juga ditampilkan oleh pebalap Astra Honda Racing Team kelas AP250, Rheza Danica Ahrens. Pebalap asal Sleman, DI Yogyakarta, itu mengawali balapan dari posisi keempat dan perlahan tapi pasti terus memperbaiki posisinya. Rheza juga terlibat persaingan ketat dengan pebalap Thailand dan Malaysia serta rekan setimnya, M Adenanta Putra.
Pebalap yang dijuluki ”The Silent Boy” itu sebenarnya finis di posisi kedua, di belakang pebalap Thailand, Piyawat Patoomyos. Namun, Piyawat dinyatakan melanggar aturan batas garis balap (track limit) dan terkena sanksi turun satu posisi. Rheza pun menjadi pemenang balapan, seperti pencapaian pada 2018.
”Sejak sesi kualifikasi, sudah tergambar balapan akan berlangsung ketat karena banyak pebalap yang tampil bagus. Tetapi, saya yakin dengan dukungan tim yang solid dan memiliki pengalaman yang kuat. Saya bisa menjaga peluang dan akhirnya mempersembahkan podium yang sangat penting sebagai modal perjalanan berikutnya. Dalam balapan kedua, saya akan kembali berusaha tampil maksimal,” ungkap pebalap berusia 23 tahun itu.
Terkait dengan perebutan juara musim ini, Rheza mengaku, dirinya akan fokus pada diri sendiri serta berjuang tampil maksimal di setiap balapan. Dia yakin, tim akan memberikan dukungan maksimal untuk dirinya.
”Saya akan terus berusaha semaksimal mungkin di setiap seri dan balapan saya jalani, berusaha tetap di grup terdepan dan menjaga performa terbaik saya saat balapan,” tegas Rheza dalam konferensi pers daring yang difasilitasi oleh Astra Honda Motor.
Sementara itu, harapan podium untuk Adenanta Putra pupus di lap terakhir pada balapan kelas AP250. Menjelang finis, pebalap asal Ngawi, Jawa Timur, itu menabrak pebalap lain di tikungan akhir dan terjatuh bersama para pebalap lainnya. Padahal, pebalap berusia 17 tahun itu tampil sejak kualifikasi dan meraih posisi start kedua. Catatan bagi Adenanta adalah memperbaiki ketenangan saat balapan.
”Sayang sekali saya harus menyelesaikan balapan tanpa poin. Saya memiliki perkembangan bagus sejak kualifikasi dan yakin bisa bersaing di balapan. Tetapi, saya terjatuh dalam pertarungan rapat di lap terakhir. Ini pengalaman yang berharga. Saya akan berusaha menebusnya di balapan kedua,” ujar Adenanta.
ARRC 2022 akan dijadwalkan berlangsung enam seri yang dimulai dari Sirkuit Buriram, Thailand, 25-27 Maret. Seri kedua digelar di Sepang, Malaysia (27-29 Mei). Seri ketiga diagendakan pada 1-3 Juli, tetapi lokasinya belum ditentukan. Seri keempat berlangsung di Sportsland Sugo International Circuit, Jepang (12-14 Agustus), seri kelima di Zhuhai, China (9-11 September), dan seri terakhir atau keenam di Buriram (18-20 November).