Sirkuit Mandalika akan mewadahi beragam ajang kegiatan selain agenda rutin MotoGP dan Superbike. Promotor konser musik besar pun sudah mendekati, dan pemilik sirkuit pun berencana mewadahi kegiatan berbagai komunitas.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Circuit inspector dari Federasi Balap Mobil Internasional (FIA) yang juga race director Formula E, Scot E Elkins (kedua dari kanan), didampingi perwakilan dari Roadgrip Motosport Indonesia (RMI) dan Mandalika Grand Prix Association (MGPA), berjalan kaki mengelilingi Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, Kuta, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kamis (24/3/2022). Kegiatan itu dilakukan dalam rangka proses mendapatkan homologasi untuk balap roda empat, termasuk balap GT World Challenge Asia pada Oktober 2022. Sirkuit Mandalika akan menjadi tuan rumah berbagai ajang selain balap motor MotoGP dan World Superbike.
JAKARTA, KOMPAS — Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika akan menjadi rumah bagi beragam ajang kegiatan, selain balap motor MotoGP dan World Superbike yang akan berlangsung selama 10 musim hingga 2031. Pemilik Sirkuit Mandalika, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC), kini sedang berusaha mendatangkan balap mobil GT World Challenge Asia serta sejumlah aktivitas lain, seperti konser musik besar, triatlon, serta kegiatan olahraga masyarakat berbasis komunitas. Beragam komunitas ini untuk semakin menghidupkan ekonomi lokal serta menguatkan citra Indonesia.
”Kami sudah membidik satu ajang balap, GT World Challenge. Kemarin sudah ada track inspection dari FIA, belum homologasi. FIA kemudian akan melaporkan hasilnya kepada IMI, dan jika hasilnya bagus, kemungkinan besar kita bisa menggelar ajang itu,” ujar Direktur Utama ITDC Abdulbar M Mansoer di Jakarta, Jumat (25/3/2022).
Selain ajang balap, lanjut Abdulbar, ITDC juga akan menarik berbagai kegiatan ke sirkuit sehingga tidak ada kekosongan jadwal selama jeda antara MotoGP dan Superbike. ”Saat ini sudah ada beberapa proposal yang masuk untuk mengadakan konser musik di sirkuit, bandnya besar. Kami sudah data dan nanti akan kami tentukan mana yang paling pas juga pengaturannya,” kata Abdulbar yang turut mencetuskan ide out of the box membangun sirkuit untuk MotoGP pada 2017 guna menarik wisatawan ke KEK Mandalika.
”Nanti juga akan ada ajang-ajang balap nasional. Kami terus berkoordinasi dengan IMI untuk mencari ajang apa saja yang pas, lanjut Abdulbar.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Abdulbar M Mansoer Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), sebagai pemilik Sirkuit Mandalika. Sirkuit Mandalika akan menjadi tuan rumah berbagai ajang selain balap motor MotoGP dan World Superbike.
”Sirkuit kita ini juga akan kita buka untuk publik dengan beraturan. Di luar negeri, sirkuit itu boleh dipakai untuk gowes (bersepeda), lari, asal ada panduannya, misal tidak boleh merusak aspal dan ada waktunya. Jadi, nanti akan ada kegiatan-kegiatan komunitas, seperti komunitas mobil tua, lari, bersepeda, dan sudah ada proposal untuk triatlon dengan finis di sirkuit. Jadi, triatlon dimulai dari Mataram, berenang di selat, kemudian bersepeda sampai Mandalika, dan lari yang finisnya di sirkuit,” ungkap Abdulbar.
Jadi, berbagai kegiatan ini diharapkan bisa menambah atau semakin menghidupkan perekonomian daerah. Kalau hanya sekali-sekali, MotoGP dan WSBK saja, akan sayang sekali, karena terlalu banyak kosongnya.
”Jadi, berbagai kegiatan ini diharapkan bisa menambah atau semakin menghidupkan perekonomian daerah. Kalau hanya sekali-sekali, MotoGP dan WSBK saja, akan sayang sekali, karena terlalu banyak kosongnya,” ujar Abdulbar yang pada Oktober 2017 mulai berkomunikasi dengan CEO Dorna Sports Carmelo Ezpeleta untuk membawa MotoGP kembali ke Indonesia.
Seiring dengan penuntasan berbagai fasilitas pendukung sirkuit, ajang di Sirkuit Mandalika juga akan terus ditambah. Salah satu incaran ITDC adalah balap mobil ketahanan atau World Endurance Championship (WEC). Ajang balap yang diikuti oleh para mantan pebalap Formula 1 itu memerlukan fasilitas lampu sehingga bisa menjalani balapan delapan jam beruntun. Balapan malam menjadi konsekuensi dari kondisi cuaca di Mandalika yang sangat panas pada siang hari.
Namun, untuk balapan MotoGP dan Superbike, ujar Abdulbar, balapan akan tetap berlangsung siang hari karena penonton juga akan bisa melihat keindahan pantai-pantai di sekitar sirkuit. Tayangan langsung televisi juga akan lebih menarik pada siang hari dengan lokasi sirkuit di tengah surga wisata bahari tersebut. Sementara untuk balap ketahanan, karena memakan waktu delapan jam, akan berlangsung hingga malam. Peluang mendatangkan WEC itu akan terus dikaji potensinya.
Bahkan, balapan Formula 1 juga menjadi salah satu mimpi ITDC. Namun, saat ini Sirkuit Mandalika belum memenuhi syarat FIA untuk Formula 1 yang sangat banyak dan detail. ”Dari awal kita sudah merencanakan untuk balap roda empat karena kalau hanya roda dua sangat terbatas. Suatu hari nanti F1 juga diharapkan bisa digelar di sini. Tetapi, kita harus sadar bahwa F1 itu syaratnya sangat ketat dan demanding, selain itu licence fee-nya sangat tinggi,” ungkap Abdulbar.
”Saat ini, kita belum siap untuk F1, tetapi untuk GT World Challenge bisa karena itu masuk dalam grade B FIA,” ujar Abdulbar.
Sementara terkait dengan pembenahan sirkuit setelah MotoGP berlangsung pada Minggu (20/3/2022) lalu, ia mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu hasil evaluasi dari FIM dan Dorna Sports. Evaluasi akan meliputi aspek penyelenggaraan serta kondisi trek.
”Pasti setelah ini akan ada laporan dan review dari FIM dan Dorna, tetapi sampai detik ini belum ada. Kita masih menunggu itu, dan berdasarkan itu kami akan melakukan perbaikan-perbaikan. Saat ini waktunya lumayan longgar, kalau sebelumnya kan pramusim Februari dan kemudian ada catatan untuk melakukan perbaikan dalam waktu sebulan. Kalau saat ini lebih longgar, karena balapan berikutnya masih November (Superbike, 11-13 November), jadi lebih longgar untuk melakukan itu,” tutur Abdulbar.
Sebelumnya, Direktur Operasi dan Inovasi Bisnis ITDC Arie Prasetyo juga menyatakan masih menunggu penilaian dari FIM terkait kondisi trek. ”Terkait trek, kita masih menunggu catatan dari FIM, kita sesuaikan dengan mereka. Kita (ITDC) belum pernah bikin sirkuit di Indonesia dan masih learning by doing. Kita lihat nanti catatan apa yang perlu dilakukan, pasti akan kami lakukan untuk WSBK, dan terutama hingga setahun ke depan sampai dengan MotoGP lagi,” kata Arie.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Rombongan pebalap melaju saat balapan Moto3 seri Pertamina Grand Prix of Indonesia 2022 di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, Lombok Tengah, NTB, Minggu (20/3/2022). Pebalap Idemitsu Honda Team Asia, Somkiat Chantra, berhasil menjadi juara dengan diikuti pebalap Mooney VR46, Celestino Vietti, dan pebalap Flexbox HP40, Aron Canet. Sirkuit Mandalika akan menjadi tuan rumah berbagai ajang selain balap motor MotoGP dan World Superbike.
Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association Priandhi Satria mengatakan, penilaian dari FIM baru akan disampaikan dalam dua pekan setelah balapan MotoGP seri Indonesia. ”Tadi saya berbicara dengan mereka, dalam dua minggu ini akan memberikan evaluasi mereka terkait balapan hari ini. Rekomendasi akan menyeluruh terkait penyelenggaraan dan trek. Semua yang berhubungan dengan balapan MotoGP akan diberikan rekomendasi oleh FIM secara resmi dan tertulis,” ungkap Priandhi seusai balapan di Mandalika.