Manchester City menjadi tim dengan pemasukan tertinggi selama musim 2020-2021. Selain itu, ”The Citizens” adalah klub pertama yang berhasil ”rebound” dari krisis finansial akibat pandemi Covid-19.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
AFP/POOL/PETER POWELL
Kapten Manchester, City Fernandinho, mengangkat trofi Liga Primer Inggris 2020-2021 dalam acara penganugerahan seusai laga City melawan Everton di Stadion Etihad, Manchester, Inggris, 23 Mei 2021. Sukses City meraih banyak trofi mengantar mereka menjadi tim dengan pendapatan terbesar musim 2020-2021.
LONDON, SELASA — Setelah menjadi kekuatan dominan di Liga Primer Inggris lima musim terakhir, Manchester City mencatat tonggak baru berupa kejayaan di luar lapangan. Dalam laporan yang dikeluarkan firma akuntan publik, Deloitte, bertajuk ”Football Money League 2022”, ”The Citizens” untuk pertama kali menjadi klub dengan pendapatan finansial tertinggi di dunia.
Selama musim 2020-2021, City mencatat pemasukan sebesar 645 juta euro, atau sekitar Rp 10,16 triliun. Jumlah itu meningkat sekitar 17 persen dibandingkan dengan pendapatan edisi 2019-2020, yakni 549 juta euro (Rp 8,65 triliun).
Lebih dari separuh pendapatan City, atau sekitar 52 persen berasal dari hak siar yang mencapai 336 juta euro (Rp 5,3 triliun). Angka hak siar yang paling signifikan didapat City berasal dari Liga Champions Eropa sebesar 129,5 juta euro (Rp 2,04 triliun). Nilai itu menjadi pemasukan hak siar tertinggi klub di kompetisi Eropa.
The Citizens juga menerima 308 juta euro (Rp 4,85 triliun) dari kontrak komersial dengan belasan sponsor, atau hampir 48 persen pemasukan klub.
TANGKAPAN LAYAR LAMAN DELOITTE
Sebanyak 20 klub sepak bola dengan pendapatan terbesar musim 2020-2021 menurut Deloitte. Untuk pertama kali, Manchester City menempati peringkag teratas.
Nilai kontrak sponsor terbesar City dipegang maskapai penerbangan Uni Emirat Arab, Etihad, yang telah menjalin kerja sama sejak musim 2009-2010. City menerima 67,5 juta euro (Rp 1,06 triliun) per tahun dari Etihad.
Di sisi lain, pertandingan tanpa penonton selama musim 2020-2021 membuat City, termasuk klub lainnya dalam daftar Football Money League 2022, belum memiliki pendapatan signifikan dari tiket pertandingan. City pun hanya menerima 800.000 pounds (Rp 12,6 miliar) dari pendapatan laga kandang.
Jumlah itu berasal dari satu laga kandang yang dihadiri penonton musim lalu, yakni laga kandang terakhir melawan Everton. Seusai laga itu, dilakukan penyerahan trofi juara Liga Inggris, trofi ketiga City dalam empat musim terakhir.
”Periode ini City menghasilkan pendapatan komersial yang lebih besar dari rival sekota, Manchester United. Mungkin ini adalah sinyal perubahaan dalam kemampuan menghasilkan pendapatan dari klub top Liga Primer Inggris,” kata Kepala Grup Bisnis Olahraga Deloitte Dan Jones dalam keterangan, Senin (21/3/2022).
OLI SCARFF
Pengatur serangan Manchester City, Kevin de Bruyne (kedua dari kanan), dikerumuni rekan-rekannya setelah mencetak gol pertama City ke gawang Chelsea pada laga Liga Inggris antara City dan Chelsea di Stadion Etihad, Manchester, 15 Januari 2022.
”Rebound” era Covid-19
Dengan tingkat pendapatan tersebut, City menjadi tim pertama dan satu-satunya yang telah rebound dari merosotnya pemasukan pada era Covid-19. City telah melampaui pendapatan sebelum masa pandemi, dengan catatan tertinggi 611 juta euro (Rp 9,63 triliun) pada laporan Money League 2020.
Hal serupa disampaikan firma finansial KPMG melaluiThe European Champions Report 2022. Pendapatan sebesar 644 juta euro (Rp 10,15 triliun) adalah catatan tertinggi City dalam sejarah klub.
Mungkin ini adalah sinyal perubahan dalam kemampuan menghasilkan pendapatan dari klub top Liga Primer Inggris.
”Rekor pendapatan City itu didasari gelar ganda domestik, yaitu liga dan Piala Liga. Namun, pendapatan paling signifikan adalah efek dari keberhasilan klub mencapai final Liga Champions untuk pertama kali,” kata Kepala Olahraga KPMG Global Andrea Sartori dalam laporan, Januari lalu.
CEO City Ferran Soriano mengungkapkan, pihaknya mencatat rekor pendapatan tertinggi dengan 569,8 juta pounds (Rp 10,8 triliun) pada musim 2020-2021. Dengan pemasukan itu, City menghasilkan neraca keuangan positif sebesar 2,4 juta pounds (Rp 45,5 miliar) dibandingkan dengan total pengeluaran klub.
AP PHOTO/MATT DUNHAM
Pelatih Manchester City Pep Guardiola memberikan instruksi kepada para pemainnya pada laga Liga Inggris antara Crystal Palace dan City di Stadion Selhurst Park, London, 14 Maret 2022.
Soriano menegaskan, City telah keluar dari disrupsi finansial yang dihadapi pada era pandemi. Oleh karena itu, City akan berusaha terus meningkatkan pemasukan yang ditunjang prestasi di lapangan hijau.
”Kami tidak bisa mengelak rasa sakit karena gagal meraih trofi Liga Champions musim lalu di Porto. Kami telah menatap ke depan bahwa kami akan berjuang untuk mendapatkan kesuksesan lebih besar dalam perjalanan kami pada tahun-tahun berikutnya,” ucap Soriano dilansir The Athletic.
Tim keempat
Dengan berada di peringkat pertama, jumlah pendapatan pada musim lalu, City menjadi tim keempat yang merasakan puncak daftar Football Money League sejak dirilis pertama kali pada 2006. Money League mencatat 20 tim dengan pendapatan tertinggi tiap musim.
Tiga tim lainnya yang pernah menduduki peringkat pertama ialah Real Madrid, Barcelona, dan Manchester United. City pun menjadi tim Inggris pertama yang bisa berada di atas MU dalam peringkat pendapatan finansial itu.
AP PHOTO/DAVE THOMPSON
Penyerang senior Sergio Aguero diangkat oleh rekan-rekannya setelah membawa Manchester City menjadi juara Liga Inggris seusai mengalahkan Everton di Stadion Etihad, Manchester, 23 Mei 2021. Laga itu juga menjadi laga terakhir Aguero bagi City sebelum pindah ke Barcelona.
City baru masuk dalam daftar itu pada edisi 2008 dengan berada di posisi ke-17. Pada 2013, The Citizens untuk pertama kali menembus 10 dengan berada di posisi ketujuh.
Lima tahun berselang, City untuk pertama kali masuk peringkat lima besar. Sejak itu, City konsisten berada di peringkat kelima. Pada 2020, City sempat turun ke peringkat keenam, lalu kembali menyentuh posisi kelima tahun lalu.
Berbeda dengan City, 19 klub lain dalam daftar tahun ini masih belum bisa meraih pemasukan lebih tinggi dari tahun 2019. Hal itu terlihat pada pendapatan empat tim besar lain, yaitu Real Madrid, Bayern Muenchen, Barcelona, dan MU yang masih lebih kecil dari pemasukan 2019.
”Peningkatan pemasukan itu adalah buah dari investasi pemilik yang menghasilkan raihan trofi secara reguler. Itu yang membuat banyak perusahaan berlomba mendukung City karena mereka ingin jenamanya hadir di samping trofi juara liga terbaik di dunia,” ujar Kieran Maguire, pakar finansial sepak bola, kepada Manchester Evening News.
AP PHOTO/MATT DUNHAM
Pemain tengah Crystal Palace, Cheikhou Kouyate (kiri) berduel dengan pemain depan Manchester City, Jack Grealish pada laga Liga Inggris antara Crystal Palace dan City di Stadion Selhurst Park, London, 14 Maret 2022.
Dikuasai Inggris
Money League 2022 juga mempertegas kekuasaan klub Inggris dalam peredaran uang di industri sepak bola dunia. Sebanyak 11 klub Liga Primer Inggris masuk daftar itu.
Selain tim papan atas, seperti City, MU, Liverpool, Chelsea, dan Tottenham Hotspur menduduki peringkat 10 besar, dominasi Inggris diperkuat kehadiran Arsenal, Leicester City, West Ham United, Wolverhampton Wanderers, Everton, dan Aston Villa. Enam tim itu masing-masing berada di peringkat 11, 15, 16, 17, 18, dan 20.
Wolverhampton menjadi tim debutan dalam ranking Money League. Adapun Villa kembali masuk dalam jajaran tim elite itu sejak pertama kali berada di daftar itu pada laporan 2011.
”Klub Inggris menyumbang 55 persen dari akumulasi pemasukan 20 klub termakmur di Eropa selama musim 2020-2021,” kata Jones, yang menyebut total pendapatan itu ialah 8,17 miliar euro (Rp 154,89 triliun). (AFP/AP)