Penampilan apik pelari Lalu Muhammad Zohri di Kejuaraan Dunia Indoor jadi asa dirinya dapat momentum kembangkitan di tahun ini. Dia diharapkan bisa meraih emas sekaligus memecahkan rekornas pada SEA Games nanti.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
RONY ARIYANTO NUGROHO
Ekspresi sprinter putra NTB, Lalu Muhammad Zohri, saat masuk finis pertama pada final 100 meter putra cabang atletik PON Papua 2021 di Stadion Atletik Mimika Sport Complex, Kota Timika, Kabupaten Mimika, Papua, Rabu (6/10/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Penampilan apik pelari andalan Indonesia, Lalu Muhammad Zohri, pada nomor lari 60 meter Kejuaraan Dunia Indoor 2022 di Belgrade, Serbia, bukan hanya sukses secara rekor. Performa pelari asal Nusa Tenggara Barat itu pun menjadi sinyal positif untuknya mewujudkan target meraih emas, bahkan memecahkan lagi rekor lari 100 meter dalam SEA Games 2021 di Vietnam pada Mei.
”Di Kejuaraan Dunia Indoor, teknik Zohri sudah membaik, terutama selepas dari start block. Lari 60 meter bisa menjadi bahan evaluasi sebelum dia tampil dalam 100 meter SEA Games. Tinggal nanti, tim kepelatihan menggenjot lagi teknik Zohri dalam meminimalkan perlambatan jelang finis karena dia kadang kurang ngotot jelang finis, lebih-lebih kalau persaingan dengan lawannya kurang ketat,” ujar Manajer Pelatnas Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Agustinus Ngamel ketika dihubungi, Senin (21/3/2022).
Selang tiga tahun setelah secara berturut-turut memecahkan rekor nasional 100 meter, Zohri kembali mengukir sejarah. Dalam heat tiga babak penyisihan Kejuaraan Dunia Indoor 2022 di Belgrade, Serbia, Sabtu (19/3/2022), pelari berusia 21 tahun itu berhasil memecahkan rekor nasional 60 meter dengan waktu 6,58 detik. Rekor sebelumnya dipegang rekan sedaerahnya, Sapwatturahman, dengan 6,73 detik pada Kejuaraan Asia Indoor di Hangzhou, China, 18 Februari 2012.
Dari rekaman video, tampak Zohri bisa keluar cukup cepat dari start block dengan teknik mulus yang selama ini jadi pekerjaan rumah yang terus dibenahi dalam latihan. Dia sempat bersaing ketat dengan dua pesaing terberatnya, yakni pelari Pantai Gading, Arthur Cisse, yang akhirnya finis pertama dan pelari Jepang, Shuhei Tada, yang akhirnya finis kedua.
RONY ARIYANTO NUGROHO
Ekspresi sprinter NTB, Lalu Muhammad Zohri, seusai masuk finis dalam final lari 200 meter putra cabang atletik PON Papua 2021 di Stadion Atletik Komplek Olahraga Mimika, Timika, Papua, Senin (11/10/2021). Zohri memecahkan rekor nasional lari 60 meter putra pada Kejuaraan Dunia Indoor 2022 di Belgrade, Serbia, 18-20 Maret 2022.
Namun, sekitar 30 meter sebelum finis, Zohri mulai melambat sehingga harus puas finis ketiga. Seusai finis, dia beberapa kali tertangkap kamera memegangi paha kanannya. Ternyata, dirinya mengalami cedera hamstring kanan yang membuatnya tidak mengikuti heat dua semifinal. Padahal, dirinya masuk unggulan kesembilan di babak tersebut.
Menurut Agus, kalau tolok ukurnya teknik selepas start block, Zohri semestinya bisa mencatat waktu lebih baik sekitar 6,4 detik. Apalagi, salah satu kelebihannya akselerasi di tengah lintasan. Akan tetapi, mungkin karena ada cedera, dirinya tidak bisa meminimalkan perlambatan dengan baik sebelum finis.
”Kami belum tahu pasti apa penyebab cedera Zohri. Mungkin, cedera itu karena kondisi lintasan 60 meter dan 100 meter berbeda dan dia baru pertama kali ini ikut lomba 60 meter. Di 60 meter, sehabis finis, lintasannya agak menanjak dan ada tembok penahan laju pelari. Mungkin, dia cedera sebelum finis atau karena membentur dinding penahan tersebut. Kami akan menganalisisnya lebih lanjut sesampai dia di Jakarta (yang direncanakan tiba pada Senin malam),” katanya.
Menjaga ritme
Selain berharap cedera Zohri tidak parah, lanjut Agus, mereka berharap pelari yang masuk daftar 30 tokoh berusia di bawah 30 tahun dalam bidang hiburan dan olahraga Asia 2021 Forbes ini bisa mempertahankan ritme positifnya. Dalam perjalanan kariernya, sekali mendapatkan momentum positif, grafik Zohri cenderung terus meningkat.
AP PHOTO/VINCENT THIAN
(Dari kiri ke kanan) pelari Bahrain, Andrew Fisher; Lalu Muhammad Zohri dari Indonesia; dan Wang Wei-hsu dari Taiwan bersaing pada final nomor 100 meter Kejuaraan Asia Atletik 2019 di Stadion Khalifa, Doha, Qatar, Selasa (23/4/2019) dini hari WIB. Zohri meraih medali perak dengan catatan waktu 10,13 detik yang juga menjadi rekor nasional dan Asia Tenggara.
Setelah menjadi yang terbaik dengan waktu 10,27 detik dalam Kejuaraan Asia Yunior di Gifu, Jepang, 8 Juni 2018, Zohri keluar sebagai yang terbaik dengan 10,18 detik dalam Kejuaraan Dunia U-20 di Tampere, Finlandia, 11 Juli 2018. Dia juga turut andil saat tim estafet 4 x 100 meter merebut perak sekaligus memecahkan rekor nasional dengan 38,77 detik dalam Asian Games Jakarta-Palembang, 30 Agustus 2018.
Setahun berikutnya menjadi tahun terbaiknya sejauh ini. Setidaknya, Zohri tiga kali berturut-turut mempertahankan rekor nasional. Pertama, dia mencatat waktu 10,15 detik tatkala finis kedua heat dua semifinal Kejuaraan Asia di Doha, Qatar, 22 April 2019. Catatan itu 0,02 detik lebih cepat dibanding rekor nasional sebelumnya milik Suryo Agung pada SEA Games di Vientiane, Laos, 13 Desember 2009.
Kemudian, dia mempertajam rekor itu dengan 10,13 detik saat meraih perak Kejuaraan Asia di Doha, 22 April 2019. Tak lama, dirinya mempertegas rekor dengan 10,03 detik ketika merengkuh perunggu Seiko Golden Grand Prix di Osaka, Jepang, 19 Mei 2019.
Sayangnya, setelah itu, Zohri beberapa kali dilanda cedera sehingga kurang optimal dalam Kejuaraan Dunia di Doha, 27 September 2019. Pandemi Covid-19 yang menghantam mulai awal 2020 menyebabkan dia tidak berlaga sama sekali sepanjang 2020. Pada 2021, dirinya mengikuti tiga kejuaraan, yakni pemanasan Olimpiade Tokyo, 9 Mei; Olimpiade Tokyo, 31 Juli; dan Pekan Olahraga Nasional Papua, 6 Oktober.
AFP/GIUSEPPE CACACE
Pelari andalan Indonesia, Lalu Muhammad Zohri (ketiga dari kiri), berlari saat babak penyisihan nomor 100 meter Olimpiade Tokyo 2020 di Stadion Olimpiade, Tokyo, 31 Juli 2021. Zohri bersaing dengan pelari Yuki Koike (Jepang), Kemar Hyman (Kepulauan Cayman), dan Xinyue Su (China).
Tetapi, dari catatan waktu, hasil dari semua kejuaraan itu jauh di bawah performa terbaiknya. ”Kami harap seusai Kejuaraan Dunia Indoor, mental Zohri bisa terus menanjak, khususnya untuk SEA Games dan Asian Games (di Hangzhou, 10-25 September) yang menjadi target utama tahun ini. Dia punya potensi untuk lebih baik dari ini,” kata Agus.
Menembus 10 detik
Agus menuturkan, kalau kondisi bugar dan perbaikan teknik berjalan lancar, Zohri diyakini bisa menembus 10 detik atau mencapai waktu di bawah 10 detik. Target yang sudah lama diidamkan oleh Zohri itu boleh jadi terwujud dalam SEA Games.
”Kami terus berusaha agar Zohri bisa mencapai waktu di bawah 10 detik. Sejak awal tahun ini, kami intens membenahi tekniknya, terutama pada start blok. Kami bekerja sama dengan tim medis, fisioterapi, dan biomotorik untuk meningkatkan titik lemahnya. Mudah-mudahan di SEA Games nanti, dia bisa berlari di bawah 10 detik,” tuturnya.
Jelang Kejuaraan Dunia Indoor, Zohri menyampaikan, ajang itu sangat penting untuk mengembalikan naluri berkompetisinya. Sebab, dia cukup lama tidak berlomba sehabis mengikuti PON. ”Kejuaraan ini menjadi pemanasan saya sebelum ke SEA Games. Semoga dengan ini, saya bisa memberikan yang terbaik pada SEA Games nanti,” kata Zohri yang mendambakan bisa mencatat waktu 9,98 detik tersebut.