Dalam wawancara di Mandalika, Joan Mir, pebalap Suzuki Ecstar dan juara dunia MotoGP 2020, mengaku sangat terpesona dengan Indonesia. Ia pun berjanji akan kembali ke Tanah Air untuk berlibur.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
Joan Mir, pebalap Suzuki Ecstar yang menjadi juara dunia MotoGP 2020, menceritakan kesannya hadir di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, untuk mengikuti balapan seri kedua MotoGP 2022 di Indonesia. Dalam wawancara yang hangat dan penuh canda, ia mengaku terkesan dengan antusiasme publik Tanah Air dan membeberkan bagian favoritnya dari Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika yang eksotis.
Berikut petikan wawancara dengan Mir yang difasilitasi Suzuki Indonesia, Jumat (18/3/2022) malam, di NTB.
Halo, selamat malam Joan Mir. Selamat datang di Indonesia. Bagaimana Anda melihat sambutan warga Indonesia dalam rangka balapan di Sirkuit Mandalika?
Terima kasih. Saya sangat senang dengan sambutan masyarakat (Indonesia). Mereka terlibat dan menyambut dengan luar biasa. Semoga sambutan dan dukungan saat hari balapan lebih luar biasa lagi sehingga saya dapat juga memberikan (tontonan) yang spesial di lintasan. Negeri ini sangat bagus dan saya senang bisa balapan di sini. Saya tidak sabar untuk jadi bagian balapan yang setelah lama (25 tahun) tidak ada MotoGP di Indonesia. Sulit masuk di akal mengapa balapan besar (MotoGP) lama tidak hadir di sini dengan antusiasme dan sambutan masyarakat yang luar biasa. Semoga tahun-tahun berikutnya, Mandalika rutin jadi penyelenggara balapan. Saya senang di sini. Saya sudah ingin kembali, tetapi tentu di luar balapan. Liburan. Saya ingin mencoba selancar. Pantainya indah.
Saat parade pebalap di Jakarta, Anda sepertinya satu-satunya pebalap MotoGP yang memakai sepeda motor berbeda. Lainnya sepeda motor CC besar, Anda pakai yang Suzuki Gixxser 250 CC. Mengapa?
Lho, bukankah itu keren, saya tampil berbeda, ha-ha-ha. Sepeda motor yang besar cocok di sirkuit. Anda perlu emosi untuk mengendarainya dan memenangi balapan. Nah, yang CC kecil cocok untuk di kota dan saya menikmatinya. Gixxser itu sepeda motor yang lembut, enak dikendarai. Cocoklah untuk masyarakat berkendara di kota.
Lalu, apa sepeda motor Suzuki favoritmu dan apakah punya SIM untuk mengendarainya di jalan raya?
Oh. Hayabusa (Suzuki GSX 1300R), sepeda motor yang sangat cepat dan nyaman dikendarai. Eu, eu, kalau soal SIM, saya harap bisa segera mendapatkannya, ha-ha-ha. Tetapi, Anda perlu tahu, banyak pebalap belum punya SIM berkendara di jalan raya. Saya membalap sejak usia 10 tahun, tumbuh dan mahir di sirkuit. Di sirkuit tidak butuh SIM, kan? ha-ha-ha. Memang, ketika di jalan raya, tentunya berbeda cara mengendarainya dan diperlukan SIM. Setelah balapan, semoga saya bisa segera mengurus dan mendapatkan SIM.
Bagaimana suasana hati Anda untuk memenangi balapan di Mandalika?
Saya berharap dan sangat berharap. Di Qatar, seri sebelumnya, kami memulai dengan sangat baik saat sesi latihan. Namun, di hari balapan, ternyata hasilnya tidak linier. Nah, kami di tim berkelakar, apakah saat latihan tadi (Jumat siang) kami tidak perlu bagus asalkan di hari balapan (Minggu) menang, ha-ha-ha. Sirkuit Mandalika ini telah diaspal lagi dan saat sesi latihan tadi saya sudah mencobanya dan terasa cukup baik. Ada bagian di mana saya bisa kencang, bagian lain harus melambat, memperhatikan kondisi ban, dan lain-lain. Oh, soal bagian favorit, saya suka di tikungan sebelum yang terakhir, oh (tikungan) 16, ya. Paling berbeda dengan lainnya, untuk pengereman, sudut membalap, dan bagaimana bisa tetap kencang.
Anda sudah merasakan perbedaan aspal saat uji coba beberapa waktu lalu dan ketika tadi latihan. Bagaimana pendapat Anda?
Ya, sirkuit ini cukup baik. Sebenarnya, untuk pengaspalan perlu waktu sehingga lapisannya baik dan dapat memaksimalkan penampilan pebalap. Namun, di sini, segalanya berlangsung dengan cepat. Semoga tidak ada masalah dan balapan berlangsung menarik.
Oh ya, soal cuaca yang panas di Mandalika, apakah Anda bisa mengatasinya?
Soal cuaca yang panas, saya perlu tambahan es untuk menyesuaikan dengan kondisi tubuh. Yang penting, jangan sampai cuaca yang amat panas membahayakan pebalap. Saya tidak tahu sampai batas mana dapat mengatasi cuaca yang panas.