Para pebalap akan memulai dari nol lagi untuk menemukan setelan motor untuk balapan di Mandalika dengan kondisi aspal baru, alokasi ban yang berbeda dengan saat tes pramusim, serta kondisi cuaca panas yang menyengat.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
PRAYA KOMPAS — Cuaca panas dengan kelembaban yang tinggi di Mandalika, serta kondisi aspal baru dari Tikungan 17 hingga 5, dan perubahan alokasi ban dengan lapisan yang lebih keras memerlukan kompromi baru dalam penyetelan motor. Para pebalap pun perlu bergerak cepat untuk menemukan basis motor yang tepat untuk menjalani balapan. Fokus pebalap akan lebih tertuju ke pilihan ban untuk mendapatkan performa motor serta ban bisa tahan hingga akhir balapan.
Pol Espargaro, pebalap tercepat saat tes pramusim di Mandalika, 11-13 Februari lalu, bahkan menilai, dirinya akan memulai dari awal lagi karena banyak yang telah berubah di sirkuit sepanjang 4,31 kilometer itu.
Kita sudah tahu lebih baik tentang sirkuit ini dengan pilihan ’girboks’ yang sangat penting untuk mendapatkan tenaga, juga setelan elektronik. Namun, terkait ban, kami akan mulai dari nol lagi dengan ban baru dan aspal baru di sejumlah tikungan.
”Kita sudah tahu lebih baik tentang sirkuit ini dengan pilihan girboks yang sangat penting untuk mendapatkan tenaga, juga setelan elektronik. Namun, terkait ban, kami akan mulai dari nol lagi dengan ban baru dan aspal baru di sejumlah tikungan. Tes pramusim memang sangat penting bagi kami, tetapi kami akan memulai semuanya dari nol karena kondisi yang berubah,” kata pebalap tim Repsol Honda itu saat konferensi pers di Mandalika, Kamis (17/3/2022).
Meskipun harus memulai dari awal lagi, Espargaro tetap optimistis dirinya bisa bersaing ketat untuk meraih podium, bahkan kemenangan. Dia membawa motivasi besar setelah meraih podium ketiga di Qatar karena motor barunya bisa dipacu sesuai dengan gaya membalapnya yang bertumpu pada pengereman keras.
”Tahun ini pertama kali saya mendapat paket motor yang memungkinkan saya untuk bersaing meraih podium. Motor saat ini berubah banyak dibandingkan dengan tahun lalu. Sekarang saya siap untuk sesuatu yang berbeda, saya membalap dengan level saya dan motor di posisi yang tepat dan lebih cepat dari sebelumnya, saya siap meraih sesuatu yang belum pernah saya capai,” ujar rekan setim Marc Marquez itu, yang memburu gelar juara dunia MotoGP.
”Saya menikmati tempat ini dengan pramusim yang bagus di sini. Tidak mudah menjalani tiga hari tes di sini, tetapi bukan hanya pebalap yang cepat di sini. Enea (Bastianini) sangat cepat, Marc sangat cepat, Fabio sangat cepat. Para pebalap pabrikan Ducati tidak terlalu cepat, tetapi mereka akan di sana setelah mengatasi masalah di Qatar,” ujar Espargaro.
”Saya menduga balapan yang ketat, semua pebalap akan berada di sana dan semoga kami bisa berada di sana juga, sama dengan di Qatar, dan bertarung untuk sesuatu yang besar,” ujar pebalap asal Spanyol itu.
Bastianini yang menang di Qatar juga menilai persaingan di Mandalika akan sangat ketat sehingga memerlukan konsentrasi tinggi. ”Persaingan di MotoGP sangat ketat dan di sini kita tertinggal 0,2 detik akan berada di posisi ke-15,” kata pebalap Gresini Racing yang menargetkan masuk lima besar musim ini.
Sementara bagi Fabio Quartararo yang menjadi pebalap tercepat kedua di Mandalika saat tes pramusim berharap performa Yamaha bisa maksimal di trek yang tidak banyak lintasan lurus panjang ini. Dia sangat kuat di Mandalika dengan pace yang kompetitif saat tes, tetapi dia menilai, pilihan ban akan sangat penting untuk menentukan hasil balapan.
”Banyak yang berubah, terutama ban, tetapi saya merasa bagus dan konsisten. Kami juga sudah tahu tentang pilihan girboks selama tes, dan tahu apa yang diharapkan dari balapan. Namun, akan super penting menentukan ban apa yang akan dipakai mulai besok, dan bekerja dengan ban balapan akan sangat penting,” kata pebalap tim Monster Energy Yamaha itu.
Dia juga menilai, M1 akan lebih cocok di sirkuit dengan trek yang tidak memiliki trek lurus panjang, seperti Mandalika. Defisit kecepatan puncak motornya terekspose di Qatar, di mana dia hanya bisa finis di posisi ke-9.
”Menurut saya, yang lebih sesuai adalah lintasan lurus yang lebih pendek. Saat tes, saya melakukan time attack di saat terakhir hari ketiga, Pol sudah berada di garasi dan pada pagi hari itu jauh lebih sulit. Kita lihat saja. Kami semua memiliki Jumat dan Sabtu untuk memahami trek. Kita lihat juga prakiraan cuaca, tetapi yang pasti adalah saya akan melakukan yang terbaik untuk bersaing di mana kami merasa kami bisa bertarung,” ucap Quartararo.