Liverpool menjadi favorit juara liga setelah sembilan kemenangan beruntun dan melewati hadangan Arsenal. Tren performa mereka lebih menjanjikan dibandingkan sang juara bertahan, Manchester City.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, KAMIS – Liverpool agaknya tidak perlu menunggu tiga puluh tahun untuk kembali menjuarai Liga Inggris. Mereka menggenggam takdir juara pada pekan ke-29 setelah sukses melewati ujian besar dari Arsenal. Meskipun masih tertinggal satu poin dari Manchester City, “Si Merah” dipastikan merengkuh juara jika bisa menyapu bersih laga tersisa.
Manajer Liverpool Juergen Klopp sangat lega seusai timnya menang atas Arsenal 2-0 di Stadion Emirates, pada Kamis (17/3/2022) dini hari WIB. Menurut dia, laga itu penuh intrik. Kedua tim yang sedang dalam tren positif sama-sama punya kans sama untuk saling mengalahkan.
Namun, mentalitas juara skuad Liverpool berbicara banyak dalam laga ketat itu. Mereka pulang dengan tiga poin karena mampu memanfaatkan peluang kecil yang berawal dari kesalahan lawan. Penyerang Diogo Jota dan Roberto Firmino menjadi eksekutor sepasang gol kemenangan itu.
“Ini (kemenangan) sangat spesial jika dilihat dari situasi (tren) kami dan mereka. Kami tidak bermain brilian pada babak pertama, tetapi berhasil mengembalikan permainan ke arah yang tepat. Anda harus waspada karena mereka adalah ancaman yang besar saat ini,” kata Klopp.
Setelah meraih sembilan kemenangan beruntun di liga, Liverpool saat ini hanya terpaut satu poin dari pemuncak klasemen sementara, Manchester City. Tim asuhan Klopp mulai merebut kendali perebutan gelar. Mereka akan juara jika bisa memenangi sembilan laga tersisa. Adapun salah satu laga di antaranya melawan City.
Menurut Klopp, timnya sama sekali tidak memikirkan sang kompetitor. Mereka hanya peduli terhadap penampilan sendiri. Fokus itulah yang membawa mereka jadi tim paling konsisten sejak Januari. Klopp akan memakai pendekatan serupa hingga akhir musim.
“Momentum adalah hal yang paling gampang hilang. Kami punya periode bagus, tinggal terpaut satu poin dari City. Namun, yang bisa kami lakukan hanya terus memenangkan pertandingan. Tidak ada laga yang mudah di liga luar biasa ini. Kami tetap harus melanjutkan tren ini,” tambahnya.
Dari sisi jadwal, Liverpool memang menghadapi jalan yang lebih terjal dibandingkan City. Firmino dan rekan-rekan masih harus bertemu tim kuat seperti Manchester United dan Tottenham Hotspur. City tidak berhadapan lagi dengan tim papan atas, kecuali Liverpool pada pekan ke-31.
Meskipun punya jadwal sulit dan tertinggal satu poin, “Si Merah” tetap lebih diunggulkan saat ini. Angin berpihak kepada mereka setelah tren kemenangan sejak awal tahun. Liverpool begitu istimewa karena selalu bisa menang walaupun tampil kurang bagus. Kedewasaan itu diperlihatkan dalam tiga kemenangan terakhir, termasuk di Stadion Emirates.
“Jika Anda Liverpool, Anda pasti akan sangat percaya diri menjalani sembilan laga tersisa. Anda masih aktif di seluruh kompetisi setelah memenangi Piala Liga. Anda punya lima pemain depan yang selalu bisa mengantar kemenangan. Anda juga punya kiper, bek, dan gelandang hebat,” ujar Gary Neville, mantan pemain Liga Inggris sekaligus pengamat Sky Sports.
Salah satu kunci utama dari tren positif Liverpool adalah kekuatan lini pertahanan dan ketajaman lini depan. Pertahanan mereka yang dipimpin Virgil van Dijk hanya kemasukan dua gol dalam sembilan laga terakhir. Saat bersamaan, lini serang yang dikomandoi Mohamed Salah sudah mencetak 23 gol.
Konsistensi di dua sisi lapangan itu tidak dimiliki City. Mereka yang bermain tanpa penyerang murni, sering kesulitan mencetak gol ketika berhadapan dengan tim yang bertahan total. Teranyar, skuad asuhan manajer Josep Guardiola ini dipaksa imbang oleh Crystal Palace 0-0. Adapun City kehilangan lima poin dalam empat laga terakhir.
Jika Anda Liverpool, Anda pasti akan sangat percaya diri menjalani sembilan laga tersisa. (Gary Neville)
“Liverpool hanya gagal mencetak gol sekali pada musim ini. City empat kali gagal mencetak gol. Itu bisa menjadi pembeda pada akhir musim. Saya tidak akan terkejut bila Liverpool keluar sebagai juara musim ini. Untuk pertama kali, Liverpool lebih diunggulkan,” pungkas Neville.
Guardiola masih percaya diri terlepas dari inkonsistensi timnya. Menurut dia, anak asuhnya mampu bermain fantastis dalam semua aspek. Hanya saja, mereka belum beruntung di kotak penalti lawan. Sang manajer percaya City akan bangkit dalam jadwal sisa liga. “Saya sudah berulang kali mengatakan. Masih banyak laga yang harus dimainkan musim ini,” katanya.
Sengitnya persaingan juara kali ini mirip dengan musim 2018-2019. Ketika itu, City menjuarai liga dengan hanya unggul satu poin atas Liverpool. Atmosfer kompetitif itu kembali terulang musim ini, tetapi sangat mungkin hasilnya berbanding terbalik. Jalan Liverpool terbuka lebar untuk meraih gelar liga ke-20. (AP/REUTERS)