Pebalap ”rookie” tim Gresini Racing, Fabio Di Giannantonio, memetik kepercayaan diri untuk bisa meraih hasil lebih baik di Mandalika berkat performa brilian rekan setimnya, Enea Bastianini, yang memenangi seri Qatar.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
PRAYA, KOMPAS – Fabio Di Giannantonio mendapat suntikan kepercayaan diri setelah Enea Bastianini,rekan setimnya di Gresini Racing, meraih kemenangan pada seri pembuka MotoGP 2022 di Lusail, Qatar. Pebalap rookie itu kini tahu bahwa motor Ducati Desmosedici bisa untuk memburu hasil lebih baik seiring dengan pemahaman pada karakter motor.
Kini, dia akan memperbaiki kesalahan seri pembuka, yaitu setelan pada bagian depan motor, untuk meraih hasil lebih baik di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, 18-20 Maret.
Pebalap asal Italia yang akrab disapa DiGia itu finis di posisi kedua dari bawah pada seri pembuka di Qatar. Dia memenangi persaingan dengan pebalap KTM Tech2, Raul Fernandez. Empat dari lima pebalap rookiemusim ini berada dalam rombongan yang sama, paling belakang, dengan Remy Gardner (Tech3) tercepat, diikuti oleh pebalap WithU Yamaha RNF, Darryn Binder. Satu rookie lain, Marco Bezzecchi (Mooney VR46 Racing), gagal finis karena terjatuh.
”Ini baru pekan kedua saya di MotoGP dan saya masih harus melanjutkan adaptasi di kategori ini,” ujar Di Giannantonio di Sirkuit Mandalika, Kamis (17/3/2022).
Persaingan sesama rookie sangat menyenangkan karena mereka dalam rombongan yang sama dan menjadi mirip seperti saat di Moto2. ”Kami para pebalap rookie berada dalam satu grup dan hanya (Marco) Bezecchi yang sedikit lebih cepat. Posisi Bezecchi (sebelum terjatuh) bisa menjadi milik kami jika kami tidak sedikit lebih lambat. Ya, menyenangkan, balapan seperti Moto2 karena kami bersama-sama dan itu bagus. Meskipun berada di posisi terakhir, kami bertarung mati-matian. Itu sangat menyenangkan, sangat keren,” ungkap pebalap Gresini yang disponsori oleh sejumlah perusahaan asal Indonesia tersebut.
Persaingan rookie yang setara itu menjadi hal bagus yang membuat DiGia merasa bisa bersaing lebih baik. Namun, faktor paling penting adalah dia bisa menemukan penyebab dirinya tidak bisa mencetak pace yang lebih baik saat di Qatar.
”Ada poin bagus dan kurang bagus. Poin bagusnya adalah itu merupakan balapan pertama saya di MotoGP, jadi saya tahu seperti apa balapan di kategori ini. Saya merasaberada di dalam grup pebalap, tetapi saya tidak bisa mencetak waktu lap bagus karena kami melakukan kesalahan dalam persiapan balapan. Akibatnya kami menjadi lebih lambat dari yang kami harapkan. Tetapi, saya adalah rookie, jadi tidak masalah melakukan kesalahan ini. Kami harus belajar dari akhir pekan itu untuk menjadi lebih baik,” ungkap DiGia.
Terkait kesalahan yang dia lakukan saat persiapan balapan, DiGia mengakui ada setelan yang membuat dia kehilangan feeling dengan ban depan. ”Di MotoGP sangat penting untuk memiliki feeling yang bagus pada ban depan, khususnya untuk mengerem dengan sangat keras dan untuk menyerang. Jika tidak memiliki feeling yang bagus di bagian depan, Anda tidak akan bisa menyerang dan tancap gas. Karena ban belakang bisa dikatakan ban untuk dikendalikan, ban depan lebih bisa dipaksa seperti yang Anda inginkan, tidak sama dengan Moto2 yang sedikit berkebalikan,” tutur DiGia.
DiGia menambahkan, pebalap harus berhati-hati dengan ban depan. Jika kehilangan feeling bagian depan, pebalap kehilangan semuanya dan menjadi lebih lambat.
”Jadi, kami melakukan kesalahan saat persiapan dan saya sedikit kehilangan feeling di depan saat membuka gas untuk menyerang dan berusaha menjadi lebih cepat untuk mencetak waktu lap yang lebih baik,” jelas pebalap asal Italia itu.
Enea luar biasa, dan hal bagusnya adalah kami berbagi datasehingga bisa melihat bagaimana dia mencapai performanya, bagaimana dia menyiapkan balapan.
Setelan motor yang baik akan meningkatkan kepercayaan pada motor sehingga berani untuk memacu motor mendekati limit. Itulah yang dilakukan oleh Enea Bastianini seiring dengan pengalaman satu tahun di MotoGP.
”Enea luar biasa, dan hal bagusnya adalah kami berbagi data sehingga bisa melihat bagaimana dia mencapai performanya, bagaimana dia menyiapkan balapan. Bagi kami, sangat penting ada dukungan dari Ducati dengan membagi data ini. (Performa Enea) itu juga menunjukkan motor kami bisa sangat bagus di awal tahun, karena motor 2022 masih dalam pengembangan. Jadi, saya memiliki perasaan yang bagus untuk bertarung meraih hasil yang lebih tinggi,” ungkap DiGia.
Kini dia berusaha memahami karakter motor dengan lebih baik sehingga mendapatkan kepercayaan diri untuk memacu motor. Level itu akan dicapai seiring dengan pengalaman sehingga tercapai kompromi antara motor, setelan, dan gaya membalap.
”Kepercayaan diri yang tinggi pada motor, tetapi lebih seperti kepercayaan penuh pada motor. Kami hanya bisa memperbaiki gaya membalap, karena di MotoGP jika bisa menyesuaikan gaya membalap, waktu putaran Anda akan meningkat sangat banyak, lebih cepat,” tambah DiGia.
”Jika Anda berkendara hanya untuk menghindari sejumlah masalah yang Anda miliki, Anda akan lebih lambat 0,5 detik di setiap tikungan dan di akhir lap akan menjadi satu detik, dan Anda berada paling belakang. Itu berbedaan di MotoGP,” lanjut pebalap berusia 23 tahun itu.
DiGia mengatakan, hal itu bisa dilihat pada para pebalap di rombongan terdepan, yang memacu motor dengan cara seperti yang mereka mau, alamiah. Saat menambah dan mengurangi beban dengan berpindah posisi saat menikung, hal itu dilakukan secara alamiah. Adapun dirinya masih mengendarai motor sesuatu untuk menghindari masalah, dan itu yang membuat lajunya lebih lambat.
Terkait dengan balapan akhir pekan ini, DiGia berharap bisa meraih hasil lebih baik. Apalagi, dia melihat kondisi lintasan di Mandalika sudah lebih baik dan lebih bersih dibandingkan dengan saat tes pramusim.
”Menyenangkan melihat perbaikan yang mereka lakukan pada trek dibandingkan dengan sebulan lalu. Dengan pengaspalan ulang pasti akan membuat lebih cepat, karena terakhir kali di sini permukaan tidak bagus karena banyak kerikil yang lepas dari aspal. Waktu itu juga ada pekerjaan yang mereka lakukan di sekitar trek sehingga trek menjadi tidak terlalu bagus. Sekarang mereka melakukan pekerjaan yang bagus, dan saya juga sudah melihat sejumlah foto. Ya kita lihat saja, ini trek yang menyenangkan,” tutur DiGia.