Mandalika tidak hanya menyajikan balapan MotoGP, tetapi juga wisata alam yang menyegarkan jiwa. Mengunjungi pantai-pantai nan indah di Mandalika menjadi menu pembuka yang bergizi sebelum sajian utama menonton MotoGP.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
Balapan MotoGP di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika menjadi muara yang mempertemukan hiburan beroktan tinggi dengan ritme santai yang berembus dari deretan pantai nan elok. Dua kutub yang biasanya terpisah jauh itu kini menyatu dalam atmosfer Mandalika, menanti para pengunjung untuk menyegarkan jiwa dan raga. Pemegang tiket balapan MotoGP, 18-20 Maret, bak sekali dayung dua tiga pulau terlampaui karena bisa sekaligus menikmati alam Mandalika yang memang mooi.
Lokasi paling populer dan selalu ramai oleh pengunjung adalah Pantai Kuta, yang sangat dekat dengan sirkuit. Di pantai ini tersedia fasilitas paling lengkap, mulai dari hotel, kafe, restoran, hingga bar. Di area ini juga disediakan hiburan selama balapan MotoGP.
Berdekatan dengan Pantai Kuta ada Bukit Seger yang menghadap ke Tikungan 10 Sirkuit Mandalika. Tikungan itu paling ikonik karena kerb atau pembatas lintasan dan area run-off yang berisi kerikil dicat dengan desain tenun Sasambo, gabungan motif tenun tiga suku, Sasak, Samawa, dan Mbojo.
Bukit ini bisa diakses dari jalan di samping Hotel Novotel atau dari jalan di luar sirkuit yang titik masuknya dari depan gerbang tribune barat. Jika melewati jalan di samping Novotel, akan melewati jembatan kayu di samping patung Putri Mandalika yang berada di tengah laguna.
Waktu paling tepat mendaki Bukit Seger adalah menjelang matahari terbit karena udara masih sejuk dan bisa melihat matahari muncul dari cakrawala. Petang hari hingga senja juga menyajikan pemandangan indah ke arah sirkuit, yang terletak persis di tepi pantai. Di lokasi ini ada dua bukit, salah satunya yang didaki Marc Marquez saat tes pramusim MotoGP 11-13 Februari. Pebalap tim Repsol Honda itu berswafoto di puncak bukit dengan latar belakang laut yang diunggah di akun Instagram-nya.
Namun, selama akhir pekan balapan, 18-20 Maret, semua akses menuju Bukit Seger ditutup demi keamanan. Jika datang sebelum sesi latihan pertama, Jumat (18/3/2022), peluang menyaksikan sirkuit dari puncak Bukit Seger masih terbuka. Opsi lain adalah meluangkan waktu sebelum pulang, Senin (21/3/2022) pagi, untuk merekam panorama yang akan mengiringi perjalanan pulang.
Lokasi indah
Jika tidak sempat menikmati Bukit Seger karena kendala waktu, Mandalika masih memiliki banyak sekali lokasi yang indah. Bukit Merese juga ikonik dengan pemandangan ke Samudra Hindia serta di kejauhan terlihat Tikungan 8, 9, dan 10 Sirkuit Mandalika. Bukit Merese bisa diakses dari Bundaran Sungung ke arah Pantai Tanjung Aan, kemudian belok ke kanan.
Bukit Merese ini menjadi lokasi pertama bos Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta dan Carlos Ezpeleta, menjejakan kaki di Mandalika. Mereka duduk-duduk di rumput hijau di atas bukit itu bersama dengan Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) Abdulbar M Mansoer untuk melihat lokasi calon Sirkuit Mandalika.
Pesona alam nan elok dari Merese memegang peranan penting dalam membuat Dorna Sports sepakat membawa MotoGP kembali ke Indonesia. Jika ingin merasakan sensasi yang dirasakan oleh bapak-anak Ezpeleta, datanglah ke Merese. Pagi dan senja adalah momen terbaik menikmati panorama bahari dengan angin sepoi-sepoi sambil menikmati kopi.
Di kaki Bukit Merese masih ada lokasi yang tak kalah eloknya, yakni Pantai Tanjung Aan, dengan pasir putih merica karena mirip rempah khas Nusantara itu. Tanjung Aan juga menyimpan kisah geologi yang menarik karena merupakan jejak gunung api purba bawah laut. Salah satu jejaknya adalah batuan andesit purba, yang muncul di dekat bukit batu yang menjorok ke laut.
Di sini aman untuk belajar surfing karena ombak di dekat pantai dan tidak ada karang di bawahnya.
Pantai lain yang memesona adalah Mawun, yang berupa teluk berbentuk jamur diapit perbukitan. Pantai ini berair biru, yang kontras dengan pasir putih dan perbukitan hijau kekuningan di sekitarnya. Suasana tenang dan ritme lambat berkelindan dengan ombak kecil yang mengempas pantai.
Kapan saja mengunjungi Mawun, sensasinya tetap kuat. Jika datang pada siang hari, bisa duduk di teduhan pohon sambil menikmati kelapa muda yang menyegarkan.
Puas berselancar
Jika ingin belajar surfing, atau selancar ombak, lokasi paling tepat adalah di pantai Selong Belanak. Di sana ombaknya sudah cukup besar di dekat pantai, sehingga aman bagi para pemula. Warung-warung yang berjejer di pantai rata-rata menyediakan kursus surfing berdurasi dua jam dengan harga terjangkau.
Jika sudah cukup mahir membaca arus dan mengatur keseimbangan tubuh, bisa mencoba ombak di tengah laut yang lebih menantang.
”Di sini aman untuk belajar surfing karena ombak di dekat pantai dan tidak ada karang di bawahnya. Kalau yang di tengah, ada karangnya, jadi perlu skill yang sudah baik,” ujar Sandi, pengelola kursus surfing di Selong Belanak.
”Banyak wisatawan yang datang ke sini belum bisa surfing, tetapi kemudian belajar dan ketagihan. Mereka ada yang berasal dari Indonesia dan luar negeri. Aktivitas ini juga bagus untuk bakar lemak. Ada tamu saya empat tahun lalu dari Inggris, saat datang dulu beratnya hampir 100 kilogram, dia belajar surfing di sini kemudian ketagihan. Kini dia sudah langsing karena surfing terus,” cerita Sandi, yang pada hari itu seharian belum mendapat tamu.
Pandemi Covid-19 membuat pariwisata di Mandalika mati suri, sama seperti destinasi lain di seluruh dunia. Sandi dan para pelaku bisnis wisata berharap, gelaran MotoGP bisa menjadi awal mengembalikan geliat ekonomi di Lombok.
”Semoga dengan banyak penonton MotoGP, ada yang mampir ke pantai, hal itu akan sangat menyenangkan. Kami sudah terlalu lama menantikan hadirnya wisatawan. Semoga pandemi segera berakhir,” ujar Sandi.
Surfing menjadi aktivitas paling populer di Mandalika. Lokasi untuk aktivitas olahraga ini cukup banyak, mulai dari Gerupuk, Tanjung Aan, Seger, Mawun, Areguling, Mawi, hingga Selong Belanak. Pegiat surfing mayoritas wisatawan mancanegara, yang saat pandemi tidak bisa ke Mandalika.
Dengan hadirnya MotoGP, pariwisata Mandalika diharapkan kembali berdenyut. Kali ini, wisatawan domestik yang menjadi pelopornya, tentu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.