Indonesia Menjadi Legenda Via Mandalika
MotoGP menciptakan banyak sekali legenda, mulai dari para pebalap, sirkuit, kota penyelenggara, dan sponsor, melalui paparan yang masif ke penjuru bumi. MotoGP menjadi pintu masuk Mandalika dan Indonesia ke memori dunia.
PRAYA, KOMPAS¬ MotoGP musim 2022 memberikan paparan media yang sangat besar bagi Kawasan Mandalika dan Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika di dalamnya. Dunia menoleh ke sirkuit di tepi pantai-pantai elok, yang selama ini lebih dikenal oleh para pegiat selancar ombak itu.
MotoGP menjadi etalase potensi kota penyelenggara dan sekaligus ajang branding global bagi para rekanan, sponsor, dan siapa pun yang terlibat dalam balap motor yang kini berusia 73 tahun itu. Siaran langsung televisi dalam tiga hari memungkinkan semua itu terjadi.
Data dari Dorna, penyelenggara motoGP, pada 2020, setiap seri MotoGP ditonton di 432 juta rumah di lebih dari 200 negara. MotoGP juga menjangkau 30 juta penggemar melalui sosial media serta platform digital dengan 12,2 miliar impresi, 3 miliar penonton video, dan 2,5 miliar menit menonton. MotoGP juga diikuti oleh 13,9 juta penggemar di Facebook, 10,2 juta di Instagram, 2,7 juta di Twitter, 3,7 juta subscribers di Youtube, dan 465 ribu pengikut di Tik Tok.
Mereka yang bisa memanfaatkan kekuatan MotoGP itu untuk mencitrakan produk atau potensi yang dimiliki, berpotensi menjadi legenda dunia. Para pebalap menjadi episentrum dari MotoGP sehingga apa yang menempel di pakaian dan motor yang dipacu menjadi rujukan para penggemar.
Bagi pabrikan motor, MotoGP menjadi ajang promosi dan pengembangan produk, yang akan akan dijual ke pasar. Mereka juga melakukan pencitraan dengan moto khas Indonesia, seperti "Satu Hati" yang menjadi "One Heart", “Nyalakan Nyali”, dan "Semakin di Depan" di era Valentino Rossi, untuk menaikkan brand awareness.
Selain perusahaan-perusahaan global legendaris, banyak perusahaan lokal juga menjadikan MotoGP sarana mengakselerasi produk mereka menjadi brand global. Visi mendunia itu sudah lama dilakukan oleh beberapa perusahaan Indonesia seperti, pelumas Federal Oil, helm KYT, dan industri herbal Deltomed dengan produk Antangin.
Baca juga : Besok, Presiden Jokowi Beraudiensi dan Melepas Pebalap MotoGP
Merek KYT masuk ke MotoGP setelah mengakuisisi merk asal Italia, Suomy, pada 2014. Kini, produk KYT dan Suomy dipakai oleh 11 pebalap di semua kelas, termasuk Mario Suryo Aji di Moto3. Di MotoGP ada Enea Bastianini yang menang pada MotoGp seri Qatar dan pebalap Aprilia Aleix Espargaro. Seri helm yang dipakai oleh Bastianini, menjadi buruan para kolektor meskipun harganya dua kali UMR Jakarta.
Selain mensponsori tim MotoGP, produsen harus tekun dan terus melakukan inovasi untuk menaikan mutu. guna membangun citra produk kelas dunia itu. Persaingan produk global sama ketatnya dengan persaingan pebalap mengejar podium MotoGP.
"DNA KYT memang di dunia balap. Jadi MotoGP ini adalah ajang yang sangat strategis untuk promosi. Setiap tahun kami berkeliling dunia di 20 sirkuit, kini 21 sirkuit, dan itu kesempatan kami untuk branding helm kami. Sejak 2014, kualitasnya dibuktikan oleh para pebalap yang memakai helm kami," ungkap Simon Mulyadi Manajer Promosi PT Tarakusuma Indah produsen KYT saat peluncuran sponsor MotoGP seri Indonesia di Jakarta.
Deltomed juga tekun memperkenalkan Antangin di pasar dunia. Produk pengusir masuk angin itu banyak dipakai oleh para pengendara motor Indonesia. Hal itu membuat mereka ingin menaikkan kesadaran jenama global melalui MotoGP.
Baca juga : Ini Lokasi Kelas Sultan MotoGP di Sirkuit Mandalika
Awalnya, Antangin menggandeng Gresini Racing di kelas Moto2 pada 2018 sampai 2021. Pada musim 2022, Antangin masuk ke MotoGP bersama Gresini dengan pebalap Enea Bastianini dan Fabio Di Giannantonio. Saat Bastianini memenangi MotoGP seri Qatar 6 Maret lalu, Antangin ikut terpampang di berbagai platform media serta media sosial yang menjangkau pelosok dunia.
"Saya penggemar MotoGP dan berharap brand kita, Antangin, bisa go international dan masyarakat Indonesia bisa melihat serta bangga ada produk lokal yang menjadi sponsor di MotoGP," ujar Muljo Rahardjo CEO Deltomed.
Langkah itu mulai diikuti oleh Pertamina karena MotoGP selaras dengan bisnis bahan bakar dan pelumas yang digeluti Pertamina. Pertamina menjadi sponsor utama seri balapan dengan nama Pertamina Grand Prix of Indonesia dan nama Sirkuit Pertamina Mandalika International Street Circuit.
"Pertamina terus kita dorong menjadi perusahaan global. Kita punya target Pertamina memiliki valuasi 100 miliar dolar AS. Tentu ajang ini adalah langkah kecil Pertamina, saya yakin Pertamina punya langkah lebih besar lainnya," kata Menteri BUMN Erick Thohir.
Baca juga : Pencegahan Penularan Covid-19 Tetap Jadi Prioritas Selama MotoGP
Perusahaan-perusahaan energi yang lain sudah lama masuk ke MotoGP untuk promosi dan riset bahan bakar dan pelumas. MotoGP akan menggunakan 100 persen bahan bakar dari bahan non-fosil pada 2027. Pada 2024 akan menggunakan bahan bakar dengan kandungan 40 persen non-fosil. Peluang kerja sama dengan tim-tim MotoGP terbuka karena mereka boleh memilih pemasok bahan bakar.
"Kita pun bisa melakukan branding untuk produk-produk kita secara internasional dan di ajang tersebut juga akan terjadi bussiness deal B to B yang akan membuka pasar. Pertamina juga sedang mengembangkan bahan bakar khusus racing dan divisi pelumas sudah mengeluarkan versi khusus untuk racing," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
Menurut Erick, branding dan promosi melalui MotoGP akan memperkuat citra Indonesia di dunia, yang bisa mendatangkan investasi di seluruh negeri dan wisatawan ke Lombok, sebagai destinasi wisata baru. Proses itu bisa menjadi program yang kontinyu karena Dorna Sports dan ITDC sebagai pemilik Sirkuit Mandalika telah bersepakat menggelar MotoGP selama 10 tahun di Indonesia.
Erick juga menyoroti komposisi penduduk Indonesia yang didominasi generasi muda dan memiliki kultur menggunakan sepeda motor yang kuat. Dengan kondisi itu, MotoGP akan tetap akan digemari sampai sepuluh tahun mendatang.
Baca juga : Tim Pertamina Mandalika SAG Incar Podium di Sirkuit Mandalika
Kehadiran MotoGP juga menjadi peluang untuk menarik investasi di bidang otomotif dan membuka lapangan kerja. Industri otomotif yang dikembangkan dapat berupa industri otomotif konvensional dan industri kendaraan berbasis listrik. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi menjadi produsen.
"Selanjutnya adalah brand positioning. Indonesia negara yang sangat besar dan punya merek besar, tetapi selama ini promosinya masih kurang. Promosi terbaik adalah melalui ajang olahraga, seperti Asian Games 2018. Sama juga dengan MotoGP selama 10 tahun ke depan, dengan total siaran mencakup sepertiga penduduk dunia. Ini promosi yang luar biasa," jelas Erick.
Promosi terbaik adalah melalui ajang olahraga. (Erick Thohir)
Promosi melalui ajang olahraga dunia dinilai sangat efektif, oleh karena itu, Indonesia akan menjadi tuan rumah sejumlah ajang besar. Pada 2023 Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA U-23, Piala Dunia Basket FIBA bersama Filipina dan Jepang, dan World Beach Games.
MotoGP juga membuka kesempatan baru yang lebih luas bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan wilayahnya. "Selama ini, kami mempromosikan potensi daerah dengan biaya yang sangat mahal, tetapi jangkauan sangat terbatas. Dengan MotoGP, jangkauannya menjadi sangat luas ke seluruh dunia. Mandalika kini menjadi global brand," ujar Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah.
Baca juga : "Race Control", Ruang Sakral di Sirkuit Mandalika
"Ini membuka akses atau positioning NTB sebagai pusat sportainment. Ajang-ajang olahraga internasional bisa berlangsung di sini, bahkan kami sudah mendapat konfirmasi pada 24-26 Juni ada MXGP di pulau Sumbawa. Jadi ini betul-betul membuka cara baru kami mempromosikan daerah dan mendatangkan pengujung ke daerah kami," kata Zulkieflimansyah.
Jika panggung yang disediakan oleh MotoGP benar-benar digarap dengan serius dan tekun, Indonesia dan Mandalika bisa semakin kuat di peta dunia sebagai negara yang mampu menyandingkan teknologi maju, kecakapan sumber daya manusia, serta potensi wisata alam yang melegenda.