Maraton Terpanjang Arsenal
Arsenal sudah berhasil mencapai peringkat ke-4, tetapi mereka masih sangat jauh dari garis finis. Dengan ancaman para pesaing, sisa pertandingan di liga akan menjadi maraton terpanjang “Si Meriam”.
LONDON, SABTU – Bagi Manajer Arsenal Mikel Arteta, perjalanan timnya menuju empat besar Liga Inggris musim ini ibarat maraton terpanjang. Dia memperlakukan setiap laga dalam 13 pertandingan tersisa seperti final kompetisi. Sang manajer sadar, tanpa konsistensi, Arsenal tidak akan bisa kembali ke habitatnya pada akhir musim, yaitu zona Liga Champions.
Laju klub berjuluk ”Si Meriam” ini begitu kencang dalam 10 pertandingan terakhir di liga. Tidak ada tim yang mampu melampaui raihan poin mereka (25 poin) dalam rentang waktu tersebut, termasuk Liverpool dan Manchester City. Meskipun begitu, Arteta menilai, itu sama sekali belum cukup.
Untuk bersanding dengan tim papan atas, Anda harus menang dengan konsisten dan cara meyakinkan. Saya butuh lebih banyak kemenangan (lebih dari empat kemenangan beruntun saat ini).
”Untuk bersanding dengan tim papan atas, Anda harus menang dengan konsisten dan cara meyakinkan. Saya butuh lebih banyak kemenangan (lebih dari empat kemenangan beruntun saat ini). Ada tim di liga ini yang bisa menang 10, 11, 12, atau 18 kali. Jadi, kami seharusnya bisa meneruskan itu,” ucap sang manajer seperti dikutip situs resmi klub.
Baca juga : Arsenal Raih Poin Penuh Saat Injury Time
Setelah berhasil menempati peringkat ke-4 dalam sepekan terakhir, Arsenal kembali mengincar hasil positif saat menjamu Leicester City di Stadion Emirates pada Minggu (13/3/2022) malam WIB. Laga ini akan sangat penting. Sebab, dua pesaing mereka menuju empat besar, yaitu Manchester United dan Tottenham Hotspur, akan saling jegal pekan ini.
Kata Arteta, Alexandre Lacazette dan rekan-rekan sedang berada dalam kondisi moral yang sangat tinggi. Para pemain turut menyadari, musim ini adalah kesempatan terbaik mereka kembali masuk zona Liga Champions. Sudah empat tahun ”Si Meriam” absen dari turnamen paling bergengsi itu.
”Hal paling penting untuk saya saat ini adalah bagaimana berlatih (sebelum laga) dan bagaimana cara kami bermain di hari Minggu. Selebihnya, ini adalah pertandingan sepak bola yang sangat tidak terduga. Tidak ada yang tahu hasilnya. Kami hanya fokus memenanginya,” tambah Arteta.
Baca juga : Sengatan Arsenal dari Sudut Lapangan
Tidak ada yang percaya
Sebelumnya, tidak ada yang percaya Arsenal akan finis empat besar musim ini. Anak asuh Arteta hanyalah skuad termuda di liga, 24,6 tahun, yang minim jam terbang. Namun, api semangat para pemain muda seperti Bukayo Saka (20), Gabriel Martinelli (20), dan Martin Odegaard (23) justru menjadi kunci sukses tim.
Roy Keane, mantan kapten Manchester United, merupakan salah satu pengamat yang meragukan Arsenal. Dua bulan lalu, dia berkata tim rivalnya semasa bermain itu tidak akan masuk empat besar. Mental Arsenal dinilai terlalu lemah, terutama kala berhadapan dengan tim papan atas.
Namun, Keane menarik ucapannya pada pekan lalu. ”Ini merupakan perubahan haluan luar biasa, mengingat di mana mereka berada pada awal musim. Sekarang, mereka favorit untuk finis empat besar. Mereka berada dalam momentum tepat dan memiliki kualitas untuk berada di posisi itu,” katanya kepada Sky Sports.
Keane berubah pikiran setelah melihat kemenangan dramatis Arsenal atas Wolverhampton Wanderers, pada akhir Februari. Ketika itu, tim asuhan Arteta memenangi laga pada injury time seusai tertinggal 0-1 dulu selama 82 menit.
Baca juga : Titik Terang Karier Aubameyang
”Melawan Wolves, mereka menemukan cara untuk memenangi pertandingan. Mereka terus maju dan mencetak gol di menit-menit akhir. Itulah kunci suksesnya. Anda bisa saja tidak dalam performa terbaik, tetapi Anda harus bisa menemukan cara menang dan merebut tiga poin,” kata Keane yang dikenal sebagai pengamat bermulut pedas itu.
Trio Saka-Martinelli-Odegaard, yang berada di belakang striker Lacazette, akan kembali menjadi andalan lawan Leicester. Trio ini sedang dalam performa terbaik. Mereka terlibat dalam gol ataupun asis saat Arsenal menang atas Watford pekan lalu.
Manajer Leicester Brendan Rodgers menilai, kelebihan Arsenal pada musim ini bukan hanya karena para pemain muda. Mereka juga bisa lebih bugar setiap pekan karena hanya tampil di Liga Inggris. Arsenal sudah tersingkir dari seluruh kompetisi lain.
”Mikel melakukan pekerjaan yang hebat. Tetapi, jangan lupa, mereka memiliki banyak waktu untuk menyatukan tim, beristirahat. Mereka bisa menghindari cedera. Tidak bermain di Eropa sangat menolong mereka musim ini,” kata Rodgers.
Baca juga : Jeda Krusial Arsenal
Tanpa Vardy
Arsenal cukup beruntung. Tim tamu akan datang tanpa penyerang andalannya, Jamie Vardy, yang masih cedera. Seperti diketahui, Vardy nyaris selalu berperan seperti malaikat pencabut nyawa untuk Arsenal dalam satu dekade ke belakang.
Penyerang dengan kecepatan tinggi itu sudah mencetak 11 gol dalam 14 pertemuan lawan Arsenal. Tidak hanya Si Meriam, kiper mereka, Aaron Ramsdale, juga punya kenangan buruk dengan Vardy sebelum pindah ke Arsenal.
”Salah satu lawan yang paling saya benci adalah Vardy. Dia tidak bisa berhenti berlari. Saya senang jika dia bermain untuk tim saya, tetapi tidak untuk melawannya. Saya bermain lima kali melawannya, dia mencetak empat kali ke gawang saya,” ujar Ramsdale.
Meskipun tanpa Vardy, Rodgers tetap percaya diri. Tim asuhannya juga sedang dalam tren bagus setelah menang empat kali beruntun di seluruh kompetisi. Kemenangan itu akan jadi modal besar bagi ”Si Rubah” untuk bertamu ke Stadion Emirates. (AP/REUTERS)