Tim Pertamina Mandalika SAG Incar Podium di Sirkuit Mandalika
Meski tak diperkuat pebalap top, tim Moto2 Pertamina Mandalika SAG mematok target meraih podium seri kedua di Sirkuit Mandalika. Keyakinan itu karena tim membalap di rumah sendiri dan bakal didukung masyarakat Indonesia.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meski tidak diperkuat pebalap top, tim Moto2 Pertamina Mandalika SAG berani mematok target tinggi, yakni mengincar podium, dalam gelaran seri kedua Moto2 2022 di Sirkuit Jalan Raya Internasional Pertamina Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (20/3/2022). Mereka tetap optimistis walaupun dua pebalap yang dimiliki belum pernah sama sekali menjajal sirkuit yang dibangun sejak 2019 ini, apalagi tidak ada tes pramusim Moto2 di sirkuit tersebut.
”Kami telah mempelajari karakter sirkuit itu dari rekaman video, seperti rekaman balapan Superbike (November). Kami juga bertanya dengan beberapa pebalap MotoGP yang melakukan tes pramusim di sana. Kami juga melakukan latihan bebas pada 18-19 Maret. Kami belajar sebanyak mungkin, semoga kami bisa naik podium di Mandalika,” ujar pebalap Pertamina Mandalika SAG, Bo Bendsneyder, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (10/3/2022).
Pada musim ini, Pertamina Mandalika SAG memiliki dua pebalap, yakni pebalap asal Belanda, Bo Bensneyder, dan pebalap asal Spanyol, Gabriel Rodrigo. Menurut kedua pebalap itu, Sirkuit Mandalika adalah lintasan berkarakter cepat. Mereka mengaku menyukai sirkuit semacam itu.
Namun, mereka harus lebih waspada dengan tikungan terakhir. Sirkuit Mandalika memiliki 17 tikungan, terdiri dari 11 tikungan ke kanan dan enam tikungan ke kiri. Tikungan terakhir yang dimaksud adalah tikungan ke-16 (ke arah kanan) atau ke-17 (ke arah kiri) sebelum garis finis. Sejumlah pebalap Superbike cukup kewalahan melalui tikungan-tikungan tersebut.
”Saya lihat sirkuit ini berkarakter cepat dan kami perlu mengantisipasi sudut terakhir. Kami perlu mengubah gaya berkendara di sana. Penting untuk memahami tikungan kanan karena setelahnya Anda bertemu tikungan kiri sebelum keluar dengan cepat (titik finis),” kata Rodrigo.
Tak mudah
Di luar persiapan teknis, tak mudah bagi Bendsneyder untuk mencapai target meraih podium. Melihat rekam jejak kariernya di Moto2 sejak 2018, pebalap kelahiran Rotterdam, Belanda, ini belum pernah sama sekali naik podium. Prestasi terbaiknya finis kelima pada seri kelima Moto2 2021 di Sirkuit Bugatti, Le Mans, Perancis, 16 Mei tahun lalu.
Selain itu, Bendsneyder belum pulih 100 persen dari cedera patah tulang selangka kanan karena terjatuh dalam sesi terakhir tes pramusim Moto2 2022 di Sirkuit Algarve, Portugal, Senin (21/2/2022). Pelabap berusia 23 tahun ini tetap berpartisipasi dalam seri pertama Moto2 2022 di Sirkuit Losail, Qatar, Minggu (6/3/2022), tetapi hanya finis ke-19 dari 26 pebalap yang finis.
Sampai saat ini, bagian yang patah itu tampak masih dibalut perban. ”Awalnya sulit dengan cedera ini. Tapi, ketahuilah, saya sudah merasa lebih baik. Saya pikir untuk balapan pada Minggu ini, semuanya akan baik-baik saja,” terang pebalap yang mengawali kariernya di Moto3 pada 2016.
Tantangan berbeda dihadapi Rodrigo. Pebalap kelahiran Barcelona, Spanyol, ini baru saja naik kelas dari Moto3 ke Moto2 musim ini. Selama di Moto3 sejak 2014, dia pun bukan pebalap yang mentereng.
Prestasi terbaik pebalap berusia 25 tahun ini cuma dua kali naik podium tiga, yakni di Sirkuit Katalonia, Barcelona, Spanyol, 17 Juni 2018 dan di Sirkuit Mugello, Italia, 30 Mei 2021. Maka itu, bukan perkara gampang baginya untuk langsung melesat di jajaran terdepan Moto2 musim ini. Terlebih dahulu, dirinya perlu beradaptasi lebih dalam dengan peta persaingan Moto2.
Saya lihat sirkuit ini berkarakter cepat dan kami perlu mengantisipasi sudut terakhir. Kami perlu mengubah gaya berkendara di sana.
”Saya pikir ini momen penting untuk terus berkembang karena ini kategori baru bagi saya. Saya hanya butuh menjaga motivasi dan terus mencoba untuk menembus batas agar bisa mendapatkan prestasi terbaik,” ujar Rodrigo.
Percaya diri
Kendati demikian, dengan dukungan besar dari pemerintah dan masyarakat, Direktur Komunikasi Strategis dan Pembangunan Bisnis Pertamina Mandalika SAG Charles Bonar Sirait cukup percaya diri dua pebalap itu bisa mendapatkan podium pertama dan kedua di Sirkuit Mandalika.
”Tim memberikan dukungan terbaik untuk dua pebalap ini. Ini kesempatan mereka yang mendapatkan dukungan besar pula dari masyarakat Indonesia. Saya harap mereka dapat podium satu dan dua. Saya tahu bahwa mimpi ini tidak mudah, tapi tidak ada yang tidak mungkin asal kita semua berjuang,” tegasnya.
Direktur Pertamina Mandalika SAG Kemal Syah Nasution mengatakan, mereka memilih dua pebalap itu karena memang belum ada pebalap asli Indonesia yang mampu bersaing di level MotoGP ataupun Moto2. Sejauh pantauannya, dua pebalap itu memiliki potensi untuk setidaknya naik podium di salah satu seri musim ini, antara lain di Mandalika.
”Ini tahun kedua kami bekerja sama dengan SAG. Tahun ini, target realistis kami harus dapat podium (di salah satu seri). Kami rasa Bendsneyder mampu karena grafik penampilannya terus menanjak. Untuk Rodrigo, dia masih butuh penyesuaian dari karakter berkendara dari Moto3 ke Moto2. Mungkin, di pertengahan musim, perkembangannya baru terlihat,” ujar Kemal.
Wakil Presiden Komunikasi Perusahaan dan Hubungan Investor Pertamina Fajriah Usman menyampaikan, Pertamina berkomitmen penuh mendukung dunia olahraga Indonesia, terutama di bidang otomotif skala nasional dan internasional. Hal itu ditunjukkan dengan pembangunan Sirkuit Mandalika, penyelenggaraan Superbike dan MotoGP, serta mensponsori tim Indonesia di Moto2.
Mereka berharap dukungan itu tidak cuma berefek pada euforia semata, tetapi bisa berdampak positif jangka panjang, terutama pada prestasi balap sepeda motor Indonesia di level internasional. Mereka ingin Pertamina Mandalika SAG turut berkontribusi melahirkan pebalap nasional yang bisa bersaing di Moto2 bahkan MotoGP suatu hari kelak. ”Kami bakal terus memonitor perkembangan yang ada (terkait prestasi Pertamina Mandalika SAG),” ungkap Fajriah.