Tangerang Hawks tenggelam dalam tren 10 kekalahan beruntun di IBL 2022. Kurangnya kontribusi pemain asing hingga banyaknya pemain kurang berpengalaman menjadi sumber masalah sang tim debutan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Tim debutan, Tangerang Hawks, mengarungi jalan berduri pada musim pertama di Liga Bola Basket Indonesia (IBL) Tokopedia 2022. Sempat terbang tinggi berkat dua kemenangan pada awal musim, tim berisikan mayoritas pemain muda ini terpuruk akibat 10 kekalahan beruntun. Mereka kehilangan daya juang tinggi yang menjadi ciri khas pada seri-seri awal.
Hawks melanjutkan tren negatif ketika ditaklukkan Pelita Jaya Bakrie Jakarta, 56-71, di Hall Basket Senayan, Jakarta, Kamis (10/3/2022). Kekalahan ini merupakan keenam kali beruntun selama di “gelembung” Jakarta dalam rentang sepekan terakhir. Hawks terpuruk dengan rekor 2 menang – 10 kalah.
“Saya melihat Hakws ini tidak seperti biasanya. Mereka ini kan salah satu tim yang punya potensi. Punya pelatih, pemain asing, dan pemain muda mumpuni. Tetapi, mungkin penampilan tadi ada hubungannya sama kekalahan beruntun mereka,” kata Pelatih Pelita Jaya Fictor Roring.
Pelita Jaya menang tanpa kesulitan berarti, meskipun guard andalannya, Reggie Mononimbar, absen akibat urusan keluarga dan hanya bisa menggunakan satu pemain asing. Dipimpin center Dior Lowhorn (22 poin) dan guard Andakara Prastawa (17 poin), mereka nyaris selalu unggul dua digit sejak kuarter kedua.
Pelatih Hawks Efri Meldi membawa ide segar dalam laga tadi. Guard asing Jarron Crump dipasang jadi pemain inti untuk pertama kali, menggantikan Richard Ross Jr. Namun, rencana itu tidak berjalan optimal. Crump, yang dijaga ketat pemain Pelita Jaya, hanya mampu menghasilkan 12 poin dan 2 asis dengan akurasi lemparan cukup rendah, 30 persen.
Crump, sebagai fasilitator, berhasil menarik "gravitasi" pertahanan lawan ketika masuk ke area dalam. Setelah lawan teralihkan, dia langsung mengoper ke rekannya yang sudah menunggu di garis tiga angka. Skema ini terjadi berkali-kali.
Sayangnya, eksekusi lemparan tiga angka Hawks hanya masuk empat kali dari 26 percobaan (15 persen). “Tembakan kami jelek banget hari ini. Dari sisi pertahanan juga ada beberapa momen yang telat,” ucap asisten pelatih Hawks, Tri Hartanto.
Semangat meredup
Di luar segala persoalan teknis, salah satu hal yang hilang dari Hawks adalah semangat pantang menyerah mereka. Tim berisikan mayoritas pemain muda ini selalu berjuang hingga detik terakhir walaupun tertinggal jauh pada awal musim. Api semangat itu meredup setelah kekalahan beruntun, terutama selama di “gelembung”.
Kata Tri, kekalahan beruntun itu berdampak besar terhadap percaya diri pemain. “Kami kan banyak pemain rookie. Hanya beberapa pemain senior. Jadi, para pemain ini belum punya banyak pengalaman. Kalau dari kami (staf pelatih) tidak mau terlalu membebani mereka. Hanya ingin mereka bermain sebaik mungkin untuk menambah pengalaman,” ujarnya.
Di sisi lain, Hawks juga kurang mendapat sokongan dari pemain asing mereka. Ross Jr, yang selalu tampil sejak awal musim, mampu menyumbang rata-rata 14 poin dan 9,5 rebound. Akan tetapi, dia sering kali terlalu memaksa untuk menembak. Akurasi lemparannya pun hanya 37 persen.
Suasana di ruang ganti ya pada bete. Kami mikir kenapa bisa begini terus. Kami harus bisa belajar dari pengalaman ini. (Danny Ray)
Crump, pemain asing pengganti, baru saja bergabung dengan tim di “gelembung” Jakarta. Dia belum beradaptasi maksimal dengan rekan-rekannya karena baru berlatih lima hari sebelum tim masuk “gelembung”.
Kondisi itu menyulitkan Hawks. Seperti diketahui, kontribusi pemain asing sangat berdampak terhadap performa tim-tim IBL musim ini. Contohnya saja NSH Mountain Gold Timika. Mereka berada di puncak klasemen Divisi Putih berkat performa konsisten Shavar Newkirk yang mencatat rata-rata 24,7 poin, 9,9 rebound, dan 4,2 asis.
Titik terendah
Guard Hawks, Danny Ray, menyampaikan, moral tim sedang berada dalam titik terendah. “Suasana di ruang ganti ya pada bete. Kami mikir kenapa bisa begini terus. Tidak ada pemain yang mau kalah. Kalau solusi dari saya, jangan mengulangi kesalahan yang sama hari ke hari. Kami harus bisa belajar dari pengalaman ini,” katanya.
Bagi sang tim debutan, menembus playoff musim ini pun terasa agak mustahil. Mereka hanya punya 10 pertandingan lagi untuk dimainkan. Hawks sekarang berada di peringkat ke-7 Divisi Merah, hanya lebih baik dari Indonesia Patriots. Adapun Patriots memiliki tiga laga lebih sedikit dibandingkan Hawks.
Nasib terbalik dijalani West Bandits Combiphar Solo. Tim kuda hitam ini akhirnya bisa meraih hasil positif setelah tenggelam dalam tren tiga kekalahan beruntun di “gelembung”. West Bandits menang atas Evos Thunder Bogor, 73-64.
West Bandits menang tanpa menggunakan pemain asing. Satu-satunya pemain asing yang berada dalam roster, Dmonta Harris, tidak dimainkan karena permasalahan internal. Tanggung jawab memimpin tim pun diambil oleh guard lokal, Respati Ragil Pamungkas, yang mencetak 25 poin.
“Pertandingan tadi cukup penting buat kami. Kekalahan beruntun dari kemarin membuat kami belajar banyak. Semoga bisa lebih konsisten di game-game selanjutnya,” ucap Ragil yang mencetak lima kali lemparan tiga angka dari 8 percobaan.