Bayern Muenchen menghindari kejutan yang hendak diberikan RB Salzburg pada babak 16 besar Liga Champions. Kemenangan 7-1 di kandang membawa "Die Roten" menembus perempat final. Trigol Robert Lewandowski menjadi pembeda.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MUENCHEN, RABU – Robert Lewandowski kembali menunjukkan ketajamannya di saat yang tepat. Sumbangan tiga gol penyerang asal Polandia itu dalam waktu 11 menit menjadi awal bagi Bayern Muenchen untuk melumat RB Salzburg 7-1, Rabu (9/3/2022) dini hari WIB, pada laga kedua babak 16 besar Liga Champions di Stadion Allianz Arena. Bayern unggul agregat 8-2 sekaligus menegaskan keunggulan kualitas dari juara Liga Austria itu.
Pada laga pertama, 17 Februari lalu, Lewandowksi terkunci dalam perangkap lini pertahanan Salzburg. Ia tidak berkutik dalam kawalan bek tengah Salzburg, Maximilian Woeber.
Pemain Terbaik Dunia FIFA 2021 itu gagal mencatatkan satupun tembakan. Itu menjadi laga pertama di Liga Champions musim ini ketika Lewandowski tidak menghasilkan satu peluang untuk Bayern. Buruknya penampilan Lewandowski berimbas pada kegagalan Bayern membawa pulang kemenangan karena hanya bermain imbang 1-1.
Pada laga kedua di hadapan pendukung sendiri, Lewandowski seakan telah mempelajari dengan baik pergerakan bek-bek Salzburg. Seperti pada duel pertama, Woeber kembali ditugaskan untuk melakukan man marking kepada Lewandowski.
Kali ini, pergerakan Lewandowksi amat merepotkan Woeber. Ketika laga baru berjalan 11 menit, pergerakan Lewandowksi yang menerima umpan dari Kingsley Coman membuat Woeber harus menjatuhkannya agar tidak melakukan tembakan. Tanpa ragu, wasit Clement Turpin menunjuk titik putih bagi tim tuan rumah.
Tanpa kesulitan Lewandowski menaklukan kiper Salzburg, Philip Koehn, pada menit ke-12. Itu adalah tendangan pertama yang dilesakkan Lewandowski dan Bayern di hadapan sekitar 25.000 pendukung yang hadir di Allianz Arena.
Sembilan menit berselang, Lewandowski kembali membuat Woeber harus menjatuhkannya di kotak penalti. Ujung tombak berusia 33 tahun itu berdiri membelakangi gawang untuk menerima umpan Thomas Mueller. Keputusan Woeber untuk memotong umpan berujung tekel kepada Lewandowski.
Lewandowski kembali mampu menaklukan Koehn untuk membawa timnya unggul dua gol. Hanya berselang dua menit, Lewandowski sudah mencatatkan hattrick ke gawang Salzburg.
Gol itu berawal lolosnya Lewandowski dari perangkap offside. Keputusan Koehn untuk meninggalkan kotak penalti dan membuang bola justru menghadirkan malapetaka.
Bola sapuannya mengenai tubuh Lewandowski dan menuju gawang sendiri. Bola sempet membentur tiang, lalu Lewandowski memasukkan bola ke dalam gawang menggunakan pahanya.
Secara total, Lewandowski hanya butuh 11 menit untuk mecetak trigol serta memuluskan langkah Bayern ke babak perempat final. Itu adalah trigolkelima yang dicetak Lewandowski di Liga Champions atau keempat yang dihasilkannya selama berseragam “Die Roten”, sebutan Bayern. Dua dari empat hattrick itu diciptakan pada musim ini.
Lewandowski pun merayakan capaiannya itu melalui unggahan foto merayakan gol sembari tangannya menunjukkan simbol angka tiga di akun Instagram-nya. “Laga luar biasa, malam luar biasa, jalan luar biasa menuju perempat final,” tulisnya dalam takarir unggahan itu.
Tiga gol itu membuat Lewandowksi menjadi pemain pertama yang mencetak lebih dari 40 gol atau tepatnya 42 gol di musim ini. Ia pun telah tiga musim beruntun mencetak lebih dari 10 gol di kompetisi antarjuara Eropa itu.
Berkat performa itu, Lewandowski dinobatkan sebagai Pemain Terbaik di laga kedua Bayern kontra Salzburg. Menurut penilaian panel Penijau Teknis UEFA, kemampuan Lewandowski bertarung satu lawan satu dengan barisan bek Salzburg menjadi pembeda.
Meskipun Bayern lebih diunggulkan, tiga gol awal mengubah gol seutuhnya. Salzburg mencoba untuk menyerang, tetapi mereka kesulitan usai tertinggal 3-0 karena kelas individu dan kemampuan teknis Lewandowski.
“Meskipun Bayern lebih diunggulkan, tiga gol awal mengubah gol seutuhnya. Salzburg mencoba untuk menyerang, tetapi mereka kesulitan usai tertinggal 3-0 karena kelas individu dan kemampuan teknis Lewandowski,” ucap pernyataan panel Peninjau Teknis UEFA di laman UEFA.
Pujian juga diberikan Pelatih Bayern Julian Nagelsmann. Juru taktik muda berusia 34 tahun itu amat senang setelah menyaksikan Lewandowski mencetak gol ketiga. Ia tersenyum di sisi lapangan.
“Secara keseluruhan ia (Lewandowski) tampil sangat baik karena tidak hanya mencetak gol, ia juga menghasilkan sebuah asis dan terlibat dalam bertahan. Ia memenangi dua penalti dan saya senang ia mencetak gol ketiga,” kata Nagelsmann dilansir laman resmi klub.
Terus menyerang
Meskipun telah unggul tiga gol dalam kuran dari 25 menit, Bayern terus mengurung pertahanan Salzburg. Babak pertama dengan keunggulan empat gol berkat sumbangan gol Serge Gnabry.
Lalu, pada babak kedua, Die Roten menambah pundi-pundi gol melalui dua gol yang dihasilkan Mueller serta Leroy Sane. Gol hiburan Salzburg dihasilkan berkat sepakan kaki kiri Maurits Kjaergaard.
Kemenangan mutlak itu menegaskan kualitas Bayern yang setingkat di atas Salzburg. Tak hanya itu, Bayern kian mengukuhkan diri sebagai salah satu kandidat terkuat untuk merebut trofi “Si Kuping Besar” pada musim ini.
Torehan tujuh gol di laga kedua juga menunjukkan permainan membaik lini serang Bayern. Secara total, mereka memang tidak menghasilkan peluang sebanyak di markas Salzburg, sebab hanya menciptakan 18 peluang berbanding 22 peluang pada laga pertama.
Namun, efektivitas peluang itu jauh lebih baik tercipta di duel kedua. Sebanyak 50 persen dari total tembakan atau sembilan tembakan mengarah ke gawang. Tujuh dari sembilan peluang itu berbuah gol.
Adapun pada pertandingan pertama, akurasi tembakan Bayern hanya mencapai 41 persen. Mereka pun hanya bisa mencetak satu gol melalui Coman di menit akhir.
“Hasil imbang di laga pertama bukan sebuah bencana, tetapi bukan hasil yang baik. Malam ini semua berjalan sesuai dengan rencana kami, terutama kami mendapatkan keberuntungan yang tidak kami dapatkan di Salzburg. Kami pun bermain lebih baik di laga kedua,” tutur Mueller dikutip Kicker.
Sementara itu, legenda Bayern, Lothar Matthaeus, menilai kemenangan besar Bayern juga dipengaruhi performa Salzburg yang gagal menduplikasi penampilan di laga pertama. Ia pun mengakui Bayern unggul di seluruh aspek, baik kualitas pemain dan level permainan, atas Salzburg.
“Salzburg menunjukkan wajah yang berbeda dibandingkan laga pertama. Mereka tidak bermain dengan ketat, percaya diri, dan berani,” ucap Matthaeus kepada Sky Sports.
Pelatih Salzburg Matthias Jaissle mengakui kegagalan anak asuhnya mengulangi permainan di kandang sendiri menjadi penyebab timnya dipermalukan Bayern di Jerman. Hasil 1-7 itu, ucapnya, amat menyakitkan.
“Kami menjalani malam yang amat sulit dan menyakitkan. Melawan tim top seperti Bayern, Anda harus memberikan performa yang sangat baik dan itu tidak kami tunjukkan,” kata Jaissle yang berusia 33 tahun. (AFP)