Oliver Giroud menawarkan definisi baru bagi seorang penyerang. Bagi Giroud, penyerang bukan hanya ia yang bisa mencetak gol secara rutin, melainkan juga yang bisa diandalkan di saat genting.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
NAPOLI, SENIN — Imaji peran seorang penyerang bagi khalayak ialah pemain yang rutin menyumbang gol bagi timnya. Oliver Giroud meruntuhkan definisi tersebut saat membawa AC Milan memetik kemenangan penting 1-0 atas Napoli. Di laga itu, Giroud seakan menyampaikan, seorang penyerang juga adalah pemain yang mampu mempersembahkan kemenangan di saat timnya membutuhkan.
Bertanding di Stadion Diego Armando Maradona, Napoli, Senin (7/3/2022) dini hari, Giroud menjadi pahlawan bagi AC Milan melalui gol semata wayangnya di menit ke-49. Ia memecah kebuntuan seusai membelokkan sepakan keras Davide Calabria. Gol tersebut memperlihatkan kepiawaian Giroud dalam mengeksploitasi ruang di lini pertahanan lawan.
Dengan jeli, Giroud memanfaatkan ruang sempit yang tersisa di kotak penalti Napoli. Ia menyusup di antara para pemain belakang Napoli yang menjaganya. Ketika bola hasil sepakan Calabria datang, dengan respons yang cepat kakinya menyontek bola sehingga mengecoh kiper Napoli David Ospina.
Gol itu memberikan kemenangan penting bagi Milan yang saat ini tengah bersaing dengan Napoli di papan atas Liga Italia. Skor 1-0 bertahan hingga laga usai. Kemenangan atas Napoli itu membuat Milan menggeser posisi Inter Milan di puncak klasemen sementara.
Milan kini mengoleksi 60 poin dari 27 pertandingan, unggul dua poin dari Inter di posisi kedua. Akan tetapi, posisi Milan belum aman. Inter masih bisa mendongkel Milan di puncak klasemen karena memiliki simpanan satu laga. Sementara kekalahan dari Milan membuat Napoli tertahan di peringkat ketiga dengan 57 poin.
Ini adalah kali kedua Giroud menjaga asa Milan dalam perburuan gelar Scudetto musim ini. Penyerang berpaspor Perancis itu sebelumnya juga menjadi pahlawan kemenangan Milan saat bersua Inter dalam derby della Madonnina. Saat itu, Giroud membawa Milan meraih kemenangan 2-1 atas Inter melalui sepasang golnya di babak kedua. Giroud menyalakan harapan Milan yang tertinggal lebih dulu lewat gol Ivan Perisic.
”Saya hanya mencoba untuk berada di tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat,” ujar Giroud seusai laga melawan Napoli, dikutip dari Football Italia.
Kalimat tersebut mencerminkan cara bermain Giroud sebagai penyerang. Ia mungkin bukanlah tipe penyerang yang rutin mencetak gol bagi timnya di setiap laga. Bersama Milan, Giroud baru mencetak 10 gol dari 26 laga di semua kompetisi musim ini. Namun, Giroud memiliki sentuhan ajaib yang membuatnya mampu menjadi pahlawan di saat-saat genting.
Laga melawan Inter dan Napoli menjadi bukti dari sentuhan ajaib Giroud. Melalui perannya di laga-laga krusial, ia seakan hendak memberikan contoh bahwa seorang penyerang tidak hanya yang senantiasa mencetak gol secara rutin untuk tim yang mereka bela. Bagi Giroud, seorang penyerang juga adalah dia yang selalu ada dan mampu memberikan kemenangan penting di kala tim membutuhkannya.
Saya hanya mencoba untuk berada di tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat.
”Ini adalah tiga poin yang sangat penting karena ini adalah pertandingan melawan rival untuk perebutan scudetto,” kata Giroud.
Pelatih Milan Stefano Pioli menyampaikan, Giroud telah memberikan banyak hal kepada tim. Meski keran golnya terhitung belum terlalu banyak untuk ukuran seorang penyerang.
Kami ingin mendatangkan pemain yang tahu caranya meraih kemenangan. Pemain yang tahu apa artinya bekerja menuju target penting dan orang-orang hebat yang profesional,” kata Pioli.
Merasa kecewa
Di sisi lain, Pelatih Napoli Luciano Spalletti tampak kecewa seusai timnya gagal meraih poin penuh di kandang. Meski mendominasi penguasaan bola hingga 61 persen, pemain Napoli gagal menghadirkan ancaman berarti ke gawang Milan.
Napoli berkali-kali mengancam melalui manuver penyerang mereka, Victor Osimhen. Akan tetapi, agresivitas Osimhen mampu diredam barisan pemain belakang Milan. Di laga ini, Osimhen seperti berjuang seorang diri di kotak penalti Milan tanpa dukungan dari rekan-rekannya.
Pada menit ke-76, Osimhen beradu cepat dengan bek Milan, Theo Hernandez, dalam duel perebutan bola. Osimhen mampu memenangkan bola, tetapi ketika berhasil merangsek ke kotak penalti Milan, ia tak melihat rekan-rekannya yang membantu di depan gawang. Dengan terpaksa Osimhen yang masih beradu lari dengan Hernandez melepaskan tembakan dari sudut sempit yang hasilnya tidak begitu membahayakan gawang Milan.
”Kami memulai dengan baik, melewatinya, mungkin seharusnya membuat pilihan yang berbeda dalam beberapa situasi. Tetapi kami membuat beberapa kesalahan setelah jeda dan tidak cukup tajam untuk menciptakan peluang mencetak gol,” kata Spaletti.
Menurut Spaletti, persaingan menuju gelar Scudetto amat ketat. Apabila para pemain Napoli tidak mampu menghadapi tekanan yang kian besar ke depan, mereka dipastikan akan gagal bersaing dengan Milan dan Inter. “Jika Anda tidak dapat menangani tekanan, hampir tidak mungkin untuk memenangi liga,” katanya.
Kekalahan dari Milan membuat Napoli gagal meraih kemenangan di tiga laga kandang terakhir mereka. Sebelum dipermalukan Milan di Stadion Diego Armando Maradona, Napoli juga kalah 2-4 dari Barcelona di Liga Europa. Napoli juga gagal meraih kemenangan kala menjamu Inter di stadion yang sama. (AFP)