Carlo Ancelotti didera mitos kurang sedap berkaitan dengan performa kepelatihannya menjelang akhir musim. Dengan segala cara, “Don Carlo” berusaha mematahkan mitos buruk tersebut
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
MADRID, MINGGU - Ada mitos yang berkembang di kalangan internal Real Madrid terkait pelatih mereka saat ini, Carlo Ancelotti. Sebagian pihak meyakini, ”Don Carlo” dinaungi mitos buruk dengan acap terjungkal menjelang akhir musim. Kemenangan meyakinkan 4-1 atas Real Sociedad di Liga Spanyol menjadi cara Ancelotti melawan mitos tersebut.
Mitos buruk mengenai Ancelotti itu berawal dari periode pertamanya di Real pada musim 2013-2015. Selama dua tahun menukangi Real, Ancelotti merasakan perjalanan yang manis di tahun pertamanya bersama ”Los Blancos”. Pelatih berpaspor Italia itu mempersembahkan gelar Liga Champions Eropa dan Copa Del Rey pada musim perdana.
Akan tetapi, masa indah Ancelotti langsung berubah pahit di musim kedua. Saat itu, Ancelotti gagal memenangi turnamen mayor bersama Real. Ia hanya mampu mempersembahka gelar Piala Dunia Antarklub dan Piala Super Eropa. Kejatuhan Real dimulai usai mereka memenangi Piala Dunia Antarklub.
Setelah meraih gelar itu, performa Real di bawah Ancelotti menurun drastis. Meski mampu menjadi klub terbaik di dunia, Real gagal berbicara banyak di kompetisi domestik dan Liga Champions Eropa. Kegagalan meraih gelar di tiga turnamen mayor membuat Ancelotti dipecat dan digantikan oleh Zinedine Zidane.
Kenangan buruk itu masih membayangi Ancelotti, bahkan menguat menjadi mitos. Tanda-tanda kejatuhan Real di bawah asuhan Ancelotti sempat terlihat di awal tahun.
Ancelotti memang mampu membawa Real menjuarai Piala Super Spanyol. Namun, ia gagal membawa Real melangkah lebih jauh di Copa Del Rey usai disingkirkan Athletic Bilbao di perempatfinal. Di Liga Champions, Real juga tampil kurang mengesankan saat kalah 0-1 di markas Paris Saint-Germain.
Penampilan buruk Real saat dikalahkan PSG itu diakui sendiri oleh Ancelotti. ”Kami tampil buruk melawan PSG. Saya adalah orang pertama yang harus dikritik. Pendekatan kami terhadap permainan tidak bagus dan saya harus bertanggung jawab,” katanya seperti dikutip ESPN, Minggu (6/3/2022).
Tidak pelak, hasil kurang memuaskan di Copa Del Rey dan Liga Champions Eropa tersebut membuat ingatan publik Real terhadap sepak terjang Ancelotti di periode pertama kepelatihannya kembali muncul. Mitos tentang dia yang acap terjungkal jelang musim berakhir pun kembali menguat.
Para pendukung Real khawatir, Ancelotti akan kembali gagal mempersembahkan trofi di turnamen utama. Bagi para pendukung Real, memenangi turnamen utama akan jauh lebih berarti dibandingkan trofi semacam Piala Super Spanyol.
Melawan mitos
Bagi Ancelotti, satu-satunya cara untuk mematahkan mitos yang telanjur menyelimuti dirinya itu adalah memenangi salah satu dari dua trofi pada di kompetisi utama yang masih diikuti Real. Dengan begitu, target paling realistis yang ia incar adalah menjuarai Liga Spanyol.
Kami memiliki peluang untuk memperbesar keunggulan kami di Liga Spanyol. Kami menikmati diri kami sendiri dan tim benar-benar memahami pentingnya pertandingan ini.
Saat ini Real masih memimpin delapan poin dari pesaing terdekat mereka, Sevilla, di peringkat kedua. Dengan 11 pekan tersisa, Ancelotti amat yakin tidak akan tergelincir di akhir musim. Terlebih, Real baru saja menemukan kembali performa terbaiknya usai membekap Real Sociedad 4-1 di pekan ke-27.
Laga melawan Sociedad amat berarti bagi Ancelotti dan Real. Di laga itu, untuk pertama kalinya Real mencetak gol di babak pertama setelah delapan laga.
Dalam delapan laga terakhir mereka di semua kompetisi, tepatnya sejak final Piala Super Spanyol melawan Athletic Bilbao pada 16 Januari 2022, Real tidak pernah mencetak gol sebelum turun minum. Eduardo Camavinga dan Luka Modric pada akhirnya mematahkan tren buruk Real tersebut.
”Kami memiliki peluang untuk memperbesar keunggulan kami di Liga Spanyol. Kami menikmati diri kami sendiri dan tim benar-benar memahami pentingnya pertandingan (menghadapi Sociedad) ini,” ujar Ancelotti di laman Real.
Paceklik gol di babak pertama sebelumnya menjadi tanda tanya bagi performa lini serang Real yang dihuni Karim Benzema dan Vinicius Junior. Padahal kedua pemain itu saat ini memimpin daftar pencetak gol terbanyak di Liga Spanyol.
Berbagai kritik mengarah ke Ancelotti berkaitan dengan performa kurang memuaskan Real di awal tahun. Salah satu kritik adalah kurangnya rotasi dan keengganan Ancelotti memaksimalkan kedalaman skuad “Los Blancos”. Dengan begitu, saat Benzema absen karena cedera, Real seperti kehabisan cara untuk menjebol gawang lawan.
Raihan tiga poin melawan Sociedad menjadi tanda, Ancelotti enggan dikaitkan dengan mitos yang berkembang. Ia pun mengerahkan segala cara melawan mitos tersebut. Dukungan terhadap Ancelotti untuk meruntuhkan mitos itu juga datang dari penyerang Real, Rodrygo.
"Dukungan penggemar di stadion membuat kami lebih kuat. Kami berharap kami bisa terus meraih hasil positif seperti ini hingga akhir musim,” kata Rodrygo.