Alex Rins, Joan Mir, dan Marc Marquez, jadi favorit peraih podium MotoGP seri Qatar. Namun, ada potensi anomali menyusul kebangkitan para pebalap Ducati, juga jika Fabio Quartararo bisa menemukan keping M1 yang hilang.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
LUSAIL, SABTU – Juara bertahan Fabio Quartararo semakin terperosok dalam masalah performa YZR-M1 setelah tersingkir dari daftar 10 pebalap yang lolos langsung ke kualifikasi kedua. Pebalap tim Monster Energy Yamaha itu tidak mampu memperbaiki catatan waktunya untuk merespons sengatan pebalap Gresini Racing Ducati Enea Bastiani yang masuk ke zona Q2 dalam sesi latihan ketiga, Sabtu (5/3/2022).
Bastianini yang pada FP2, Jumat (4/3), kehilangan 0,4 detik karena tidak yakin untuk memacu motor saat keluar dari Tikungan 15, memperbaiki kesalahannya. Dia tidak menyianyiakan FP3 dan menjadi pebalap pertama yang menggunakan ban kompon lunak untuk melakukan time attack. Dia sempat melesat ke posisi pertama, tetapi catatan waktunya dicoret karena melampaui track limit.
Namun, sengatan Bestianini itu merupakan alarm bahaya bagi para pebalap di posisi bawah, terutama Quartararo, Pol Epargaro, dan Francesco "Pecco" Bagnaia. Para pebalap di urutan kedelapan hingan 10 itu pun mulai melakukan time attack menjaga posisi tetap di zona Q2. Pecco mampu memperbaiki posisi ke urutan enam, dan Espargaro naik ke posisi lima. Quartararo pun turun ke posisi 10, tetapi tidak bisa memperbaiki posisinya, hingga Bestianini menggusur Pol Espargaro dari posisi kelima melalui time attack terakhirnya.
Quartararo pun mengalami mimpi buruk karena tergusur dari Q2. Ini hanya keempat kalinya pebalap asal Perancis itu mengawali kualifikasi dari Q1. Situasi yang dihadapi oleh Quartararo di Losail sepertinya semakin berat. Pada hari pertama mengaku kesulitan mencapai limit sesungguhnya dan merasa ada sesuatu yang hilang karena pace juga tidak bagus. Usaha memperbaiki waktu dalam FP3 juga tidak berbuah manis, justru terlempar ke Q1.
Namun, ada peluang Quartararo bangkit, karena rekan setimnya Franco Morbidelli, mampu bertahan di 10 besar. Pebalap asal Italia itu juga merasa kecepatan puncaknya membaik, karena bisa berada di papan tengah top speed dalam FP2. "Ini hari terbaik selama saya di MotoGP dari sisi kecepatan puncak. Biasanya saya berada paling bawah, tetapi sekarang saya bisa di tengah," ungkap Morbidelli kepada MotoGP.
Jika Quartararo bisa menemukan 'klik' solusi masalahnya, dalam balapan, Minggu (6/3/2022), ada potensi terjadi anomali. Quartararo merupakan pebalap yang lihai mengompensasi kelemahan motor dengan perubahan gaya membalap, seperti saat dia juara musim lalu.
Anomali dalam balapan seri Qatar juga bisa terjadi seiring peningkatan performa para pebalap Ducati. Sengatan Bastianini dan Pecco dalam FP3 menunjukan Desmosedici terus membaik seiring dengan jumlah putaran yang dijalani. Dalam daftar 10 pebalap di zona Q2, ada empat pebalap Ducati yang berpotensi membuat anomali, yaitu Jorge Martin, Pecco, Bastianini, dan Jack Miller.
Itulah mengapa pebalap Repsol Honda Marc Marquez tidak mau meremehkan tim pabrikan Italia itu. "Saya pikir mereka tidak dalam situasi yang buruk. Daya cengkeram trek akan meningkat dan mereka akan bisa menggunakan seluruh torsi mereka," ungkap juara dunia delapan kali di semua kelas itu.
Marquez merupakan salah satu favorit peraih podium seri Qatar setelah mampu mencetak waktu mengesankan dalam FP2. Dia pun menargetkan bisa start di baris terdepan. Saat ini, dia mengaku belum sepenuhnya bisa menerapkan gaya membalapnya karena belum menemukan 'klik' pada perilaku ban depan RC213V.
Kejutan terbesar bagi saya adalah Suzuki, berpura-pura tidak cepat di sepanjang musim dingin, dan kemudian muncul dengan 355 km/jam. (Jack Miller)
Namun, dari sisi fisik, dia merasa semakin baik, bahkan tidak lagi merasakan sakit pada bahunya. Ini kemajuan pesat, karena dia bisa bertahap memacu motor dengan 'gaya Marquez' yang agresif.
Lawan berat Marquez saat ini, untuk memenangi balapan adalah dua pebalap Suzuki, Alex Rins dan Joan Mir. Mereka musim ini berpotensi menjadi pesaing juara, setelah motor GSX-RR mengalami kemajuan pesar, terutama dalam kecepatan puncak. Kondisi itu membuat Rins dan Mir bisa mempertahankan posisi di trek lurus dari serangan para pebalap Ducati dan Honda. Rins dalam FP2 mencetak top speed tertinggi 355,2 km/jam, serta waktu putaran tercepat.
"Kejutan terbesar bagi saya adalah Suzuki, berpura-pura tidak cepat di sepanjang musim dingin, dan kemudian muncul dengan 355 km/jam. Jadi jelas mereka menemukan sesuatu yang bagus di Jepang," ungkap Jack Miller.
"Ya, ini langkah pertama untuk membuat musim yang bagus. Ini membangkitkan kepercayaan diri karena kami jelas meningkatkan top speed sehingga tidak memiliki masalah di area yang bermasalah tahun lalu yang sangat sulit. Dengan ini (peningkatan top speed) kami bisa bertahan di trek lurus. Ini langkah pertama yang bagus, tetapi kami juga perlu menjadi lebih baik dalam kualifikasi karena itu juga titik lemah kami lainnya," ujar Mir.