Tim Piala Davis Indonesia unggul 2-0 atas Venezuela pada babak ”playoff” Grup Dunia II. Namun, Indonesia tak boleh lengah meski tinggal membutuhkan satu kemenangan untuk menghindari degradasi ke Grup III.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim tenis putra Indonesia unggul 2-0 atas Venezuela pada hari pertama babak playoff Piala Davis Grup Dunia II. Meski tinggal membutuhkan satu kemenangan untuk bertahan pada grup tersebut, Indonesia belum berarti aman dari ancaman degradasi.
Keunggulan Indonesia, dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Tenis Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (4/3/2022), itu disumbangkan Muhammad Rifqi Fitriadi dan Christopher Rungkat. Rifqi mengalahkan Francisco Lamas Villarroel 6-3, 6-4 pada pertandingan pertama, dilanjutkan kemenangan Christopher atas Luis David Martinez 7-6 (7/4), 6-1 dalam laga kedua.
Persaingan untuk menghindari degradasi ke Grup III pada masing-masing zona (Indonesia di Asia/Oseania, Venuzuela di Amerika), Sabtu, akan berlanjut dalam partai ketiga hingga kelima, yang terdiri dari satu ganda dan dua tunggal. Indonesia mendaftarkan M Althaf Dhaifullah/Achad Imam Maruf, diikuti Rifqi, lalu Christopher. Namun, nama itu masih bisa diubah, maksimal satu jam sebelum pertandingan dimulai.
Partai ganda, yang akan dimulai pada pukul 10.00 WIB, bisa menjadi kunci bagi kedua tim yang sama-sama memiliki jagoan pada nomor tersebut. Indonesia memiliki Christopher, yang berperingkat ke-192 dunia ganda, sedangkan Venezuela akan mengandalkan Martinez dengan ranking ke-140.
Untuk itulah, kapten tim Indonesia Febi Widhiyanto memastikan akan mengganti formasi Althaf/Achad dengan menurunkan Christopher. Namun, Febi harus menyiapkan berbagai skenario untuk menentukan pasangan terbaik bagi Christopher. Tim juga harus berpikir skenario lain seandainya pemain ganda tak bisa menyumbangkan kemenangan.
Berkaca pada masa persiapan, Christopher memilih bermain ganda bersama Rifqi. ”Tetapi, tim akan berdiskusi dulu karena kami harus memikirkan berbagai macam kemungkinan. Misalnya, jika ganda kalah, siapa yang akan bermain selanjutnya,” ujar Christopher.
Jika Christopher akhirnya berpasangan dengan Rifqi, maka Rifqi pun akan menghadapi kemungkinan tampil pada dua nomor beruntun. Alternatif lain adalah memasangkan Christopher dengan Althaf, yang punya pengalaman lebih baik dari Achad, atau mengganti Rifqi dengan Althaf atau Achad pada nomor tunggal. Yang pasti, siapa pun yang bermain pada partai keempat menghadapi tantangan berat melawan Martinez.
Maka, skenario seandainya keunggulan 2-0 berubah menjadi 2-2 juga harus dipikirkan Indonesia. Jika ini terjadi, besar kemungkinan Christopher akan kembali diandalkan untuk laga penentu pada partai kelima. ”Saya merasa dalam kondisi fisik baik. Jadi, seandainya harus bermain dua kali pada Sabtu, saya siap,” ujar Christopher, yang menjuarai ganda putra ATP 250 Pune 2020 bersama Andre Goransson (Swedia).
Febi pun memastikan akan memilih formasi pemain terbaik untuk berbagai skenario, dengan target utama memenangi nomor ganda.
Adaptasi tunggal
Dari pertandingan yang berlangsung Jumat, Christopher menyatakan dia harus beradaptasi kembali bermain pada nomor tunggal. Pada ajang internasional, hal itu terakhir kali dilakukannya pada playoff Piala Davis Grup Dunia II 2020 melawan Kenya di Jakarta.
Saya merasa dalam kondisi fisik baik. Jadi, seandainya harus bermain dua kali pada Sabtu, saya siap.
”Pada awal pertandingan tadi, saya agak kaget karena sudah lama tidak bermain tunggal. Durasi bermain ganda cenderung lebih cepat dari tunggal, jadi saya pun harus bersiap untuk itu. Saat saya bisa menemukan taktik yang tepat untuk mendapat poin, saya pun mulai merasa nyaman,” ujar Christopher yang tampil di Piala Davis sejak 2007 pada usia 17 tahun.
Taktik itu adalah membuat perburuan setiap poin berlangsung lebih dari tiga pukulan hingga dia mendapat kesempatan mengubah ritme seperti dengan dropshot. Dengan cara ini pula, Martinez pun banyak membuat kesalahan.
Adapun Rifqi mengemukakan kesulitannya bermain agresif dengan lapangan berkarakter lambat. Ini membuatnya lebih sering bermain di baseline.
Membuka pertemuan Indonesia dengan tim dari Amerika Selatan itu, laga Rifqi melawan Villarroel diwarnai banyak unforced error. Kedua petenis juga tak memiliki servis yang bisa menjadi senjata untuk mendapat poin gratis.
Dari sembilan gim pada pertama, mereka mematahkan servis sebanyak lima kali. Situasi serupa terjadi pada enam gim pertama set kedua.
Sementara itu, meski telah berkali-kali menjadi tuan rumah Piala Davis, penonton di Indonesia belum juga terdidik dengan peraturan untuk menyaksikan pertandingan tenis. Masih banyak di antara mereka yang masuk-keluar tribune atau berpindah kursi saat gim berlangsung.
Panitia juga kurang tanggap dalam melindungi petenis. Walaupun protokol kesehatan pada masa pandemi Covid-19 berusaha dijalankan, penonton yang memasuki lapangan bisa berfoto dengan petenis Indonesia setelah dua pertandingan selesai.