Menanti Performa Desmosedici "Hibrida"
Seri pembuka MotoGP 2022 di Sirkuit Lusail, Qatar, ditandai dengan pilihan Francesco Bagnaia menggunakan mesin Ducati Desmosedici GP21 dibandingkan GP22. Ini pilihan berani di saat tim-tim lain menggunakan mesin baru.
LUSAIL, JUMAT – Francesco "Pecco" Bagnaia mengawali musim ini dengan optimisme tinggi karena menemukan kompromi yang dia sukai, yaitu bisa menggunakan mesin musim lalu dengan sejumlah perbaikan dari mesin 2022. Pebalap tim pabrikan Ducati itu pun akan memacu motor 'hibrida', yang merupakan perpaduan Desmosedici GP21 dan GP22. Performa motor 'hibrida' itu akan terlihat lebih jelas saat kualifikasi. Musim lalu, Pecco meraih pole position di Lusail dengan catatan waktu mengesankan 1 menit 52,772 detik.
Motor pilihan Pecco, yang juga dipakai oleh rekan setimnya Jack Miller itu, belum terlihat dalam sesi latihan bebas pertama. Pecco justri terjatuh di tikungan 6 menjelang akhir sesi FP1, dan berada di urutan ke-18. Miller juga hanya berada di posisi ke-13 catatan waktu tercepat.
Namun, FP1 bukanlah acuan yang valid untuk melihat potensi motor untuk sesi kualifikasi dan balapan. Itu karena FP1 dan FP3 berlangsung siang hari, sehingga ada perbedaan temperatur permukaan aspal yang sangat besar dengan saat kualifikasi dan balapan yang berlangsung petang hingga malam. Performa Desmosedici 'hibrida' akan terlihat saat FP2 dan FP4 yang berlangsung dalam rentang waktu yang sesuai dengan kualifikasi dan balapan.
Manajer tim pabrikan Ducati Davide Tardozzi menegaskan, motor "hibrida" itu bukan karena GP22 bermasalah, tetapi lebih karena kecocokan dengan karakter berkendara pebalap. "Pecco tidak mengatakan 'mesin 2022 salah, saya ingin (mesin) 2021'. Itu omong kosong karena kami memberi Pecco spesifikasi berbeda. Dia memiliki peluang untuk mengatur mesin ke arah gaya berkendara pebalap dan mesin ini sejalan dengan gaya membalap Pecco dan Jack," ungkap Tardozzi kepada Simon Crafar dari MotoGP.
Mesin ini sejalan dengan gaya membalap Pecco dan Jack. (Davide Tardozzi)
Menurut Tardozzi, di Sepang, pabrikan lainnya membawa tiga spesifikasi berbeda. "Mengapa tidak ke pabrikan itu dan menanyakan, 'yang mana yang dipakai Marc Marquez atau pebalap lain?'," kata Tardozzi.
"Kami senang dengan pilihan para pebalap. Saya pikir kami memberi semua pebalap peluang terbaik. Kita lihat saja bagaimana musim ini dimulai dan pada ahirnya kita akan melihat yang terjadi. Ini akan menjadi musim yang sulit, banyak motor dan pebalap yang kompetitif. Kejuaraan yang bisa dinikmati," pungkas Tardozzi.
Baca juga : Sambut Musim MotoGP Paling Ketat dan Menyenangkan
Dari delapan pemacu Desmosedici, hanya Bagnaia dan Miller yang menggunakan motor hibrida. Sedangkan pebalap lainnya, Johann Zarco, Jorge Martin, dan Luca Marini, memilih menggunakan GP22. Sedangkan Enea Bastianini, Marco Bezzecchi, dan Fabio Di Giannantonio memacu GP21.
Dalam sesi latihan pertama, Jumat (4/3/2022) pukul 13.40-14.25 waktu setempat, para pebalap Ducati belum menunjukan performa terbaiknya. FP1 memang bukan acuan valid potensi persaingan, bahkan dinilai tidak penting oleh pebalap Yamaha RNF Andrea Dovizioso.
Namun, hasil FP1 itu tetap menggambarkan posisi masing-masing tim, terkait dengan basis motor mereka. KTM yang memuncaki waktu tercepat FP1 melalui Brad Binder dengan 1 menit 54,851 detik menegaskan posisi RC16 yang kompetitif dalam waktu satu putaran. Ini juga menjelaskan efektivitas kerja tim asal Austria itu yang mengalami masalah performa saat tes pramusim di Sepang.
Sesi latihan pertama juga menguatkan status Honda untuk kembali ke persaingan papan atas dengan tiga pebalap di posisi lima besar. Takaaki Nagami, Pol Espargaro dan Marc Marquez, masing-masing di posisi kedua, keempat dan kelima. Honda yang menghadirkan motor RC213V dengan karakter baru, memiliki basis setelan yang solid dan berpotensi menjadi pesaing podium di Qatar.
Baca juga : Perebutan Takhta MotoGP Dimulai
Setali tiga uang, pebalap Suzuki Ecstar Alex Rins juga menunjukan konsistensi dengan menempati posisi ketiga tercepat saat FP1. Performa Rins sangat stabil sejak tes pramusim di Sepang dan Mandalika. Pebalap asal Spanyol itu mampu mengoptimalkan potensi GSX-RR yang musim ini meningkat dalam kecepatan puncak.
Namun, catatan waktu para pebalap di lima besar itu, masih berkisar di 54 detik besar dan 55 detik menengah. Waktu putaran itu masih jauh dibandingkan dengan hasil kualifikasi musim lalu yang di puncaki oleh Pecco dengan 1 menit 52,7720 detik.