Ide Liga Super Eropa belum sepenuhnya pupus. Presiden La Liga Javier Tebas menganggap pendiri kompetisi itu sebagai pembohong yang melebihi Presiden Rusia Vladimir Putin.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LONDON, KAMIS – Tiga klub raksasa Eropa, yakni Juventus, Real Madrid, dan Barcelona, tetap menjaga impian semu untuk menyelenggarakan kompetisi Liga Super Eropa. Presiden Juventus Andrea Agnelli mengungkapkan, 11 dari 12 klub pendiri masih berkomitmen untuk memulai kompetisi “ideal” itu demi menghadirkan iklim kompetisi yang lebih transparan secara finansial.
Rencana Liga Super Eropa kembali digaungkan Agnelli dalam Rapat Bisnis Sepak Bola di London, Inggris, Kamis (3/3/2022) sore waktu setempat. Ia mengemukakan bahwa rencana Liga Super itu belum pupus meskipun ada penolakan dari Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA), Asosiasi Klub Eropa (ECA), FIFA, serta penyelenggara kompetisi nasional di seluruh Eropa.
“Liga Super belum gagal. Menurut saya, sepak bola Eropa sangat memerlukan reformasi,” ucap Agnelli dalam pidatonya dilansir La Gazzetta dello Sport.
Agnelli menambahkan, 11 dari 12 klub pendiri, termasuk enam klub besar Liga Inggris, tetap berkomitmen untuk mematuhi kontrak yang telah ditandatangani untuk menginisiasi Liga Super Eropa. Logo 12 klub pendiri pun masih terpasang di laman resmi Liga Super.
Dokumen kontrak itu berisi 120 halaman yang mencantumkan format kompetisi hingga alokasi pembagian keuntungan kompetisi dari kontrak kerja sama dengan sponsor.
“Saya merasa sistem monopoli operator (kompetisi) saat ini sudah tidak cocok untuk sebuah bisnis seperti sepak bola. Kami menganggap struktur pelaksana kompetisi sudah tidak sesuai. Kami ingin memperbaiki jalannya industri, bukan diberikan produk (kompetisi) alternatif,” kata Agnelli.
Lebih lanjut, Agnelli menyatakan, UEFA telah tahu lebih awal tentang rencana Liga Super itu. UEFA mengetahui Liga Super Eropa sebelum 12 klub pendiri mengumumkan gagasan Liga Super, 18 April 2021 lalu.
“UEFA tahu bahwa saya sebagai Presiden Juventus tengah mengerjakan sesuatu yang berbeda. Liga Super itu adalah hasil kerja kolektif 12 klub, bukan satu atau dua orang,” ujar pengusaha berusia 46 tahun itu.
Menurut laporan The Times, Juni 2021, enam klub Inggris gagal keluar dari proyek itu secara formal. Sebab, dalam klausul kontrak yang telah ditandatangani 12 klub pendiri terdapat ancaman denda kepada klub yang keluar dari proyek itu sebelum resmi dimulai.
Keenam klub asal Inggris itu ialah Arsenal, Chelsea, Tottenham Hotspur, Manchester United, Manchester City, dan Liverpool. Pemilik MU Joel Glazer, pemilik Liverpool John W Henry, dan pemilik Arsenal Stan Kroenke, menjabat Wakil Presiden Liga Super bersama Agnelli. Adapun Presiden Real Madrid Florentino Perez adalah presiden dari proyek itu.
Setiap mendengar tiga klub Liga Super itu, saya tekankan mereka hanya menyampaikan kebohongan. Liga Super berbohong melebihi (Vladimir) Putin (Presiden Rusia). (Javier Tebas)
Berdasarkan laporan Marca, terdapat “bonus selamat datang” sebesar 200-300 juta euro (Rp 3,17-4,76 triliun) bagi klub peserta. Sebaliknya, setiap klub yang keluar dari perjanjian kontrak itu harus membayar uang kompensasi sebesar 300 juta euro.
Format baru
Agnelli bersama Perez dan Presiden Barcelona Joan Laporta melakukan pertemuan terkini, pekan lalu, di kediaman Agnelli di Turin, Italia. Dalam pertemuan itu, ketiganya membahas usulan format baru Liga Super Eropa.
Berbeda dengan rancangan sebelumnya yang hanya diikuti 20 klub. Dalam format baru, Liga Super berencana diikuti oleh 40 klub yang terbagi dalam dua divisi. Masing-masing divisi diikuti 20 klub, sehingga ada promosi dan degradasi.
Namun, rancangan format baru itu belum diungkapkan oleh Agnelli di London. Ia mengatakan, pihaknya masih menunggu keputusan pengadilan terkait tuntutan kepada UEFA yang diajukan ke Mahkamah Eropa, akhir 2021. Putusan itu diharapkan hadir paling lambat akhir tahun ini.
“Kami menunggu (putusan) Mahkamah Eropa untuk menentukan apakah organisasi (UEFA) saat ini beroperasi sesuai dengan tujuan pembentukannya. Kami akan duduk bersama dan mendukung jalannya organisasi yang transparan,” kata Agnelli.
Lebih dari Putin
Presiden La Liga Javier Tebas menganggap tiga klub pemimpin ide Liga Super adalah pembohong terkait gagasan untuk menghadirkan iklim kompetisi yang adil dan lebih baik.
“Setiap mendengar tiga klub Liga Super itu, saya tekankan mereka hanya menyampaikan kebohongan. Liga Super berbohong melebihi (Vladimir) Putin (Presiden Rusia),” ucap Tebas dalam salah satu forum di rapat bisnis sepak bola itu.
Tebas mengucapkan itu di hadapan Agnelli. Presiden Juventus duduk di barisan hadirin terdepan ketika Tebas menyampaikan pandangannya tentang Liga Super.
“Tiga klub itu mengatakan proyek mereka tidak akan memengaruhi klub dan kompetisi lain, tetapi itu adalah kebohongan. Tiga klub itu ingin menguasai klub lain, sehingga Anda harus menghindari ide (Liga Super) itu,” tutur Tebas.
Sementara itu, Presiden UEFA Aleksander Ceferin menilai, gagasan Liga Super menunjukkan klub-klub pendiri tidak peka terhadap situasi krisis yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
“Pertama, mereka merilis ide tidak masuk akal itu di tengah pandemi Covid-19. Kini, mereka kembali menghadirkan ide yang berbeda di tengah perang,” kata Ceferin yang juga menjadi pembicara di agenda tersebut secara virtual.
“Kami berusaha membantu di situasi yang sulit ini, sedangkan mereka mengerjakan proyek seperti itu. Mereka seperti hidup di dunia yang tidak paralel dengan kami,” ucap sang Presiden UEFA kemudian.
Sekali lagi, Ceferin menegaskan, apabila ketiga klub itu bersikeras untuk menyelenggarakan Liga Super, pihaknya meminta klub itu untuk tidak tampil lagi di kompetisi yang dibuat UEFA. (REUTERS)