Liverpool menjelma jadi sosok predator jelang memasuki sepertiga akhir kompetisi Liga Inggris. Mereka semakin dekat ke puncak klasemen setelah tren enam kemenangan beruntun.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LIVERPOOL, KAMIS - Liverpool semakin memperlihatkan rasa lapar mereka setelah pesaing terkuat meraih gelar juara, Manchester City, terpeleset pada akhir pekan lalu. Tim berjuluk ”Si Merah” ini bagai predator yang terpacu adrenalinnya ketika mencium bau darah. Keganasan Liverpool terpampang jelas pada pekan ke-26 Liga Inggris, saat memangsa Leeds United.
Leeds, yang sempat merepotkan Manchester United pada laga sebelumnya, tidak berdaya di markas Liverpool, Stadion Anfield, Kamis (24/2/2022) dini hari WIB. Tim tamu takluk 0-6 dalam pertarungan berat sebelah sejak menit pertama.
Manajer Leeds Marcelo Bielsa kecewa, tetapi tidak terkejut dengan hasil ini. Menurut pelatih kawakan asal Argentina ini, Liverpool lebih superior ketimbang musim lalu, sedangkan mereka lebih buruk karena cederanya beberapa pemain inti, seperti Kalvin Phillips dan Patrick Bamford. Mereka pun ibarat kijang pincang yang berjalan di depan singa lapar.
”Musim lalu dan musim ini jauh berbeda. Anda bisa melihat perbedaan itu dari dua tim ini. Mereka jauh lebih siap, tidak seperti kami yang kesulitan sepanjang musim. Kami berjuang sepanjang laga, tetapi tidak menghasilkan apa pun,” kata Bielsa.
Leeds hanya menghasilkan 3 tembakan selama 90 menit, saat tim tuan rumah memborbadir mereka dengan 23 tembakan. Mereka sama sekali tidak memperlihatkan wajah tim yang sempat memberi perlawanan saat kalah 3-4 dari Liverpool di Anfield, musim lalu.
Kemenangan telak ini diperoleh karena motivasi Mohamed Salah dan rekan-rekan yang sangat besar. Mereka sudah unggul 3-0 pada paruh laga, lewat dua gol penalti Salah dan gol bek Joel Matip. Rasa lapar ”Si Merah” terlihat jelas pada 10 menit terakhir laga. Mereka tidak puas unggul 3 gol, lalu menggenapi kemenangan hingga setengah lusin gol.
Liverpool pun sukses menipiskan jarak dengan City, pemuncak klasemen sementara. City yang kalah dari Tottenham Hotspur pada akhir pekan lalu, tinggal unggul tiga poin. Momentum juara kini berbalik ke arah Liverpool, yang sempat tertinggal 12 poin dari sang juara bertahan pada awal tahun.
Peluang skuad asuhan manajer Juergen Klopp meraih gelar juara liga ke-20 terbuka lebar. Liga Inggris masih menyisakan 12 pertandingan lagi. Adapun mereka sedang dalam trend enam kemenangan beruntun, menjadi tim dengan laju terbaik pada rentang waktu tersebut.
Meskipun demikian, Klopp agak merendah. Dia menyiratkan, City masih kandidat terkuat juara musim ini. Menurut manajer asal Jerman ini, prinsip utama mereka bukanlah mengejar sang pesaing. Mereka hanya ingin fokus untuk memenangi semua laga tersisa.
”Kami tidak sedang mengejar City. Kami hanya mencoba menang dalam pertandingan. Masalahnya, kami akan bermain di final (Piala Liga) pada akhir pekan dan City bermain (di liga). Jika mereka menang, kami akan kembali tertinggal 6 poin. Saya juga tidak yakin pekan depan bermain lebih dulu. Jadi mungkin saja kami tertinggal 9 poin,” ucap Klopp.
Tanpa organisasi pertahanan berkualitas, kami hanyalah tim sepak bola yang bagus. Dengan itu, kami bisa menjadi tim yang sukses.
Meskipun begitu, Klopp percaya kualitas pertahanan akan membawa klub berlogo burung liver ini terbang tinggi pada akhir musim. Benteng pertahanan yang dipimpin bek Virgil van Dijk baru kemasukan 2 gol dalam 6 laga terakhir.
Pertahanan kokoh merupakan kunci Liverpool meraih gelar juara musim 2019-2020. Benteng mereka begitu rapuh musim lalu karena Van Dijk cedera.
”Tanpa organisasi pertahanan berkualitas, kami hanyalah tim sepak bola yang bagus. Dengan itu (pertahanan kuat) kami bisa menjadi tim yang sukses,” tambah Klopp.
Kedalaman istimewa
Salah satu kekhawatiran terhadap Liverpool sebelum musim dimulai adalah minimnya kedalaman skuad. Mereka tidak punya keistimewaan seperti City yang punya kualitas setara antara pemain inti dan cadangan. Namun, kekhawatiran itu agaknya telah berakhir.
Liverpool berpesta gol ke gawang Leeds tanpa diperkuat dua penyerang andalan yang sedang cedera, yaitu Diogo Jota dan Roberto Firmino. Keseimbangan lini depan mereka tidak terganggu berkat kehadiran Luis Diaz, penyerang yang didatangkan dari Porto pada jendela transfer musim dingin.
”Ketika Anda melawan Liverpool, mereka punya 4-5 pilihan penyerang di lini depan yang sama-sama berkualitas. Mereka tinggal memilih ingin menggunakan siapa,” ucap mantan pemain Liverpool Harry Kewell seperti dikutip situs resmi Liga Inggris.
Penyerang yang membela Liverpool pada 2003-2008 ini menambahkan, dengan performa seperti saat ini, Diaz tampaknya bisa mencetak dua digit gol pada akhir musim. ”Jika menjadi musuh, saya tidak mau bertemu Liverpool dalam waktu dekat,” ujarnya.
Di tengah kegembiraan Klopp terhadap performa anak asuhnya, Manajer Spurs Antonio Conte justru sedang frustasi. Timnya kalah dari tim peringkat ke-19, Burnley, 0-1, hanya berselang beberapa hari setelah menang atas City. Kekalahan itu menjadi yang ke-4 dari 5 laga terakhir mereka.
”Saya datang untuk memperbaiki situasi di Tottenham, tetapi saat ini saya tidak mengerti. Mungkin saya tidak cukup baik untuk memperbaikinya. Ini adalah hal yang sangat membuat frustasi. Kami berjuang keras untuk bisa mengeluarkan yang terbaik, tetapi kenyatannya tidak berubah,” kata Conte. (AP/REUTERS)