Chelsea menempatkan satu kaki di babak delapan besar Liga Champions Eropa usai mengandaskan Lille 2-0. Tampil tanpa penyerang andalan Romelu Lukaku, Chelsea justru mampu tampil garang.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
LONDON, RABU – Manajer Chelsea Thomas Tuchel membuat keputusan mengejutkan dengan mencadangkan penyerang andalan Romelu Lukaku saat menghadapi Lille di pertemuan perteama babak 16 besar Liga Champions Eropa di Stadion Stamford Bridge, Rabu (23/2/2022). Keputusan itu terbukti tepat. Meski tanpa Lukaku, Chelsea mampu tampil garang dengan mengunci kemenangan meyakinkan 2-0.
Sepasang gol dari Kai Havertz dan Christian Pulisic membawa Chelsea menempatkan satu kaki mereka di babak delapan besar Liga Champions. Kemenangan atas Lille meneguhkan keperkasaan Chelsea ketika bermain di kandang sendiri. Sejauh ini, Chelsea telah memenangi enam pertandingan kandang terakhir mereka di Liga Champions dan semuanya tanpa kebobolan.
Kemenangan Chelsea itu diwarnai teka-teki terkait keputusan Tuchel tidak memainkan Romelu Lukaku di sepanjang laga. Walau begitu, keputusan Tuchel tidak keliru. Tanpa Lukaku, Chelsea justru mampu memetik kemenangan secara meyakinkan.
Kondisi itu berbanding terbalik ketika mereka harus menunggu hingga menit ke-89 untuk memastikan kemenangan atas Crystal Palace di Liga Inggris. Saat itu, Chelsea unggul berkat gol semata wayang Hakim Ziyech.
Lukaku yang didatangkan dari Inter Milan dengan biaya sekitar Rp 1,7 triliun tidak bisa berkutik. Striker timnas Belgia itu tampil kurang optimal dengan hanya mencatatkan tujuh sentuhan sepanjang laga.
Sejumlah pihak menduga Tuchel mencadangkan Lukaku lantaran kehilangan kepercayaan terhadap performanya kini. Namun, manajer asal Jerman itu membantah dan menjelaskan bahwa Lukaku sedang diistirahatkan karena kelelahan. “Dia tampak sedikit kelelahan dan Anda harus mempertimbangkan bahwa dia sudah banyak bermain,” kata Tuchel.
Alasan Tuchel terdengar cukup masuk akal. Chelsea memang tengah menjalani jadwal padat seiring keikutsertaan mereka di Piala Dunia Antarklub. “Si Biru” mengikuti lima turnamen di musim ini, yaitu Piala Dunia Antarklub, Piala Liga Inggris (Carabao), Piala FA, Liga Champions, dan Liga Inggris. Setelah memastikan diri keluar sebagai juara Piala Dunia Antarklub, Chelsea saat ini masih berjuang di empat kompetisi lainnya.
Dengan absennya Lukaku, Tuchel menempatkan penyerang belia asal Jerman, Kai Havertz, sebagai ujung tombak sejak menit-menit awal. Ini adalah kali ketiga Havertz masuk sebagai pemain mula bagi Chelsea di Liga Champions. Havertz telah tampil sebanyak enam kali di Liga Champions bersama Chelsea dengan mengemas dua gol, termasuk saat melawan Lille.
Membayar kepercayaan
Kepercayaan Tuchel dibayar tuntas oleh Havertz. Ia membuat Chelsea unggul di menit ke-8 ketika sukses menyambut umpan sepak pojok Ziyech. Gol ni memperlihatkan kepiawaian Havertz dalam mengeksploitasi ruang di kotak penalti Lille.
Tidak hanya itu, Havertz juga kerap mengancam gawang Lille. Ia mencatatkan empat upaya tembakan ke gawang Lille di sepanjang laga. Secara keseluruhan, Chelsea mencatatkan sembilan upaya tembakan ke gawang.
Jumlah itu kalah dibandingkan 15 upaya tembakan milik Lille. Namun, Chelsea tampil lebih efektif dengan melepaskan empat tembakan tepat sasaran dibanding Lille dengan dua tembakan. Seluruh upaya tembakan Lille tidak ada yang benar-benar merepotkan kiper Chelsea, Edouard Mendy. Selain itu, Chelsea juga unggul penguasaan bola mencapai 51 persen.
Setelah tertinggal satu gol, para pemain Lille meningkatkan intensitas serangan. Namun, upaya itu masih bisa diredam Chelsea yang menerapkan garis pertahanan tinggi dengan tiga pemain belakang. Hingga babak pertama usai, keunggulan 1-0 untuk Chelsea masih tetap bertahan.
Lille meningkat setelah kami mencetak gol pertama. Mereka memiliki beberapa pemain berkualitas dan menemukan beberapa ruang untuk menyerang kami. Mereka memiliki beberapa peluang, tetapi kami mengelola permainan dengan baik dan pada akhirnya mendapat kemenangan yang bagus.
“Lille meningkat setelah kami mencetak gol pertama. Mereka memiliki beberapa pemain berkualitas dan menemukan beberapa ruang untuk menyerang kami. Mereka memiliki beberapa peluang, tetapi kami mengelola permainan dengan baik dan pada akhirnya mendapat kemenangan yang bagus,” ujar gelandang Chelsea, N’Golo Kante seusai laga.
Di babak kedua, tepatnya di menit ke-63, Chelsea menggandakan keunggulan melalui sepakan Pulisic. Kante berperan besar dalam gol kedua Chelsea. Gelandang timnas Perancis tersebut dengan jeli melihat Pulisic yang berlari membuka ruang. Kante kemudian mengirim bola kepada Pulisic yang mengonversi operan tersebut menjadi gol. Chelsea mampu menjaga keunggulan 2-0 hingga pertandingan berakhir.
Kapten Lille, Jose Fonte, mengatakan, timnya membuat kesalahan dengan membiarkan para pemain Chelsea memenangi perebutan bola di area-area berbahaya sepanjang laga. Menatap pertemuan kedua, Fonte mengakui masih banyak hal yang harus dibenahi timnya. Akan tetapi, tampil di depan pendukung akan memantik semangat juangnya dan rekan-rekannya.
Menyongsong pertemua kedua, Tuchel memiliki beberapa catatan yang harus disimak oleh para pemainnya. Kendati tampil impresif dan mampu meredam Lille, Tuchel menilai para pemainnya terlalu cepat menurunkan tempo permainan setelah mencetak gol.
“Setelah mencetak gol, kami berubah menjadi pasif dan turun terlalu dalam. Dari sana kami sedikit menderita karena tertekan oleh Lille,” ucap Tuchel. (AFP/REUTERS)