Real Madrid memikul ekspektasi tinggi dari para penggemarnya. Tampil buruk di babak pertama saat melawan Deportivo Alaves, para pemain Real disoraki para pendukung.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
MADRID, MINGGU — Bermain di klub sebesar Real Madrid akan selalu memberikan tekanan tersendiri bagi para pemain. Hal itu dirasakan para pemain Real saat mengatasi Deportivo Alaves, 3-0, pada laga Liga Spanyol di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Minggu (20/2/2022) dini hari WIB. Ekspektasi tinggi para pendukung menjadi bumerang. Mereka justru menyoraki para pemain Real yang tampil buruk di babak pertama.
Sebagai tim besar yang terbiasa berprestasi, Real akan selalu mendapat ekspektasi tinggi dari para penggemarnya. Pujian belum tentu akan mereka terima kala bermain bagus. Namun, cacian serta cemooh sudah pasti akan mereka peroleh di saat tim bermain buruk. Terlebih menghadapi tim yang di atas kertas relatif lebih lemah.
Alaves yang kini duduk di peringkat ke-19 atau papan bawah Liga Spanyol menghadirkan kesulitan bagi Real. Mereka menciptakan sejumlah peluang di babak pertama. Kans terbaik diciptakan Jason Salgueiro saat memanfaatkan kemelut di depan gawang Real. Hanya saja tembakannya masih melambung tipis di atas mistar Thibaut Courtois.
Real tidak mampu berbuat banyak di babak pertama. Tekanan dari para pemain Alaves membuat pemain Real sulit mengembangkan permainan. Mereka hanya mencatatkan dua tembakan tepat sasaran di babak pertama. Wibawa Real sebagai tim tersukses di Eropa seakan hilang begitu saja di hadapan Alaves. Menyaksikan penampilan mengecewakan itu, para pendukung Real menyoraki para pemain.
”Saya mengerti para penggemar sedang kesal. Di Real Madrid, bermain di level tertinggi adalah suatu keharusan,” kata bek kanan Real, Dani Carvajal, mengomentari ejekan dan sorakan dari tribune penonton di babak pertama.
Para pendukung Real bukanlah tipe yang terbiasa untuk bersabar menanti tim kesayangan mereka berproses. Di Real, segalanya dituntut serba instan. Para pendukung sudah sangat kehilangan kesabaran mengingat performa kurang impresif Real di dua laga sebelumnya.
Sebelum menghadapi Alaves, Real mengalami masa-masa sulit seiring absennya penyerang andalan mereka, Karim Benzema. Di pekan ke-24, Real ditahan imbang tuan rumah Villarreal, 0-0. Pada tengah pekan, Real menyerah 0-1 dari Paris Saint-Germain di Liga Champions Eropa.
”Selalu ada ekspektasi tinggi di stadion ini. Kami selalu dituntut untuk menang, tidak peduli siapa yang kami mainkan dan saya rasa itu wajar. Di babak kedua, para penggemar mendorong kami untuk memenangi pertandingan,” kata Carvajal.
Tertekan
Ekspektasi tinggi dari para pendukung itu membuat para pemain Real merasa sedikit tertekan. Di babak kedua, mereka mampu memperbaiki penampilan. Marco Asensio mencetak gol indah dari luar kotak penalti untuk membuat Real memimpin lebih dulu pada menit ke-63.
Asensio merayakan gol tersebut dengan meletakkan jari telunjuknya di depan mulut. Ia seakan meminta para pendukung Real untuk berhenti menyoraki para pemain dan beralih mendukung perjuangan mereka di atas lapangan. Gol Asensio itu membuat para pemain Real sedikit lega dan tampil lepas tanpa tekanan.
Selalu ada ekspektasi tinggi di stadion ini. Kami selalu dituntut untuk menang, tidak peduli siapa yang kami mainkan dan saya rasa itu wajar.
Keran gol Real mulai terbuka setelah itu. Vinicius Junior mampu menggandakan keunggulan Real dengan mengoptimalkan umpan Benzema pada menit ke-80. Menurut gelandang Real, Federico Valverde, timnya menemukan lebih banyak ruang di babak kedua. Itu bisa terjadi karena para pemain Alaves mulai kelelahan.
”Di babak kedua, kami menemukan lebih banyak ruang dan mampu memanfaatkannya sebaik mungkin karena kami memiliki beberapa pemain cepat. Anda bisa melihat bahwa ketika kami memiliki kontrol permainan yang lebih besar dan menunjukkan kesabaran yang lebih besar di sepertiga akhir lapangan, kami menciptakan lebih banyak peluang dan mencetak gol,” tutur Valverde, dikutip dari laman Real.
Menjelang pertandingan berakhir, Benzema menambah keunggulan Real menjadi 3-0. Striker timnas Perancis itu sukses mencetak gol dari titik penalti. Hingga laga usai, skor 3-0 untuk kemenangan Real tidak berubah.
Selain cemoohan untuk para pemain, para pendukung Real juga mengkritik pelatih Carlo Ancelotti yang dinilai minim kreativitas dan enggan melakukan rotasi di dalam tim. Di laga ini, Ancelotti lagi-lagi bergeming dengan keputusannya untuk tidak melakukan pergantian pemain hingga Asensio dan Vinicius mencetak gol di babak kedua.
”Saya akan melakukan perubahan. Namun, ketika Asensio mencetak gol, saya memilih tidak mengganti pemain karena saya cukup menyukai cara tim bermain. Di babak pertama, kami tidak memiliki keunggulan dalam serangan, tetapi kami kemudian berbenah di babak kedua,” ujar Ancelotti.
Kemenangan atas Alaves membuat Real kini mengoleksi 57 poin dari 25 laga. ”Los Blancos” unggul tujuh poin atas Sevilla di peringkat kedua. Namun, Sevilla bisa saja memangkas jarak karena mereka memiliki keunggulan satu pertandingan yang belum dimainkan. (REUTERS)