Liverpool membuktikan untuk bersaing di Liga Champions tidak cukup hanya tampil baik. Mereka juga perlu memiliki kedalaman tim untuk keluar dari tekanan lawan. Itu ditampilkan "Si Merah" saat menumbangkan Inter Milan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MILAN, KAMIS – Liverpool memetik berkah dari kedalaman skuad yang dimiliki saat melawat ke Stadion Giuseppe Meazza, San Siro, markas Inter Milan, pada laga pertama babak 16 Besar Liga Champions Eropa, Kamis (17/2/2022) dini hari WIB. Manajer Liverpool Juergen Klopp membuat empat pergantian untuk mengubah jalannya laga dan mencetak dua gol kemenangan yang hadir pada 15 menit akhir.
Tidak seperti biasanya, Klopp amat tegang di sisi lapangan yang dikelilingi sekitar 37.000 penonton yang berada di tribune salah satu stadion ikonik di Eropa itu. Sesekali ia juga tertangkap kamera menggelengkan kepala tanda kecewa dengan performa anak asuhannya di babak pertama hingga awal babak kedua.
Kekecewaan itu didasari kegagalan skuad “Si Merah” mengimbangi duel fisik yang diterapkan lini tengah Inter, terutama melalui Arturo Vidal dan Marcelo Brozovic. Di sisi lain, Klopp beberapa kali memberikan instruksi dengan isyarat tangannya agar para pemainnya menjaga kedua sisi sayap.
Klopp melihat dua bek sayap Liverpool, Trent Alexander-Arnold dan Andrew Robertson, kewalahan membendung arus serangan Inter dari kedua sayap. Kegemaran Alexander-Arnold untuk melakukan maju membantu serangan membuat Ivan Perisic lebih leluasa bergerak di sisi kanan pertahanan Liverpool.
Di sisi kiri Liverpool, bek Inter Denzel Dumfries juga beberapa kali membuat Robertson kerepotan. Kondisi itu membuat dua bek tengah Liverpool, Virgil Van Dijk dan Ibrahima Konate, harus sigap menutup ruang di sisi lebar lapangan untuk meredam serangan Inter.
“Bek sayap kami kerap sendirian dalam situasi satu lawan satu yang membahayakan lini pertahanan. Hal ini tidak sesuai dengan rencana permainan,” ucap Klopp seusai laga kepada BT Sport.
Kondisi itu membuat Klopp melakukan tiga pergantian sekaligus pada menit ke-59. Luis Diaz, Jordan Henderson, dan Naby Keita masuk untuk menggantikan Sadio Mane, Fabinho, dan Harvey Elliott. Roberto Firmino masuk lebih dulu setelah turun minum mengisi posisi Diogo Jota yang cedera.
Ketika masuk ke dalam lapangan, Henderson menyemangati rekan-rekannya yang menjadi wujud dari rasa kecewa Klopp di sisi lapangan. “Come on, lads!” teriak Henderson usai memasang ban kapten yang diberikan Van Dijk.
Kehadiran Henderson dan Keita melindungi Alexander-Arnold dan Robertson. Keduanya mencatatkan masing-masing dua dan satu cegatan yang krusial untuk memutus serangan “Si Hitam Biru”, sebutan Inter.
Selain tugas bertahan, Henderson juga lebih baik dalam urusan menguasai bola. Henderson tercatat 47 kali menyentuh bola atau lebih baik daripada 34 sentuhan yang dihasilkan Fabinho, yang bermain dua kali lebih lama.
Sementara itu, dua pemain pengganti di lini depan, yaitu Diaz dan Firmino juga memberikan efek positif bagi performa Si Merah. Pergerakan Diaz membuat Dumfries harus berpikir dua kali untuk membantu serangan. Bek asal Belanda itu dipaksa membantu tugas bertahan Milan Skriniar. Diaz juga mampu melakukan dua tembakan.
Saya memiliki banyak rasa hormat kepada Henderson dan Keita yang memberikan dampak nyata setelah masuk lapangan.
Adapun Firmino menjalankan tugasnya dengan baik untuk menjaga bola di lini depan dan membantu mengalirkan bola. Ia mencetak gol pembuka Liverpool melalui sundulan pada menit ke-75, yang mengembalikan kepercayaan diri rekan setimnya. Itu adalah gol ke-11 Firmino sebagai pemain pengganti di era Klopp.
“Saya memiliki banyak rasa hormat kepada Henderson dan Keita yang memberikan dampak nyata setelah masuk lapangan. Luis (Diaz) juga bermain sangat natural untuk menjalankan tugasnya,” ujar Klopp.
Juru taktik asal Jerman itu menambahkan, “Setelah gol Firmino, kepercayaan diri kami kembali. Secara tiba-tiba, bola kembali menjadi rekan kami dan kami memenangkan pertandingan,” katanya.
Kemenangan Liverpool dilengkapi oleh sepakan kaki kiri Mohamed Salah pada menit ke-83. Gol itu menjadikan Salah sebagai satu-satunya pemain yang bisa mencetak gol melawan dua tim Milan, Inter dan AC Milan, di San Siro dalam satu edisi Liga Champions.
“Ini adalah hasil positif yang menjadi modal kami untuk menjalani laga kedua. Meski begitu, duel ini belum berakhir karena kami harus mengatasi lagi tantangan sulit di Liverpool,” kata Van Dijk yang dinobatkan sebagai pemain terbaik.
Tidak sebanding
Berbeda dengan Liverpool,pergantian yang dilakukan Pelatih Inter Simone Inzaghi gagal membuat perubahan. Kualitas lima pemain pengganti Inter tidak sebanding dengan kualitas pemain pengganti Liverpool.
Untuk membongkar pertahanan tim tamu, Inzaghi memasukkan Alexis Sanchez untuk menggantikan Lautaro Martinez di menit ke-70. Upaya untuk meredam Diaz dan Robertson, Inzaghi memasukkan Matteo Darmian mengisi posisi Dumfries.
Hanya saja, dua pemain, yang pindah ke Inter setelah gagal bersinar di Liga Inggris bersama Manchester United itu, tidak mampu memberikan dampak positif bagi Si Hitam Biru.
“Pergantian yang dilakukan Klopp menampilkan kekuatan, memaksa Inter bertarung dengan sudut pandang baru, serta taktik yang baru ketika fisik pemain Inter mulai menurun. Adapun kehadiran pemain pengganti tidak mengubah permainan Inter,” tulis Jonathan Liew dalam kolomnya di The Guardian edisi Kamis.
Menurut Inzaghi, performa selama 75 menit pertama di San Siro menghadirkan kepercayaan diri kepada skuadnya untuk memberikan perlawanan lebih baik kepada Liverpool di laga kedua. Namun, ia enggan terlalu optimistis untuk bisa membalikkan keadaan pada duel di Stadion Anfield, 9 Maret.
“Kami tidak memiliki banyak harapan sekarang, tetapi kami akan menuju Anfield untuk memainkan permainan terbaik. Kami tahu mereka juga akan menekan kami, tetapi kami telah melakukan dengan baik cara untuk meredam permainan mereka,” tutur Inzaghi seperti dikutip La Gazzetta dello Sport.
Pada laga lain, RB Salzburg secara mengejutkan menahan imbang Bayern Muenchen, pemilik enam trofi Liga Champions, 1-1 di Stadion Wals-Seizenheim, Austria. Salzburg, debutan di fase gugur, unggul lebih dulu melalui Chukwubuike Adamu pada menit ke-21, sedangkan Bayern menyamakan kedudukan berkat gol Kingsley Coman di menit terakhir babak kedua. (AFP)