Sempat Diberi Kartu Kuning, Almira Raih Perak Kejuaraan Senapan dan Pistol ISSF Grand Prix
Indonesia terus mempertahankan posisi sebagai pemuncak klasemen perolehan medali sementara Kejuaraan Senapan dan Pistol ISSF Grand Prix 2022. Ini jadi sinyal positif untuk mempertahankan juara umum pada SEA Games 2021.
JAKARTA, KOMPAS — Semangat olahragawan ditunjukkan petembak putri Indonesia, Talitha Judith Almira, dalam final nomor 25 meter pistol perseorangan putri Kejuaraan Senapan dan Pistol ISSF Grand Prix 2022 di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Senin (14/2/2022). Meski sempat diberi kartu kuning karena melanggar aturan dan belum beradaptasi penuh dengan aturan baru, petembak berusia 26 tahun ini bisa menjaga konsentrasinya sehingga berhasil mempersembahkan perak untuk Merah Putih.
”Ini kejuaraan pertama saya dengan aturan baru yang diterapkan mulai awal tahun ini. Saya sudah mendapatkan sosialisasi aturan baru ini dari pelatih maupun juri. Namun, saya masih melakukan beberapa pelanggaran karena masih terbiasa dengan aturan lama. Puncaknya, saya diberi kartu kuning tersebut. Jadi, saya pikir prestasi ini sudah maksimal untuk saya yang masih meraba-raba dengan aturan baru,” tutur Almira.
Baca juga : Pengalaman Berharga Vidya di Olimpiade
Di final, Almira berhadapan dengan petembak Singapura, Shun Xie Teo; petembak Thailand, Natsara Champalat; dan petembak Malaysia, Pei Chin Bibiana NG. Namun, saat persiapan untuk menembak, tiba-tiba seorang juri mendekati dan menegurnya. Setelah itu, juri ini mengeluarkan kartu kuning dan muncul pengumuman bahwa Almira diberi peringatan karena melakukan pelanggaran.
Gestur tubuh Almira sempat berusaha untuk menjelaskan kepada juri bersangkutan. Akan tetapi, petembak kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 31 Mei 1995, ini tidak berlama-lama menggubris teguran tersebut. Sehabis dilayangkan kartu kuning, dia langsung berdiri tegak lagi dan menyiapkan pistol untuk membidik sasaran.
Mental Almira patut diapresiasi. Ketika lomba berlangsung, dia benar-benar tidak terpengaruh dengan insiden yang biasanya mengganggu konsentrasi. Apalagi menembak adalah olahraga yang menuntut atlet memiliki daya fokus tinggi di samping skill dan stamina.
Terbukti, sejak awal sampai tembakan ke-15, Almira memimpin dengan skor 9 poin. Sayang, memasuki 10 tembakan terakhir, skornya melorot sehingga harus puas di tempat kedua dengan 13 poin. Teo merebut emas dengan skor 17 poin, sedangkan Natsara mendapatkan perunggu dengan skor 8 poin.
Baca juga : Rela Menahan Napas demi Berlatih Kembali
Tadi saya melakukan load sebelum aba-aba ready. Harusnya, load baru bisa dilakukan setelah aba-aba ready. Padahal, dalam aturan lama, load bisa dilakukan kalau ada aba-aba load sebelum aba-aba ready.
”Tadi, saya melakukan load sebelum aba-aba ready. Harusnya, load baru bisa dilakukan setelah aba-aba ready. Padahal, dalam aturan lama, load bisa dilakukan kalau ada aba-aba load sebelum aba-aba ready. Saya masih terbawa-bawa aturan lama tersebut. Tetapi, kami dilatih untuk tidak bereaksi dengan situasi apa pun dalam pertandingan,” tutur Almira.
Belum optimal
Kendati demikian, Almira mengatakan, performanya kurang optimal karena mesti mengingat-ingat aturan baru tersebut. Bahkan, selama laga, dia berulang kali melihat gerak-gerik petembak lain untuk memastikan dirinya tidak melakukan kesalahan. Andai lebih terbiasa, dia mengaku bisa tampil jauh lebih baik lagi.
Almira berjanji untuk terus beradaptasi dengan aturan baru itu agar bisa memberikan prestasi terbaik dalam SEA Games 2021 di Vietnam pada Mei mendatang. ”Kalau tidak memikirkan aturan baru, saya bisa melakukan persiapan lebih penting, seperti mematangkan visualisasi. Saya optimistis prestasi saya bisa jauh lebih baik dalam kejuaraan-kejuaraan lainnya, terutama pada SEA Games nanti yang bakal menjadi SEA Games perdana saya,” ujarnya.
Pelatih pistol pelatnas menembak Pengurus Besar Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia (PB Perbakin), Abdul Kayyum M Umar Shah, menilai penampilan Almira cukup bagus karena masih menyesuaikan diri dengan aturan baru. ”Aturan baru ini sangat menarik. Saya pikir Almira mulai bisa menyesuaikannya walau memang perlu lebih otomatis lagi,” terang pelatih asal India tersebut.
Baca juga : Vidya Sudah Berjuang dengan Optimal di Olimpiade Tokyo 2020
Menurut Kayyum, persiapan tim pistol telah berjalan dengan baik. Para atlet, termasuk Almira, menunjukkan tekad kuat dengan berlatih keras. Belum lagi, federasi memberikan dukungan penuh, khususnya rutin menyelenggarakan kejuaraan nasional/internasional dan ikut kejuaraan internasional di luar negeri, seperti seri Piala Dunia ISSF di Kairo, Mesir, pada akhir Februari ini. ”Untuk itu, insya Allah kami bisa mendapatkan prestasi lebih baik di SEA Games,” ungkapnya.
Masih memimpin
Selain Almira, Indonesia menambah perolehan emas dari petembak putra Fathur Gustafian dalam 50 meter senapan tiga posisi perseorangan putra. Secara keseluruhan, dua medali itu membuat Indonesia tetap berada di puncak klasemen perolehan medali sementara, dengan 4 emas, 6 perak, dan 1 perunggu. Singapura di urutan kedua dengan 4 emas, 2 perak, dan 6 perunggu, sedangkan Thailand di peringkat ketiga dengan 2 emas, 2 perak, dan 3 perunggu.
Di samping perak dari Almira dan emas dari Fathur, Indonesia juga meraih emas dari Fathur dan Monica Daryanti dalam 10 meter senapan angin tim campuran pada 11 Februari, emas dari Muhamad Iqbal Raia Prabowa dalam 10 meter pistol angin perseorangan putra pada 11 Februari, dan emas dari Iqbal, Wira Sukmana, serta Deny Pratama dalam pistol angin tim putra pada 12 Februari.
Lalu, Indonesia merebut perak dari Fathur dalam 10 meter senapan angin perseorangan putra pada 10 Februari, perak dari Khairunnisa Salsabela dalam 10 meter senapan angin perseorangan putri pada 10 Februari, perak dari Wira dalam 10 meter pistol angin perseorangan putra pada 11 Februari, serta perak dari Khairunnisa dan Monica dalam senapan angin tim putri pada 12 Februari.
Baca juga : Memperbanyak Kompetisi, Jalur Tepat Pembinaan Prestasi
Satu perak lagi disumbangkan Arista Perdana Putri Darmoyo dan Wira dalam 10 meter pistol angin tim campuran pada 12 Februari. Kemudian, perunggu dipersembahkan Lilly Sullistyadewi Tirthajaya dan Iqbal dalam 10 meter pistol angin tim campuran pada 12 Februari.
Fathur mengutarakan, dirinya belum puas dengan prestasi itu karena secara skor masih jauh di bawah atlet-atlet elite dunia. Dia ingin terus mengasah diri agar bisa mencapai prestasi dunia, antara lain impiannya menjadi juara dunia dan meraih medali Olimpiade.
”Namun, untuk saat ini, saya ingin berkonsentrasi di SEA Games dan Asian Games 2022 (Hangzhou, China). Saya ingin membantu Indonesia setidaknya untuk mempertahankan predikat juara umum dari SEA Games Filipina 2019 kemarin (7 emas, 6 perak, dan 2 perunggu),” ujarnya.
Ketua Umum PB Perbakin Joni Supriyanto menyampaikan, prestasi menembak Indonesia sudah sesuai jalurnya. Kendati demikian, dia tidak ingin berpuas diri. Salah satu cara untuk terus meningkatkan prestasi itu dengan rutin menyelenggarakan kejuaraan nasional/internasional dan mengirim atlet ke kejuaraan internasional.
Dengan begitu, atlet akan terbiasa dengan suasana bertanding atau bersaing, khususnya dengan atlet-atlet dunia. ”Menembak ini, kan, sangat situasional. Kalau sering bertanding, atlet makin terbiasa dengan suasana kejuaraan, termasuk belajar aturan-aturan baru. Atlet pun terbiasa menghadapi persaingan terbaik dunia untuk mendongkrak prestasi. Mudah-mudahan dengan ini, paling tidak kami bisa mempertahankan juara umum SEA Games. Ini tidak mudah karena peta persaingan sulit ditebak selama pandemi Covid-19,” katanya.
Baca juga : Wabah Covid-19 Belum Berakhir, Pengelolaan Mental Petembak Berlanjut
Adapun Kejuaraan Senapan dan Pistol ini diikuti oleh 138 peserta dari enam negara. Selain Indonesia, negara lain yang ambil bagian adalah Singapura, Malaysia, Thailand, Bangladesh, dan Romania. Indonesia menurunkan 48 atlet. Kejuaraan ini mempertandingkan 20 nomor, yakni 10 nomor senapan dan 10 nomor pistol, yang berlangsung pada 8-18 Februari.