Hanya dalam satu tahun, manajer Thomas Tuchel mengubah Chelsea menjadi tim langganan juara. Mereka kecanduan untuk terus menambah trofi juara pada musim ini.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
ABU DHABI, MINGGU - Chelsea belum puas setelah meraih gelar juara dunia 2021. Setelah berjaya di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, ”Si Biru” kembali ke Inggris untuk melanjutkan ambisi menyapu bersih tiga trofi yang masih mungkin dikoleksi pada akhir musim ini, yaitu Piala Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions Eropa.
Tak butuh waktu lama, Chelsea berpeluang menggandakan gelar juara saat menghadapi Liverpool di Stadion Wembley, London, pada final Piala Liga Inggris, 27 Februari 2022. Laga itu akan sekaligus menjadi momentum tepat Chelsea mengakhiri tujuh tahun puasa gelar juara di kompetisi itu. Terakhir kali mereka menjuarai Piala Liga Inggris adalah pada 2015 silam.
Selain itu, Chelsea masih berpeluang mempertahankan trofi ”Si Kuping Besar”. Pada babak 16 besar Liga Champions, mereka akan menghadapi tim Perancis, Lille. Mereka akan lebih dahulu menjamu juara bertahan Liga Perancis itu di Stadion Stamford Bridge, 23 Februari 2022.
Chelsea asuhan Thomas Tuchel juga difavoritkan menembus babak delapan besar Piala FA dan memperbaiki catatan musim lalu yang kalah di final dari Leicester City. Pada babak 16 besar, Chelsea akan bertamu ke tim papan tengah divisi Championship, Luton Town.
”Kami tidak akan berhenti mengejar gelar juara. Kami ingin memenangi trofi lainnya dan menjalani laga final tanpa penyesalan,” ujar Tuchel seusai mengalahkan Palmeiras, 2-1, di final Piala Dunia Antarklub, Minggu (13/2/2022) dini hari WIB di Abu Dhabi.
N’Golo Kante, gelandang Chelsea, sepakat dengan sang manajer. Menurut dia, meraih gelar juara menghadirkan perasaan yang luar biasa. Bisa memberikan trofi perdana Piala Antarklub Dunia sekaligus menghadirkan sejarah baru bagi klubnya adalah sebuah kehormatan bagi dirinya dan seluruh rekan setimnya.
”Momentum juara (dunia) ini patut kami rayakan bersama staf, suporter, dan seluruh pihak yang mendukung. Kami akan menjadikan raihan trofi ini untuk memacu diri guna mendapatkan lebih banyak kesuksesan pada musim ini,” ucapnya ke Chelsea TV.
Si Biru kini juga ada di papan atas Liga Inggris. Hingga pekan ke-24, mereka bertengger di peringkat ketiga dengan 47 poin. Tetapi, Chelsea berjarak 16 poin dari Manchester City yang berada di puncak klasemen dengan torehan 63 poin dari 25 laga.
Kondisi itu membuat Tuchel bersikap realistis untuk mengejar trofi Liga Inggris pertamanya pada musim ini. Manajer asal Jerman itu menilai, timnya mustahil mengejar City.
”Situasi sulit kami alami di liga dengan Manchester City. Karena itu, kami akan berusaha tampil sebaik mungkin di kompetisi lain untuk meraih hasil terbaik,” ucap Tuchel.
Dalam 390 hari bersama Tuchel, Chelsea tidak pernah gagal melaju ke final kompetisi yang menerapkan sistem gugur. Seusai lolos ke laga puncak Piala FA dan Liga Champions musim lalu, Si Biru juga tampil di final Piala Dunia Antarklub serta Piala Liga Inggris musim ini.
Apabila performa itu bisa dipertahankan, Chelsea berpeluang kembali tampil di final Piala FA dan Liga Champions yang akan menjadi laga penutup pada musim 2021-2022.
Cara terbaik menjawab segala keraguan itu (transfer mahal) adalah dengan mencetak gol dan memenangi trofi. (Didier Drogba)
Untuk menjaga tren positif itu, Edouard Mendy, kiper Chelsea, menilai, timnya tidak boleh terlena dengan tiga trofi yang telah diraih sejak musim panas lalu, yaitu Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub. Persaingan menuju gelar juara, ujarnya, akan semakin sulit karena Chelsea menjadi tim yang difavoritkan. Klub lain termotivasi untuk mengalahkan Chelsea.
”Kami harus menampilkan permainan terbaik di setiap laga tersisa musim ini. Pada final Piala Dunia Antarklub, kami telah menunjukkan kerja keras dan tak kenal lelah untuk mendapatkan kemenangan. Hal itu harus kami lanjutkan,” kata Mendy yang baru saja meraih trofi Piala Afrika 2021 bersama Senegal, 6 Februari 2022.
Buah investasi
Kemenangan Chelsea atas Palmeiras merupakan balas dendam yang manis atas kekalahan dari tim Brasil lainnya, Corinthians, di final edisi 2012. Kejayaan di UEA itu hadir berkat buah investasi Si Biru yang mendatangkan sejumlah pemain berharga yang mahal.
Dua gol Chelsea ke gawang juara Piala Libertadores itu diciptakan Romelu Lukaku dan Kai Havertz yang masuk dalam tiga transfer tertinggi yang pernah dikeluarkan Si Biru. Lukaku adalah pemain termahal Chelsea ketika ditebus seharga 97,5 juta poundsterling atau sekitar Rp 1,89 triliun dari Inter Milan pada musim panas lalu.
Lukaku membalas harga itu dengan mencetak masing-masing satu gol di dua laga Piala Dunia Antarklub. Ia sebelumnya juga menjadi penentu kemenangan timnya atas Al Hilal, juara Liga Champions Asia, pada semifinal, Rabu (9/2/2022).
Adapun Havertz tiba di Stamford Bridge setelah Chelsea membayar 71 juta poundsterling (Rp 1,38 triliun) ke Bayer Leverkusen, musim panas 2020. Havertz, yang menyandang predikat pemain termahal Jerman, membuat dua gol yang berbuah dua trofi bergengsi, yakni Liga Champions Eropa musim lalu dan Piala Dunia Antarklub 2021.
”Cara terbaik menjawab segala keraguan itu (transfer mahal) adalah dengan mencetak gol dan memenangi trofi,” ucap Didier Drogba, striker legendaris Chelsea, yang memuji Lukaku dan Havertz.
Roman Abramovich, pemilik Chelsea, juga semringah ketika menghampiri skuad Chelsea di atas lapangan dalam seremoni penyerahan medali dan trofi juara. Sepanjang laga, pengusaha asal Rusia itu duduk tenang menyaksikan perjuangan timnya dari tribune naratama.
Ia tersenyum ketika kapten Chelsea, Cesar Azpilicueta, menyerahkan trofi kepadanya untuk melakukan sesi foto. Ia juga sempat berbicara dengan Tuchel. Pemandangan serupa terlihat saat Chelsea meraih gelar Liga Champions seusai mengalahkan Manchester City, 1-0, di Portugal, Mei 2021. (AFP)