Liga 1 Indonesia gagap mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19, akhir-akhir ini. Akurasi hasil tes usap PCR yang diselenggarakan PT LIB mulai dipertanyakan tim-tim peserta kompetisi itu.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah melonjaknya kasus positif Covid-19 yang didorong varian Omicron, PT Liga Indonesia Baru tetap menggelar seri keempat BRI Liga 1 2021-2022 di Bali. Namun, upaya itu tidak dibarengi sistem tes usap PCR yang profesional dan tepercaya sehingga muncul keraguan atas hasil tes yang sejatinya menjadi syarat utama menekan penularan Covid-19 di kompetisi itu.
Dalam satu pekan terakhir, PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi sepak bola nasional tidak bisa mencegah kluster Covid-19 di Liga 1. Lebih dari 100 anggota tim dari 18 klub peserta positif Covid-19 selama pelaksanaan pekan ke-22 hingga ke-24 liga itu.
Tiga laga pun ditunda akibat kekurangan pemain yang negatif Covid-19. Ketiga laga itu ialah Persija Jakarta versus Madura United, PSM Makassar kontra Persib Bandung, dan Persipura Jayapura melawan Madura United.
Namun, melonjaknya kasus Covid-19 itu juga menghadirkan tanda tanya seiring munculnya keraguan atas akurasi tes usap PCR yang diselenggarakan PT LIB. Persela Lamongan menjadi tim terkini yang ”dirugikan” hasil tes PCR oleh PT LIB itu. Tim berjuluk ”Laskar Joko Tingkir” itu melakukan tes pada Rabu (9/2/2022) untuk menjalani laga versus Persebaya Surabaya, Kamis (10/2/2022) malam.
Dari hasil tes yang diterima, Kamis (10/2/2022) pukul 08.00 WIB, seluruh pemain dan ofisial tim negatif Covid-19. Namun, sekitar satu jam berselang, dokter tim Persela, Hasyim, menerima surat hasil tes susulan yang merevisi hasil tes pertama itu. Revisi hasil itu adalah akibat kesalahan tik petugas medis.
Pada hasil tes kedua itu, ternyata ada 11 anggota tim Persela yang positif Covid-19. Padahal, saat menerima hasil tes revisi ini, pelatih fisik Persela, Weliansyah, tengah memimpin latihan timnya jelang laga derbi Jawa Timur itu. Hasyim lantas membubarkan latihan dan menempatkan 11 anggota tim yang positif Covid-19 di kamar hotel terpisah.
”Latihan dibubarkan, lalu yang positif saya minta masuk ke kamar. Masalah ini sangat krusial karena yang salah tik adalah diagnosis hasil tes itu,” kata Hasyim, kemarin.
Kesalahan teknis itu menjadi kerugian besar bagi Persela. Pada laga melawan Madura, Sabtu (5/2/2022) lalu, Persela hanya memiliki 13 pemain yang tersedia. Badai Covid-19 memicu Persela tampil dengan skuad minimalis. Sejatinya, Persela masih memiliki dua pemain yang bisa didaftarkan dalam susunan pemain pada laga itu, tetapi mereka tengah menderita cedera dan memiliki urusan pribadi sehingga tidak bisa bermain.
Dalam susunan pemain menghadapi Persebaya, jumlah skuad Persela membaik. Selain 11 pemain inti, Laskar Joko Tingkir memiliki 10 pemain cadangan.
Kesalahan pemilahan
Direktur Operasional PT LIB Sudjarno menjelaskan, kesalahan diagnosis itu didasari kesalahan pemilahan hasil tes oleh laboratorium resmi yang ditunjuk PT LIB. Dua penyelenggara tes Covid-19 pada seri keempat Liga 1 ialah Kimia Farma dan Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali.
”Kami telah menegur pihak laboratorium dan meminta kejadian seperti ini tidak terulang,” ujarnya.
Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali menilai, kasus salah tik hasil tes PCR yang dialami Persela adalah blunder fatal PT LIB.
Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita menambahkan, pihaknya juga tengah melakukan investigasi terkait masalah salah tik pada hasil tes PCR Persela. Ia akan mengambil tindakan tegas jika ada kesalahan individu.
”Kalau ada human error, saya pasti putuskan tidak akan memakai lagi (penyedia tes PCR) itu,” ucap Lukita.
Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali menilai, kasus salah tik hasil tes PCR yang dialami Persela adalah blunder fatal PT LIB. Menurut dia, PT LIB harus menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada publik atas kesalahan itu dan mengambil tindakan tegas kepada personel yang melakukan kesalahan tersebut.
”Kasus salah tik itu menjadi gambaran buruknya pelacakan Covid-19 oleh PT LIB,” ucap Akmal.
Sebelumnya, Persebaya telah mempertanyakan akurasi hasil tes yang dilakukan PT LIB setelah mereka menghadapi Persipura, Minggu (6/2/2022). Satu hari jelang laga itu, Persebaya melakukan tes yang diinisiasi PT LIB. Pelaksana tes itu adalah Rumah Sakit Umum Bali Jimbaran, sementara sampel diambil Kimia Farma.
Dari hasil tes itu, lima pemain utama Persebaya, yaitu Bruno Moreira, Taisei Marukawa, Ricky Kambuaya, Alwi Slamat, dan Koko Ari Araya, dinyatakan positif Covid-19. Begitu pula Pelatih Persebaya Aji Santoso.
Tes pembanding
Lantas, untuk mencari bandingan, tim ”Bajul Ijo” melakukan tes PCR mandiri, Minggu (6/2/2022) siang atau beberapa jam sebelum dimulainya laga kontra Persipura. Dari hasil tes mandiri itu, ternyata hanya Aji yang dinyatakan positif Covid-19.
Meskipun begitu, Persebaya tetap tidak bisa memainkan lima pemain itu karena regulasi kompetisi hanya mengakui hasil tes yang dilakukan PT LIB. Lantas, dalam keterangan tertulisnya, Persebaya meminta PT LIB melakukan evaluasi terhadap proses tes PCR.
Manajemen Persebaya berharap PT LIB menunjuk rumah sakit atau laboratorium yang kredibel sebagai rujukan jika klub ingin melakukan tes PCR mandiri. ”Klub patut diberi kebebasan atau pilihan melakukan tes PCR mandiri yang hasilnya sah dan diakui sebagai dasar menentukan pemain bisa bermain,” bunyi pernyataan resmi Persebaya itu.
Adapun Sudjarno mengungkapkan, pihaknya terbuka dengan keinginan klub yang ingin menjalani tes mandiri. Namun, ia mengingatkan, tes untuk mencari pembanding itu harus dikomunikasikan terlebih dahulu dengan PT LIB.
Ia mengatakan, kasus seperti Persebaya juga pernah dialami dua tim lain pada musim ini. Hasil tes ulang kedua klub itu menunjukkan hasil berbeda dibandingkan dengan tes PCR PT LIB. Kedua tim itu lantas bisa memainkan pemain yang sebelumnya dinyatakan positif Covid-19 karena menjalani tes mandiri di bawah koordinasi PT LIB.
“Daftar susunan pemain bisa berubah pada 90 menit sebelum pertandingan dimulai. Kami terbuka dengan perubahan daftar pemain itu apabila tes PCR mandiri dikoordinasikan dengan kami untuk pengecekan eligibilitasnya,” ujar Sudjarno yang juga Kepala Satuan Tugas Covid-19 Liga 1 2021-2022.