LeBron James hanya berstatus pebasket, tetapi dia punya kredibilitas dan kuasa bagaikan sosok manajer umum tim. “Raja” James dihadapkan tantangan merombak timnya yang gagal bersinar musim ini.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LOS ANGELES, RABU – LeBron James, pebasket megabintang Los Angeles Lakers, dikenal sebagai peracik tim juara selama berkarier 19 musim di NBA. Namun, auranya mulai memudar. Skuad Lakers, yang dibangun sesuai keinginannya pada awal musim ini, tampil jauh dari harapan. Jelang tenggat pertukaran pemain, tuah James kembali dinanti untuk merombak tim.
Tenggat pertukaran pemain akan berakhir pada Jumat (11/2/2022) dini hari WIB. Dua hari sebelum tenggat, Rabu pagi, Lakers kembali memperlihatkan tim mereka tidak bertaji. Mereka ditaklukkan tanpa perlawanan berarti dari juara bertahan Milwaukee Bucks, 116-131, di kandang sendiri, Arena Crypto.com, LA, California.
Anthony Davis, center andalan yang telah kembali dari cedera, tidak banyak membantu. Trio megabintang Lakers, yaitu James, Davis, dan Russel Westbrook, tidak berdaya menghadapi dominasi pemain lawan, Giannis Antetokounmpo, yang mencetak 44 poin, 14 rebound, dan 8 asis.
Akibat kekalahan ini, Lakers pun semakin terpojok di peringkat ke-9 Wilayah Barat dengan rekor 26 menang – 29 kalah. Sang juara NBA musim 2019-2020 ini sama sekali belum menunjukkan karakter sebagai salah satu tim yang paling diunggulkan pada awal musim.
James pun sudah menyadarinya. Tim yang dibentuk berdasarkan pilihannya itu tidak akan berhasil. “Kami tidak berada dalam level mereka (Bucks) saat ini. Kami juga tidak menuju ke arah sana (kualitas juara),” ucap pebasket 37 tahun yang dijuluki “Sang Raja” tersebut.
Skuad Lakers dirombak total setelah gagal juara musim lalu. Pemain kunci yang mengantar juara pada dua musim sebelumnya, seperti Alex Caruso dan Kentavious Caldwell-Pope, ditukar. Mereka mendatangkan banyak pemain veteran, antara lain Russel Westbrook dan Carmelo Anthony.
Manajer Umum Lakers Rob Pelinka memang orang yang bertanggung jawab terhadap perombakan tim. Namun, sudah jadi rahasia umum, James dengan kemampuan melihat bakat pemain selalu terlibat dalam pengambilan keputusan tim. “Sang Raja” sempat berkata pada awal musim, tim dengan rata-rata usia tertua, yaitu 30 tahun, itu akan membayar keraguan banyak orang.
Peraih empat cincin juara NBA ini terbukti salah setelah skuad baru Lakers bermain bersama selama lebih dari setengah musim. Bukannya menanjak, performa mereka justru terus menurun. James tidak punya pilihan selain merelakan timnya dirombak lagi sebelum tenggat pertukaran.
“Saya sudah mengatakannya berulang kali sepanjang karier. Jika Anda memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik, tidak ada yang akan menolaknya. Anda akan mencoba untuk menjelajahi opsi itu,” kata James tentang kemungkinan pertukaran pemain Lakers.
Harus ditukar
Perombakan tim besar-besaran, lebih dari separuh tim, adalah sebuah perjudian. Tim bisa lebih bagus atau justru hancur. Lakers kurang mujur karena para pemain baru dengan lama tidak menyatu dalam sistem pelatih Frank Vogel.
Keharmonisan di lapangan menjadi masalah terbesar mereka. Statistik liga memperlihatkan, James dan rekan-rekan menempati peringkat ke-23 dalam hal serangan dan ke-16 dalam bertahan. Artinya, mereka lebih buruk di dua sisi lapangan dibandingkan separuh tim NBA lainnya.
Kami memainkan pertahanan yang buruk. Semangat kompetitif yang kami tunjukkan untuk pertandingan besar sangat mengecewakan. (Frank Vogel)
Dari serangan, mereka kekurangan penembak andal seperti yang dikhawatirkan sebelum musim berlangsung. Hanya Malik Monk yang punya catatan tembakan tiga angka impresif musim ini, yaitu dengan akurasi 40,9 persen, di antara lima pemain starter lawan Bucks. Sisanya, kurang efisien.
Westbrook, pemain yang dirayu James untuk bergabung pada musim ini, bahkan menjadi penghambat aliran serangan tim. Dia hanya memasukkan 2 kali dari 13 percobaan (15 persen) tiga angka dalam empat laga terakhir. Akibat minim penembak, lawan bisa lebih fokus memproteksi area dalam. Kekuatan terbesar Lakers, di area dalam, pun bisa dibatasi.
Mirisnya, pertahanan tim juga rapuh. Padahal mereka merupakan tim dengan pertahanan terbaik pada musim 2019-2020. Kehilangan pemain seperti Caruso, yang agresif dalam bertahan, cukup berdampak. Vogel sangat kecewa dengan masalah di lini pertahanan.
“Kami memainkan pertahanan yang buruk. Semangat kompetitif yang kami tunjukkan untuk pertandingan besar sangat mengecewakan. Pada dua laga terakhir, kami memulainya dengan pertahanan yang buruk,” jelas Vogel yang merupakan pelatih spesialis dalam skema bertahan.
Lakers harus memperbaiki kekurangan itu jelang tenggat pertukaran, jika ingin juara musim ini. Beberapa pemain yang tampil kurang impresif, seperti Westbrook, Kent Bazemore, dan Talen Horton-Tucker, bisa dijadikan paket untuk pertukaran pemain.
Kabarnya, Lakers sedang memantau point guard papan atas asal Portland Trail Blazers, Damian Lillard. Blazers mungkin saja menukar ikon tim mereka itu karena sedang dalam fase membangun ulang tim. Kemarin, mereka baru saja menukar tandem terbaik Lillard, CJ McCollum, ke New Orleans Pelicans.
Lillard, dengan rata-rata akurasi lemparan tiga angka 37,3 persen selama berkarier 10 musim, bisa menyelesaikan masalah serangan Lakers. Jika gagal, Lakers bisa mendekati pemain kelas menengah yang cukup efektif dalam bertahan dan serangan. Salah satu opsinya adalah forward Detroit Pistons, Jerami Grant.
Peluang Lakers merengkuh juara musim ini masih terbuka. Mereka memiliki Davis dan James yang masih merupakan salah satu duet terbaik di liga. Hanya saja, duo yang dominan pada musim “gelembung” itu butuh kepingan yang tepat untuk membantu mereka. (AP)