Asa Kembalinya “Si Nyonya Besar” dari Kaki Vlahovic
Kehadiran penyerang muda berbakat Dusan Vlahovic menghadirkan segudang peluang untuk Juventus. Namun, keraguan juga menyertai masa depan “Si Nyonya Besar”.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Satu setengah musim terakhir, Juventus jauh dari kebesaran julukan mereka sebagai “Si Nyonya Besar”. Alih-alih berperan menjadi sosok penguasa jagat sepak bola Italia, mereka justru terperosok dalam jeratan status medioker karena gagalnya transisi skuad, dari masa jaya ke era baru. Bagi tim tersukses peraih 36 gelar liga, periode buruk ini adalah aib memalukan.
Rasa malu itulah yang melecut klub asal Kota Turin ini berbenah pada jendela transfer musim dingin. Mereka yang saat ini berada di peringkat kelima klasemen sementara Liga Italia, menyadari akan kembali terpuruk pada akhir musim jika tidak melakukan sesuatu.
Beberapa hari sebelum jendela transfer ditutup, Juve resmi menghadirkan penyerang muda berbakat dari Fiorentina, yakni Dusan Vlahovic (22). Striker tersubur di liga musim ini tersebut didatangkan dengan mahar sebesar 80 juta euro. Jumlah uang itu adalah yang terbanyak dikeluarkan Juve sejak membeli bek Matthijs de Ligt dari Ajax Amsterdam pada 2019.
“Si Nyonya Besar” rela merogoh kocek sangat dalam karena melihat potensi dan kapasitas Vlahovic. Mereka pun berani mengadu jumlah uang transfer dengan para pemburu sang striker. Tim asuhan pelatih Massimiliano Allegri ini bersaing dengan dua tim Liga Inggris, Arsenal dan Newcastle United.
“Sang pemain telah memilih salah satu tim terpenting di dunia. Sekarang Juve punya para pemain muda yang hebat dan siap bermain. Tidak ada alasan lagi untuk Allegri. Juve tidak bisa menunggu 2-3 tahun untuk kembali bertarung meraih scudetto,” kata Christian Vieri, mantan striker Fiorentina dan Juve, kepada BoboTV.
Problem terbesar Juve musim ini berada di lini depan. Setelah kepergian Cristiano Ronaldo pada musim panas, mereka tidak memiliki sosok predator yang bisa konsisten mencetak gol. Duet penyerang utama tim, Alvaro Morata dan Paulo Dybala, baru menyumbang total 12 gol.
Sang pemain telah memilih salah satu tim terpenting di dunia. Sekarang Juve punya para pemain muda yang hebat dan siap bermain. (Christian Vieri)
Alhasil, Juve baru mencetak 34 gol dari 23 laga musim ini. Jumlah gol tersebut sangat sedikit karena lebih rendah dari catatan tim peringkat ke-12, Empoli (37 gol). Mereka sering gagal menyegel poin penuh karena terbuangnya peluang emas di depan gawang.
Vlahovic didatangkan demi menyelesaikan lemahnya sengatan Juve di depan gawang lawan. Penyerang bertubuh kekar dan tinggi ini merupakan pemimpin daftar top skor sementara liga dengan 17 gol dalam 21 laga. Jumlah golnya melebihi kontribusi tiga pemain tersubur Juve, yaitu Morata, Dybala, dan Juan Cuadarado, yang hanya mengombinasikan 16 gol.
Statistik striker asal Serbia ini cukup memukau. Menurut Whoscored, rata-rata konversi golnya mencapai 23,9 persen. Dia hampir selalu bisa mencetak satu gol setiap empat kali tembakan. Vlahovic yang merupakan pemain kidal, punya tendangan kencang yang akurat.
Vlahovic merupakan sosok rubah di kotak penalti. Dia mencetak 10 gol musim ini dari hasil umpan silang. Tidak ada striker di Liga Italia yang bisa mendekati catatan itu. Punya tubuh setinggi 1,9 meter, dia bisa mencetak gol lewat kepala maupun kaki jenjangnya. Serangan sayap Juve akan lebih efektif dengan kehadirannya.
Tidak hanya itu. Vlahovic yang baru genap 22 tahun pada 28 Januari lalu, juga punya peran sebagai dinding bagi rekan-rekannya. Dia akan berguna dalam kombinasi permainan satu-dua. Dia bisa menahan bola dari sergapan bek lawan, lalu memberikan umpan terobosan ketika pemain lain bergerak ke ruang kosong.
Di antara segala kecocokan itu, ada setitik keraguan. Antonio Cassano, penyerang legendaris Liga Italia, melihat pembelian Vlahovic sesuatu yang sensasional. Namun, Cassano ragu sang penyerang bisa beradaptasi cepat dengan sistem ala Allegri. Vlahovic menjadi striker tunggal di Fiorentina, sementara dia kemungkinan akan berduet dengan Dybala dalam formasi 4-4-2 di Juve.
“Vlahovic bisa menjadi pemain yang hebat, tetapi ini adalah langkah yang berisiko karena dia harus menunjukkan lebih dari yang dia lakukan di Fiorentina. Dia akan mengalami kesulitan karena Juve sedang bermain buruk. Saya tidak melihatnya akan cocok dengan lingkungan Juve. Ini adalah investasi yang berisiko untuk pemain dan klub,” ucap Cassano yang pernah bermain dengan tujuh klub berbeda di Italia.
Menurut Cassano, tekanan Juve sebagai tim tersukses sangat berbeda dibandingkan Fiorentina. Dia dengan usia yang masih sangat muda akan dituntut bermain bagus setiap pekan. Tekanan akan lebih besar karena harga transfer mahal yang melekat dalam dirinya.
Namun, Vlahovic agaknya punya mentalitas berbeda dengan pemain seumurannya. Dia terbukti bisa bertahan dari tekanan saat menghadapi cemoohan pendukung Fiorentina yang kesal karena sang pemain tidak mau memperpanjang kontrak. Dia mampu menjaga profesionalitas bermain, juga terus mencetak gol.
Sukses atau tidak pembelian Vlahovic akan terjawab pada masa depan. Tidak ada jawaban yang pasti tentang hal itu. Hanya ada satu yang pasti dari kehadiran Vlahovic. Juve ingin menguasai Italia lagi, mengembalikan kebesaran “Si Nyonya Besar”, seperti takdir mereka sedari dulu. (AP/REUTERS)