Pelatnas bulu tangkis Indonesia pada tahun 2022 akan menyiapkan kelahiran pemain level elite di nomor ganda putri dan ganda campuran. Pemain tersebut antara lain adalah pasangan baru untuk Apriyani Rahayu.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Nomor ganda putri dan campuran pelatnas bulu tangkis Indonesia akan meniti kembali langkah awal untuk melahirkan pemain level elite. Salah satu yang akan dilakukan adalah menyiapkan pasangan baru untuk Apriyani Rahayu.
Dalam pemanggilan pemain pelatnas 2022 yang diumumkan PP PBSI pada Jumat (28/1/2022), tak ada dua pasangan senior, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja. Padahal, berdasarkan daftar peringkat dunia, mereka masih menjadi ganda campuran terbaik Indonesia, yaitu Praveen/Melati di peringkat kelima dan Hafiz/Gloria di urutan ke-10.
Pemain senior ganda putri, Greysia Polii, masih masuk dalam daftar atlet pelatnas. Namun, pemain berusia 34 tahun ini berencana pensiun sebagai atlet pada tahun ini.
Tahun ini, salah satu target ganda putri menyiapkan partner baru bagi Apriyani. Dia akan bermain dengan Greysia, dengan target utama All England dan Piala Uber, serta pemain lain untuk target jangka panjang, yaitu Olimpiade.
”Tahun ini, salah satu target ganda putri menyiapkan partner baru bagi Apriyani. Dia akan bermain dengan Greysia, dengan target utama All England dan Piala Uber, serta pemain lain untuk target jangka panjang, yaitu Olimpiade,” kata pelatih ganda putri Eng Hian di Jakarta, Jumat (28/1/2022).
Jika Greysia akan melanjutkan bermain setelah Piala Uber, yang akan diselenggarakan di Thailand, pada Mei, dia akan difokuskan tampil bersama pemain muda. ”Greysia akan membimbing yang muda karena saya tidak mau merusak program Apriyani bersama partner barunya. Ini pun jika Greysia masih mau bermain,” tutur Eng Hian.
Setelah melahirkan Greysia/Apriyani sebagai juara Olimpiade Tokyo 2020, ganda putri tampaknya harus menanti lebih lama untuk memiliki pasangan baru yang bisa konsisten bersaing di level elite. Ini karena tak ada pemain lain yang memiliki pengalaman sebaik mereka.
Greysia/Apriyani hanya membutuhkan waktu empat tahun sejak pertama dipasangkan, pada Piala Sudirman 2017, hingga mencapai prestasi tertinggi. Ini karena Apriyani dibimbing Greysia yang sarat pengalaman. Situasi tersebut berbeda ketika Apriyani akan dipasangkan dengan pemain lain.
Saat berbincang di sela-sela Festival Bulu Tangkis Indonesia di Bali, 16 November-5 Desember 2021, Eng Hian mengatakan, proses memunculkan Greysia/Apriyani akan berbeda dengan melahirkan Apriyani bersama pasangan lain.
”Greysia punya pengalaman luar biasa dan kemampuan Apriyani di atas rata-rata. Saat ini tidak ada pemain yang memiliki kemampuan spesial seperti Apriyani, yang ada adalah pemain yang butuh proses. Jadi, melahirkan Apriyani dengan yang lain tidak akan secepat Greysia/Apriyani,” kata Eng Hian.
Mantan pemain ganda putra itu selalu menekankan indikator penting dari calon pasangan Apriyani, yaitu memiliki tekad kuat untuk menjadi juara seperti pemain berusia 23 tahun itu. Apalagi, ganda putri memiliki target meloloskan pemain ke Olimpiade Paris 2024 yang babak kualifikasinya dimulai 2023.
Berdasarkan daftar peringkat dunia, terdapat dua pasangan muda terdepan yang memiliki peringkat di bawah Greysia/Apriyani. Mereka adalah Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto (peringkat ke-27) dan Nita Violina Marwah/Putri Syaikah (38).
Tentang dipertahankannya Greysia di pelatnas, Eng Hian menjelaskan, pemain senior itu dibutuhkan agar menjadi panutan bagi pemain muda. ”Ganda putri kekurangan panutan, jadi kami masih membutuhkan Greysia,” ujarnya.
Seperti ganda putri, ganda campuran pun membutuhkan waktu untuk melahirkan pasangan yang bisa meneruskan prestasi nomor ini. Apalagi, tak ada pemain senior tersisa di pelatnas.
Tanpa Praveen/Melati dan Hafiz/Gloria, pelatnas memiliki Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas sebagai pasangan terbaik. Mereka adalah juara dunia yunior 2017, tetapi masih kesulitan bersaing dengan pasangan-pasangan elite dunia pada turnamen BWF World Tour.
”Kondisi ini memang berat karena pemain-pemain muda yang akan jadi ujung tombak. Mereka harus punya motivasi tinggi. Tetapi, saya yakin, ganda campuran bisa meloloskan pemain ke Olimpiade 2024 dan dapat medali,” kata pelatih ganda campuran Nova Widhianto.
Mengenai dicoretnya Praveen/Melati dan Hafiz/Gloria, Nova menyebut mereka tidak memenuhi indikator yang ditetapkan, seperti dari sisi prestasi dalam 1-2 tahun terakhir dan karakter. ”Praveen/Melati memang masih yang terbaik, tetapi setelah juara All England 2020, penampilan mereka tidak memuaskan. Jadi, harus ada regenerasi,” kata Nova.
Selain pencoretan dua ganda campuran tersebut, tak ada perubahan signifikan dalam skuad pelatnas utama. Tunggal putra masih dihuni trio Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Shesar Hiren Rhustavito.
Ganda putra, juga, tetap diperkuat Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, serta Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan sebagai pemain latih tanding. Adapun tunggal putri masih mengandalkan Gregoria Mariska Tunjung yang didampingi pemain muda, seperti Putri Kusuma Wardani.
Sementara perubahan formasi pelatih terjadi pada tunggal putra dan ganda putri pelatnas utama. Hendry Saputra Ho tidak lagi memimpin tunggal putra sehingga pemain nomor ini untuk sementara hanya dilatih Irwansyah. Sementara asisten pelatih ganda putri, Chafidz Yusuf, digantikan Prasetyo RB.