Andrea Dovizioso menggantikan Valentino Rossi sebagai pebalap tertua di ajang MotoGP 2022 yang merupakan musim penentu kelanjutan karier pebalap berusia 35 tahun itu. Hasil bagus bisa menjadi batu loncatan ke musim 2023.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
VERONA, SELASA – Andrea Dovizioso fokus melanjutkan adaptasi dengan motor Yamaha M1 yang memiliki karakter berbeda dengan Ducati Desmosedici yang dia pacu selama delapan musim. Pebalap asal Italia itu pun tidak terlalu memikirkan persaingan juara, dan menjalani musim ini dengan rileks supaya bisa memahami karakter motor barunya tanpa tekanan. Jika Dovizioso mampu kompetitif seiring musim bergulir, kelanjutan karier balapnya akan lebih terbuka.
Dovizioso baru memacu M1 dalam lima seri terakhir MotoGP musim 2021, menyusul kontrak dengan Yamaha untuk menggantikan Franco Morbidelli di tim satelit. Lima seri itu menjadi transisi setelah delapan musim membela Ducati, 2013-2020. Bersama Ducati, pebalap yang akan genap berusia 36 tahun pada 13 Maret itu, tiga kali beruntun menjadi runner-up pada 2017-2019. Dia merupakan salah satu pebalap paling kompetitif yang bisa memberi perlawanan pada Marc Marquez.
Namun, Dovizioso belum kembali dalam performa terbaiknya saat membela Petronas SRT Yamaha musim lalu. Dia masih mencari karakter motor barunya sekaligus menyesuaikan gaya berkendara, karena M1 sangat berbeda dengan Desmosedici yang sangat dia kenal. Salah satu perubahan besar adalah pengereman.
Saya banyak meningkat dalam dua balapan terakhir musim lalu, tetapi saya mengubah sepenuhnya dalam cara saya mengerem, dibandingkan dengan Ducati, karena Yamaha memerlukan sesuatu yang berbeda. Dan, itu juga membantu saya beradaptasi dengan kompon baru (ban Michellin) dari 2020.
”Saya banyak meningkat dalam dua balapan terakhir musim lalu, tetapi saya mengubah sepenuhnya dalam cara saya mengerem, dibandingkan dengan Ducati, karena Yamaha memerlukan sesuatu yang berbeda. Dan, itu juga membantu saya beradaptasi dengan kompon baru (ban Michellin) dari 2020,” ungkap Dovi, sapaan pebalap tim RNF Yamaha yang menggantikan SRT sebagai tim satelit Yamaha.
Musim ini, Dovi akan memacu M1 spesifikasi pabrikan, yang sudah dia pacu saat tes akhir musim lalu di Jerez. Dia mencatatkan waktu tercepat ke-13 pada November lalu, terpaut 1,2 detik dari pebalap tercepat Francesco Bagnaia (Ducati). Namun, Dovi hanya terpaut 0,7 detik dari pebalap Yamaha tercepat, Fabio Quartararo.
Hasil tes itu membuka potensi Dovi akan lebih bisa mengeksploitasi M1 dibandingkan musim lalu, di mana pencapaian terbaiknya finis di posisi ke-12.
”Sudah pasti saya harus lebih beradaptasi, karena ketika Anda memiliki sesuatu yang besar terkait DNA motor, Anda harus mengikuti karakteristik motor. tetapi saya pikir Anda harus mempertahankan beberapa hal yang menjadi kekuatan Anda, jadi saya masih mengerjakan detail-detail kecil untuk berusaha memadukan kedua hal tersebut,” ungkap Dovi saat peluncuran tim WithU RNF Yamaha di Verona pada Senin.
Dovi akan menerapkan adaptasi seperti yang dilakukan oleh Jorge Lorenzo saat pindah dari Yamaha ke Ducati. ”Jorge mulai kompetitif ketika, menurut saya, dia mengubah pendekatannya dan tidak berusaha berkendara seperti di Yamaha, tetapi masih mempertahankan sesuatu dari gaya berkendaranya,” ujar Dovi.
”Itulah mengapa menurut saya sangat penting untuk beradaptasi karena dengan MotoGP saat ini—ban, rem, elektronik, sasis—cukup jelas apa yang perlu dilakukan dengan setiap motor. Tetapi, setiap pebalap memiliki talenta dan pengalaman berbeda. Dan, setiap orang memiliki sesuatu yang spesial. Jadi Anda harus berusaha menggunakan cara berkendara Anda. Tetapi, Anda harus memahami seberapa besar persentase dari itu,” ungkap pebalap asal Forli, Italia itu.
Kelanjutan karier
Melanjutkan proses adaptasi itulah yang akan menjadi fokus Dovi pada musim 2022 tanpa memikirkan persaingan juara serta kelanjutan kontraknya untuk 2023. Saat ini, kontrak Dovi dengan Yamaha hanya sampai akhir musim ini. Dia tidak tahu apakah dirinya akan melanjutkan karier balapnya musim depan karena itu sangat tergantung dengan hasil musim ini.
”Tahun lalu merupakan tahun yang aneh dan tahun ini juga akan menjadi musim yang aneh karena saya tidak memiliki program apa pun, dan itu kenyataan, karena saya tidak ingin berbicara tentang itu, dan benar-benar menjalani musim ini seperti musim lalu karena saya tidak tahu apa yang akan terjadi," ujar Dovizioso dikutip Motorsport.
”Semuanya selalu terkait dengan hasil, jadi jika hasilnya sangat bagus itu bukan masalah. Jika tidak, maka seperti itulah keadaannya,” lanjut rekan setim Darryn Binder itu.
”Jadi, saya sangat relaks terkait dengan itu, saya memperlakukan musim ini benar-benar seperti musim lalu, bukan karena ini akan mengubah pendekatan saya. Tetapi, saya sepenuhnya relaks dalam situasi ini,” ujar Dovi.
”Saya tidak memiliki kontrak untuk tahun depan, tetapi saya tidak menginginkan kontrak untuk tahun depan karena saya tidak tahu pada saat ini apa yang akan saya lakukan. Tetapi, yang pasti semuanya terkait dengan hasil, karena jika Anda cepat Anda menikmati. Jika Anda tidak cepat Anda tidak menikmati, khususnya dalam babak karier saya ini,” jelas Dovi.
Pebalap paling senior tersebut juga membebaskan pikirannya dari persaingan juara. Dia memilih menjalani balapan satu per satu dan melihat di mana dia berada seiring musim bergulir.
”Saya pikir itu akan sulit, karena levelnya sangat tinggi dan kami masih belum tahu, karena kami harus menjalani tes, akan seperti apa kondisi motor kami dibandingkan motor-motor lain. Aturan (pengembangan motor) sekarang kembali terbuka, untuk mesin, untuk semuanya. Jadi, semuanya bisa terjadi, dan tidak ada yang tahu. Jadi, saya tidak ingin mengatakan ya. Saya di sini untuk berusaha melakukan itu dan saya tidak berpikir saya akan menggunakan tahun ini sebagai tahun pembelajaran,” pungkas Dovi.
Kepala Tim RNF Razlan Razali sebelumnya menyatakan bahwa Dovi akan lebih kompetitif musim ini dengan motor spesifikasi pabrikan. Ini berbeda dengan musim lalu, di mana dia menggunakan M1 edisi 2019 yang sebelumnya dipakai Morbidelli. Berbekal motor yang sama dengan yang dipacu juara bertahan, Fabio Quartararo, potensi Dovi bersaing di papan atas diyakini akan terbuka lebar.
”Ya, itu dengan motor berumur dua tahun, tetapi saya pikir itu mengembalikan rasa pengendalian dan daya saing. Dia belum menekan, tetapi sekarang dia paket yang sama dengan para pebalap pabrikan saya pikir dia bisa menjadi salah satu pebalap yang bisa bersaing untuk kejuaraan,” tegas Razali.