Kewajiban kompetisi rampung, akhir Maret, menjadi dasar PT Liga Indonesia Baru tetap menggelar Liga 1 di tengah agenda uji coba timnas Indonesia. Hal itu berpotensi mengganggu klub yang tengah bersaing menjadi juara.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua laga internasional tim nasional Indonesia melawan Timor Leste, Kamis (27/1/2022) dan Minggu (30/1/2022), di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali, tetap berlangsung di tengah jalannya pekan ke-21 dan ke-22 BRI Liga 1 2021-2022. Bentrokan jadwal, yang berpotensi memberikan kerugian kepada klub, tidak bisa terelakkan mengingat durasi kompetisi yang sudah amat padat karena harus berakhir paling lambat 31 Maret 2022.
Pekan ke-21 Liga 1 akan dibuka oleh laga Persiraja Banda Aceh melawan Persela Lamongan, Rabu (25/1/2022) ini, lalu laga terakhir pekan itu ialah duel antara Persib Banding dan Persikabo 1973 yang berlangsung pada Sabtu (30/1/2022). Sehari berselang atau pada Minggu, Persija Jakarta akan berhadapan dengan Persiraja sebagai partai pembuka pekan ke-22. Pertarungan klub di pekan ke-22 akan berlangsung hingga Kamis (3/2/2022).
Dengan kondisi itu, 26 pemain tim ”Garuda” yang tengah menjalani pemusatan latihan sejak akhir pekan lalu berpotensi absen di dua laga klubnya. Hal itu apabila menghitung kebutuhan tubuh setiap pemain untuk pulih secara fisik dan mental yang memerlukan masa istirahat dua hingga tiga hari.
Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru Akhmad Hadian Lukita mengungkapkan, kompetisi musim ini sudah tidak bisa lagi dihentikan karena jadwal sudah padat. Dengan durasi waktu yang tinggal menyisakan 10 pekan, semua klub masih menyisakan masing-masing 14 pertandingan.
”Jadwal liga sudah sangat rigid sehingga tidak bisa lagi ada penundaan laga. Kalau sampai kami lakukan penundaan, akan berdampak panjang karena kami dengan klub sudah sepakat liga harus rampung di akhir Maret. Salah satunya, hal itu disebabkan mayoritas kontrak pemain berdurasi hingga Maret 2022,” kata Lukita di Jakarta, Selasa.
Apabila satu pekan saja mundur, tambahnya, hal itu akan membuat klub harus menegosiasikan ulang kontrak dengan pemain. Di sisi lain, penundaan liga berpotensi memundurkan pula rencana kompetisi musim 2022-2023. Pada bulan April, idealnya klub sudah tidak bisa efektif melakukan persiapan karena telah memasuki bulan Ramadhan.
”Untuk mengubah jadwal, banyak variabel yang harus kami pertimbangkan untuk membuat jadwal baru, seperti masa pemulihan pemain hingga potensi berdampak pada persiapan liga musim depan. Kami berencana memulai liga edisi 2022-2023, Juni mendatang, dan tentu akan mempertimbangkan kalender laga internasional FIFA,” ujar Lukita.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, pelaksanaan laga di pekan ke-21 dan ke-22 yang berbarengan dengan agenda uji coba internasional timnas juga sudah mendapat persetujuan dari semua klub. Ia mencontohkan, pada hari pertandingan, yaitu 27 Januari, tidak ada pertandingan. Sementara pada 30 Januari hanya ada laga antara Persija dan Persiraja.
Dari kedua tim itu, hanya Persija yang menyumbang pemain untuk Garuda, yakni Syahrian Abimanyu. Syahrian baru direkrut Persija dari juara Liga Malaysia, Johor Darul Ta’zim, di bursa transfer pertengahan musim, awal Januari lalu.
”Kami mendukung laga timnas, misalnya dengan meliburkan liga pada Piala AFF 2020 dan sempat menunda laga tim, seperti Persebaya Surabaya, Bali United, dan Arema FC, untuk memberi kesempatan pemain tampil setelah kembali dari Piala AFF. Namun, karena perubahan aturan karantina, pemain itu tetap tidak bisa tampil di laga tunda pekan ke-17 lalu,” ucapnya.
Memengaruhi persaingan
Pelaksanaan seri keempat dan pemusatan latihan timnas memang dilangsungkan di Bali. Namun, liga yang tidak diliburkan di tengah jalannya kompetisi sangat memengaruhi persiapan klub, terutama yang tengah bersaing di papan atas, untuk menjadi juara. Terdapat lima tim yang masih berpeluang menjadi kampiun.
Mereka adalah Bhayangkara FC, Arema FC, Persib Bandung, Persebaya, dan Bali United. Selisih poin Bhayangkara, yang berada di puncak klasemen, dengan Bali di urutan kelima hanya lima poin. Di sisi lain, Bali unggul tujuh poin dari PSIS Semarang yang menduduki posisi keenam.
Kelima tim itu menyumbang pemain untuk timnas Indonesia, yang diasuh Shin Tae-yong, jelang dua laga kontra Timor Leste. Evan Dimas menjadi perwakilan Bhayangkara, lalu Dedik Setiawan, Muhammad Rafli, Achmad Figo, dan Rizky Dwi Febrianto berasal dari Arema.
Bayu Fiqri menjadi satu-satunya pemain asal Persib. Bali melepas tiga pemainnya, yaitu Irfan Jaya, Yabes Roni, dan Nadeo Argawinata.
Adapun Persebaya menjadi tim yang merasa paling dirugikan karena lima pilar utamanya menjalani tugas negara. Mereka ialah Ernando Ari, Rachmat Irianto, Rizky Ridho, Ricky Kambuaya, dan Marselino Ferdinan. Kelima pemain itu selalu menjadi pilihan utama Pelatih Persebaya Aji Santoso kala dalam kondisi fit.
Aji menekankan, Persebaya amat memerlukan jasa kelima pemain itu untuk bertarung menghadapi PS Sleman pada pekan ke-21, tanggal 29 Januari, di Wayan Dipta. Ia meminta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan PT LIB memberikan kesempatan pemain timnas istirahat minimal dua hari sebelum menjalani laga bersama klub.
”Bagi saya ,sebuah kebanggaan di era saya ada lima pemain Persebaya dipanggil membela timnas. Tetapi, klub dan timnas sama-sama memiliki kepentingan untuk menggunakan jasa pemain. Jadi, saya berharap ada penyesuaian dengan jadwal pertandingan kami,” kata Aji.
Sementara itu, Pelatih Bali Stefano Cugurra alias Teco tidak mempermasalahkan sejumlah pemainnya harus absen karena membela timnas. Ia telah menyiapkan strategi jelang laga melawan Borneo FC, Sabtu nanti, di Stadion Gelora I Gusti Ngurah Rai, Bali, tanpa tiga pemain andalannya itu.
”Saya tentu lebih senang apabila seluruh pemain tersedia. Meski begitu, kami sudah terbiasa tampil di liga tanpa beberapa pemain yang ikut membela timnas,” ujar Teco.
PSSI dan PT LIB harus jeli mengatur jadwal timnas dan kompetisi agar tak bentrok lagi demi memenuhi tujuan liga untuk mengangkat kualitas timnas.
Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali menilai, wajar ada beberapa klub yang protes ketika agenda timnas bentrok dengan jadwal kompetisi. Menurut dia, hal itu menunjukkan bahwa PSSI dan PT LIB belum bisa mengatasi satu masalah mendasar di sepak bola nasional yang berkaitan dengan sinkronisasi jadwal.
”Jangan dulu berekspektasi tinggi terhadap kualitas kompetisi dan prestasi timnas selama problem mendasar itu belum bisa diselesaikan. PSSI dan PT LIB harus jeli mengatur jadwal timnas dan kompetisi agar tak bentrok lagi demi memenuhi tujuan liga untuk mengangkat kualitas timnas,” kata Akmal.