George Russell menjadi salah satu pebalap muda yang diprediksi akan semakin bersinar pada musim 2022 seiring promosi ke Mercedes. Dia berpotensi menjadi pesaing kuat bagi Lewis Hamilton dan juara bertahan Max Verstappen.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
LONDON, RABU —George Russell berpotensi besar menjadi aset penting tim Mercedes mengingat performanya yang sangat menjanjikan selama membela Williams. Pebalap muda asal Inggris itu mulai musim ini akan membela Mercedes dan berpeluang mengusik persaingan papan atas Formula 1 dengan mobil yang kompetitif. Russell memiliki kemampuan mengemudi yang brilian, bahkan mampu meraih poin dan podium dengan mobil paling lambat di Formula 1 musim 2021.
Russell yang selama lima tahun berada dalam program pebalap yunior Mercedes diasah di tim Williams sejak 2019. Dia tidak mendapat mobil yang kompetitif, tetapi mampu mengoptimalkan performa mobil untuk bisa lolos ke kualifikasi kedua di setiap akhir pekan balapan. Dia juga selalu meraih posisi start di depan rekan setimnya dalam dua musim pertama di Williams, tim pemakai mesin Mercedes.
Pada 2021, Russell meraih poin pertamanya di Formula 1 dalam seri Hongaria, di mana dia finis di posisi kedelapan. Ini juga menjadi pencapaian terbaik Williams sejak Brasil 2017. Russell pun meneteskan air mata karena poin itu merupakan buah kerja keras yang konsisten dia lakukan selama tiga musim.
Russell melanjutkan performanya dengan membuat kejutan saat balapan seri Belgia yang berlangsung dalam kondisi basah. Saat kualifikasi, dia melakukan putaran brilian hingga meraih posisi start kedua. Saat balapan, Russell juga melintasi garis finis di posisi kedua di belakang pebalap Red Bull, Max Verstappen.
Pebalap berusia 23 tahun itu kembali meraih poin di Italia dan Rusia sehingga menempatkan dirinya di posisi ke-16 klasemen akhir musim 2021. Pencapaian itu juga menempatkan Williams di posisi kedelapan klasemen konstruktor. Ini pencapaian yang patut diacungi jempol mengingat performa mobil Williams yang tidak kompetitif.
Potensi Russell itu sering tidak terlihat karena tertutup oleh kemilau persaingan antara Verstappen dan pebalap andalan Mercedes, Lewis Hamilton. Padahal, jika Russell mengendarai mobil yang kompetitif, dia bisa menjadi salah satu pesaing kuat meraih podium. Itu dia tunjukan saat menggantikan Hamilton yang absen karena positif Covid-19 dalam seri Shakir pada musim 2020. Begitu memacu Mercedes W11, Russell mendominasi balapan, tetapi kemenangan menguap karena kekacauan saat pit-stop.
Performa Russell di Bahrain itu menjadi bukti nyata bahwa dia memiliki potensi besar untuk menjadi pebalap Mercedes. Promosi itu terwujud pada 2021 saat Mercedes mengumumkan bahwa Russell akan menggantikan Valtteri Bottas untuk musim 2022. Promosi itu dinilai oleh Verstappen akan menambah ketat persaingan karena Russell merupakan pebalap brilian.
Kepala Tim Williams Jost Capito pun menilai, Russell akan bersinar di Mercedes. Mantan pebalapnya itu memiliki karakter kuat sebagai pemimpin, memiliki etos kerja tinggi, serta mampu bekerja dalam sebuah tim.
”George adalah pemimpin tim yang sangat hebat. Dia sudah menjadi berlian yang dipoles. Dia masih belum dalam kemampuan terbaiknya, saya pikir dia masih bisa menjadi lebih baik. Namun, tahapan dia saat ini, dia adalah aset besar bagi setiap tim, dan begitu juga bagi kami,” kata Capito dikutip Crash.
Menurut Capito, di satu sisi pihaknya sedih melihat Russel pergi, tetapi itu sudah diperkirakan. ”Kami mendukung dia meraih kesempatan ini. Kami sangat senang untuk dia bisa meraih kesempatan ini. Saya pikir inilah alasan mengapa kami tetap berperforma dan fokus di Williams karena dia mendapat dukungan untuk maju dan semua orang senang dia pindah tim,” kata Capito.
George adalah pemimpin tim yang sangat hebat. Dia sudah menjadi berlian yang dipoles. (Jost Capito)
”Tidak ada perasaan tidak senang dan itu membantu dia serta memberi dia kepercayaan diri untuk bertarung demi Williams dan bahkan meningkatkan hubungan baik yang dia miliki dengan tim serta sebaliknya,” ujar Capito.
Russell yang selalu fokus pada tugas dan timnya mengaku menjadikan momen-momen buruk selama tiga musim di Williams untuk menguatkan mental dan motivasi memperbaiki diri. Dia menilai, ada empat momen kejam yang penuh emosional yang menguatkan dirinya.
Pertama, kegagalan meraih poin pertama di Formula 1 dalam balapan di Mugello pada musim 2020. Dia merasa membuang peluang besar yang sangat jarang dimiliki karena kesalahan start setelah bendera merah. Padahal, saat itu dia di posisi kesembilan. Kedua, balapan seri Emilia Romagna di Imola pada 2020 juga menjadi momen kejam bagi Russell, di mana dia berada di posisi ke-10, tetapi mengalami kecelakaan saat berada di belakang safety car.
Kegagalan meraih poin saat menggantikan Hamilton di Shakir juga menjadi momen berat ketiga bagi Russell. Dia memimpin balapan, tetapi kemudian kemenangan menguap begitu saja. ”Karena semua hilang begitu saja, itu sangat sulit,” kata Russell kepada Motorsport.
Keempat, insiden senggolan dengan Valtteri Botta di Imola pada musim 2021 juga menjadi momen besar bagi Russell. Dia sempat terlibat ketegangan dengan Bottas, dan bahkan bos tim Mercedes Toto Wolff mengingatkan posisi Russell.
”Itulah empat momen dalam tiga tahun saya yang melekat secara emosional, dengan sangat kejam. Saya belajar bagaimana mengatasi itu. Saya melihat kembali ke Bahrain tanpa kekecewaan atau tanpa hati yang terluka. Ini sesuatu yang saya kira membentuk saya menjadi pebalap yang lebih kuat,” kata Russell.
Musim ini, Russell memiliki kesempatan emas untuk membuktikan bahwa dirinya merupakan pebalap potensial yang ke depan layak menjadi andalan tim Mercedes. Russell diyakini akan menambah sulit persaingan juara, termasuk bagi Hamilton jika dia melanjutkan karier balapnya. Jika Russell menjadi matahari baru di tim Panah Perak, dia mungkin akan diuji untuk meredam ego untuk mendukung rekan setimnya meraih gelar juara ke delapan di Formula 1. Kiprah Russell musim ini layak dinantikan.