Liverpool dan Arsenal Serius Berburu Trofi Alternatif
Arsenal dan Liverpool berburu satu tempat terakhir di final Piala Liga Inggris. Kompetisi itu menjadi harapan terbesar kedua tim raksasa untuk meraih trofi domestik pada musim ini.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
LONDON, RABU — Liverpool dan Arsenal sangat serius menghadapi laga kedua semifinal Piala Liga Inggris yang akan berlangsung Jumat (21/1/2022) pukul 02.45 WIB di Stadion Emirates, London. Kedua tim berburu satu tiket tersisa ke final untuk menantang Chelsea sekaligus berburu peluang mengunci satu gelar domestik di musim ini.
Kedua tim sejatinya lebih banyak menghadirkan drama di luar lapangan dibandingkan saat berlaga di pertemuan pertama, Jumat (14/1/2021) dini hari WIB, di Stadion Anfield. Saat itu, ”Si Merah” mengerahkan seluruh kemampuan untuk mencetak gol. Namun, penampilan ultradefensif Arsenal, yang bermain lebih dari 66 menit dengan 10 pemain, menyulitkan Liverpool mencetak gol. Laga itu berakhir 0-0.
Drama lebih seru di antara kedua tim justru terjadi di luar laga. Pertama, muncul pengajuan penundaan laga pertama oleh Liverpool. Laga itu semestinya digelar 7 Januari lalu. Lalu, Arsenal juga meminta penundaan laga derbi London menghadapi Tottenham Hotspur, akhir pekan lalu, karena minimnya ketersediaan pemain akibat Covid-19 dan cedera.
Meskipun sempat menunda laga kontra Spurs, Arsenal dipastikan tetap akan tampil di laga kedua semifinal Piala Liga Inggris. Hal itu didasari kembali tersedianya sejumlah pemain utama mereka, di antaranya Martin Odegaard dan Emile Smith Rowe, untuk menghadapi Liverpool. Odegaard sempat terjangkit Covid-19, sedangkan Rowe telah pulih dari cedera.
Dalam konferensi pers jelang laga, Rabu (19/1/2022) malam WIB, Pepijn Lijnders, asisten manajer Liverpool, menegaskan, timnya datang ke Emirates dengan misi meraih kemenangan. Kegagalan mencetak gol di laga pertama, kata Lijnders, telah dianalisis oleh tim pelatih dan skuad Si Merah demi tampil lebih produktif di London.
”Kami menuju kandang Arsenal dengan tujuan mengejar kemenangan, baik itu dalam (waktu) 90 maupun 120 menit. Kami ingin menciptakan laga dan kenangan istimewa karena berpeluang mendapatkan satu tempat di final pada bulan Januari ini,” kata Lijnders.
Liverpool sudah satu dekade tidak lagi mengangkat trofi Piala Liga Inggris. Terakhir kali mereka berjaya di ajang itu adalah pada musim 2011-2012. Mereka mengalahkan Cardiff City dalam adu penalti di final.
Si Merah pernah pula tampil di final pada edisi 2015-2016. Namun, saat itu, mereka kalah 2-4 dari Manchester City melalui babak adu penalti.
Apabila bisa menumbangkan Arsenal, Liverpool akan menjalani laga final ke-13 di Piala Liga Inggris. Hingga saat ini, mereka telah delapan kali menjadi juara di turnamen itu. Selain itu, trofi Piala Liga Inggris bisa menjadi pelipur lara bagi Liverpool yang kian sulit mengejar Manchester City di puncak klasemen Liga Inggris.
Trio penyerang
Trio penyerang Diogo Jota, Roberto Firmino, dan Takumi Minamino tetap akan menjadi andalan Liverpool untuk membongkar pertahanan ”Si Meriam” yang dipimpin Benjamin White. Pada laga pertama di Anfield, ketiga pemain itu gagal menghadirkan ancaman untuk menciptakan gol karena hanya mencatatkan satu tembakan tepat sasaran dari 17 peluang.
Namun, penampilan lini depan Liverpool membaik ketika membungkam Brentford, 3-0, Minggu (16/1/2022). Minamino menyumbang satu gol Liverpool pada laga itu.
Misi mencetak banyak gol di Emirates tentu tidak akan mudah bagi Si Merah. Pasalnya, Emirates bukan tempat yang ramah bagi Liverpool.
Meski begitu, Lijnders mengakui, timnya akan kehilangan gelandang serba bisa Alex Oxlade-Chamberlain karena cedera pada laga kontra Brentford. Padahal, peran Chamberlain sangatlah vital karena bisa berperan sebagai gelandang box-to-box ataupun penyerang sayap.
”Kami membutuhkan banyak gol. Maka, peran semua anggota sama pentingnya untuk menghadirkan gol. Kami memang kehilangan (Sadio) Mane dan (Mohamed) Salah, tetapi lini serang kami tidak hanya memiliki satu senjata,” ujar Lijnders yang menjadi tangan kanan manajer Juergen Klopp.
Bek sayap kanan Liverpool, Trent Alexander-Arnold, mengungkapkan, kerja sama tim menjadi modal utama timnya menjadi skuad paling produktif di Liga Inggris pada musim ini. Dalam 21 laga di liga, Liverpool telah menghasilkan 55 gol atau rata-rata 2,6 gol per laga.
”Kami tentu mendapat instruksi tertentu sesuai dengan posisi dan peran kami di atas lapangan. Pada musim ini, kami diberikan lebih banyak kebebasan di atas lapangan dan pemahaman antarpemain yang kian membaik karena kami sudah tampil bersama beberapa musim ini,” kata Alexander-Arnold kepada The Athletic.
Misi mencetak banyak gol di Emirates tentu tidak akan mudah bagi Si Merah. Pasalnya, Emirates bukan tempat yang ramah bagi Liverpool.
Dalam lima laga terakhir di stadion yang berada di London itu, Liverpool hanya dua kali membawa pulang kemenangan. Dua laga lainnya berakhir imbang. Liverpool pun sekali menderita kekalahan dari Arsenal.
Adapun Manajer Arsenal Mikel Arteta mengatakan, timnya telah memetik pelajaran penting dari duel di Anfield, pekan lalu. Ia memuji daya juang pasukannya yang tidak kenal lelah walaupun digempur Liverpool selama pertandingan tersebut.
Ia pun mengakui, laga kedua nanti juga tidak akan mudah meskipun Arsenal berstatus sebagai tim tuan rumah. Namun, Arteta menekankan bahwa para pemainnya memiliki semangat besar untuk memenuhi ambisi mengakhiri paceklik trofi Piala Liga Inggris pada musim ini.
”Saya merasa kami telah berada di arah yang tepat untuk menghadapi laga kedua semifinal. Saya melihat banyak kepemimpinan di atas lapangan dari para pemain muda yang menghadirkan motivasi dan kepercayaan diri. Mereka paham apa yang dibutuhkan untuk melaju ke final,” kata Arteta dilansir laman resmi klub itu.
Adapun Piala Liga Inggris menjadi harapan terakhir Arsenal untuk meraih trofi pada musim ini. Arsenal telah tersingkir di babak ketiga Piala FA dan hanya bisa bersaing memperebutkan posisi empat besar di ajang Liga Inggris.
Si Meriam baru dua kali menjadi juara di ajang Piala Liga Inggris. Trofi itu terakhir kali mereka bawa pulang pada edisi 1992-1993. Kala itu, David Seaman dan kawan-kawan mengungguli Sheffield Wednesday dengan skor 2-1.
Dalam 11 tahun terakhir, Arsenal telah dua kali tampil di final kompetisi itu, yaitu pada edisi 2010-2011 dan 2017-2018. Namun, Birmingham City dan Manchester City menguapkan impian Si Meriam meraih trofi tersebut. (AFP)