Aston Villa mulai merasakan efek nyata kehadiran Philippe Coutinho. Di laga debutnya, Coutinho menghasilkan satu gol dan sebuah asis untuk membantu Villa menahan Manchester United.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
BIRMINGHAM, MINGGU — Hanya butuh waktu sekitar 22 menit bagi Philippe Coutinho untuk menghadirkan kembali sihir dari penampilannya yang menghilang ketika dirinya meninggalkan Liverpool pada Januari 2018. Dalam laga debut berseragam Aston Villa kontra Manchester United, Minggu (16/1/2022) dini hari WIB, di Stadion Villa Park, Coutinho membantu timnya terhindar dari kekalahan berkat hasil imbang 2-2.
Manajer Villa Steven Gerrard memasukkan Coutinho sebagai respons seusai MU mencetak gol kedua melalui sepakan Bruno Fernandes pada menit ke-67. Sebelumnya, playmaker asal Portugal itu yang membawa ”Setan Merah” unggul saat laga baru berjalan enam menit berkat sepakan keras dari luar kotak penalti yang gagal diantisipasi kiper Villa, Emiliano Martinez.
Keputusan Gerrard untuk memberikan debut kepada mantan rekannya di Liverpool itu berbuah positif. Dalam kurun waktu 10 menit seusai menggantikan Morgan Sanson, ”Sang Penyihir”, julukan Coutinho, mengkreasikan gol pertama Villa untuk memberi asis kepada Jacob Ramsey.
Gol itu diawali operan satu-dua Coutinho dengan Emiliano Buendia di sisi kanan pertahanan MU. Sebuah operan Coutinho di dalam kotak penalti tim tamu mengecoh bek MU, Victor Lindelof, sehingga Ramsey berdiri bebas tanpa gangguan untuk menaklukkan David de Gea.
Empat menit setelah membantu Ramsey mencetak gol, giliran Coutinho dilayani oleh pemain didikan akademi Villa itu untuk mencetak gol penyama kedudukan pada menit ke-81. Sebuah sontekan dari Coutinho tidak bisa diantisipasi oleh De Gea sekaligus menghadirkan gemuruh bagi pendukung Villa.
Itu menjadi gol pertama Coutinho ke gawang MU di Liga Inggris. Catatan tersebut dicapai pada penampilan kedelapan menghadapi Setan Merah.
Gol penentu Villa mendapatkan satu poin itu adalah momen perdana Coutinho mencatatkan nama di papan skor pada laga Liga Inggris dalam kurun waktu lebih dari empat tahun. Terakhir kali, pemain berkebangsaan Brasil itu mencetak gol di Liga Inggris terjadi pada laga pekan ke-20 musim 2017-2018 kala membantu Liverpool membenamkan Swansea 5-0 di Stadion Anfield.
Seusai laga, Coutinho mengakui dirinya merindukan atmosfer di Liga Inggris. Meski sempat merasakan pula kegugupan ketika masuk ke dalam lapangan, ia senang bisa menampilkan performa yang membantu timnya terhindar dari kekalahan.
”Saya sangat senang berada di sini (Villa). Ini adalah permulaan yang bagus bagi saya, kami tetap percaya sampai akhir untuk terus berjuang agar tidak kalah,” ucap Coutinho, yang tiba di Villa Park dengan status pinjaman dari Barcelona, kepada Sky Sports.
Ia bertekad untuk meningkatkan performa di laga berikutnya. Menurut Coutinho, dirinya belum berada pada kondisi fisik yang terbaik.
”Saya merasakan banyak penampilan naik dan turun di masa lalu. Saya di sini untuk fokus membantu tujuan klub, saya ingin melakukan tugas yang baik untuk membantu rekan setim dan klub,” ujar Coutinho yang terakhir kali tampil untuk Barcelona pada laga Liga Spanyol menghadapi Osasuna, 12 Desember 2021.
Sementara itu, Gerrard memuji penampilan anak asuhnya di babak kedua. Hasil imbang itu merupakan buah dari pembelajaran timnya ketika menderita kekalahan 0-1 dari MU di babak ketiga Piala FA, Senin (10/1/2022).
”Kami mengambil banyak hal positif dari laga Senin lalu, tetapi kami bermain buruk di 25 menit pertama laga sehingga saya berharap reaksi lebih baik ditampilkan pemain di babak kedua,” kata Gerrard.
Gerrard mengatakan, ”Pujian harus diberikan kepada seluruh pemain yang tidak menyerah ketika kedudukan 0-2. Di babak kedua, pemain menampilkan permainan Aston Villa yang saya inginkan.”
Seperti kalah
Manajer MU Ralf Rangnick menganggap anak asuhannya menampilkan performa terbaik sejak ia bergabung dengan MU dalam 70 menit awal pada laga di Villa Park. Selain unggul dua gol, ia menilai, MU menampilkan permainan dominan dan mengontrol pertandingan dengan sangat baik, lalu tampil kompak dan ketat secara bertahan.
Namun, juru taktik asal Jerman itu mengatakan, penampilan itu menghilang dalam 20 menit terakhir. Alhasil, tim tuan rumah bisa mencetak sepasang gol untuk menggagalkan MU membawa pulang tiga poin.
”Ketika Anda unggul 2-0 dan membuang dua poin berharga, itu rasanya seperti kami menderita kekalahan. Kami harus memetik pelajaran dari laga ini dengan menyadari penampilan terbaik harus bertahan selama 90 dan 95 menit, bukan hanya 70 menit,” kata Rangnick kepada BBC.
Dengan hasil imbang itu, Setan Merah gagal beranjak dari posisi ketujuh. Fernandes dan kawan-kawan baru mengumpulkan 32 poin dari 20 laga. Mereka berjarak lima poin dari West Ham United yang menduduki peringkat keempat.
Menurut Roy Keane, mantan kapten MU, hasil imbang menjadi hasil yang adil bagi laga di Villa Park itu. Ia memuji penampilan berani dan tidak kenal lelah Villa yang tidak berhenti mengejar gol ketika tertinggal dua gol.
Saya merasakan banyak penampilan naik dan turun di masa lalu. Saya di sini untuk fokus membantu tujuan klub, saya ingin melakukan tugas yang baik untuk membantu rekan setim dan klub. (Philippe Coutinho)
Di sisi lain, Keane menganggap MU belum mampu mengatasi kelemahan di musim ini, yaitu kurangnya kontrol di lini tengah. Hal itu, kata Keane, amat wajar apabila MU masih berkutat di papan tengah.
”Mereka tidak menampilkan agresivitas yang seharusnya dimiliki tim papan atas. (Pemain) MU terlihat kelelahan di babak kedua, tetapi para pemain pengganti gagal memberikan dampak bagi permainan tim, sebaliknya pemain pengganti Villa tampil menentukan,” ujar Keane. (REUTERS)