Jakarta Pertamina Pertamax Intai Posisi Surabaya Bhayangkara Samator
Tim putra Jakarta Pertamina Pertamax menang 3-1 atas Palembang Bank SumselBabel di seri kedua Proliga 2022. Kemenangan itu membuat mereka semakin menempel pemuncak klasemen, Surabaya Bhayangkara Samator.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
SENTUL, SABTU — Tim putra Jakarta Pertamina Pertamax meraih kemenangan kedua usai menundukan Palembang Bank SumselBabel dengan skor 3-1 (25-17, 25-18, 18-25, 25-23) dalam laga hari kedua seri kedua PLN Mobile Proliga 2022 di Padepokan Bola Voli Sentul, Jawa Barat, Sabtu (15/1/2022). Kemenangan itu membuat Pertamina Pertamax kokoh mengintai posisi Surabaya Bhayangkara Samator di puncak klasemen.
”Saya semakin percaya diri dengan tim ini. Hasil latihan keras yang kami lakukan sebelum Proliga dimulai membuahkan hasil. Tetapi, kami harus tetap fokus dan tidak menganggap remeh lawan. Target kami bisa mencuri poin penuh disetiap laga putaran grup untuk mengunci tiket ke final four atau semifinal,” ujar Pelatih Pertamina Pertamax Pascal Wilmar Picaulima.
Laga antara Pertamina Pertamax dan Bank SumselBabel seolah membawa suasana mundur ke belakang tatkala Proliga semarak dengan penonton memenuhi arena. Sejak awal set pertama, kedua tim mempertontonkan permainan saling serang tanpa belas kasih lewat smes keras mematikan dan blok kokoh.
Pertamina Pertamax mengandalkan serangan dari rotasi pemain, antara outside hitter asal Brasil Luiz Perotto dan outside hitter lokal kawakan Agung Seganti. Adapun Bank SumselBabel mengandalkan serangan dari rotasi dua outside hitter dari Brasil Caio Oliveira dan Sergio Luiz Felix Junior yang didukung outside hitter lokal kawakan I Nyoman Julianta.
Namun, Pertamina Pertamax jauh lebih kompak dan solid sehingga bisa memenangi laga dengan mudah di set pertama dan kedua. Pada set ketiga, Bank SumselBabel bangkit dan bisa memaksakan laga berlanjut ke set keempat. Mereka sempat unggul jauh 12-4 pada set keempat yang membuat laga tampaknya akan ditentukan dalam set kelima atau terakhir.
Dengan situasi tertinggal jauh, Pertamina Pertamax akhirnya bermain habis-habisan. Mereka dapat angin saat middle blocker Hernanda Zulfi masuk berkali-kali. Puncaknya, mereka bisa menyamakan kedudukan 21-21.
Kedudukan imbang mengangkat lagi mental Pertamina Pertamax untuk segera mengakhiri laga dengan kemenangan.Sebaliknya, Bank SumselBabel justru tertekan dan sering membuat kesalahan sendiri. Hal inilah yang membuat Pertamina Pertamax bisa merebut kemenangan.
Tadi pas tertinggal jauh, saya minta anak-anak untuk main keras saja. Pokoknya bola servis atau smes dipukul sekencang-kencangnya. Kalau main aman, bola bisa dibalikkan oleh Bank SumselBabel.
”Tadi pas tertinggal jauh, saya minta anak-anak untuk main keras saja. Pokoknya bola servis atau smes dipukul sekencang-kencangnya. Kalau main aman, bola bisa dibalikkan oleh Bank SumselBabel. Apalagi mereka punya spiker asing Caio Oliveira yang smesnya sangat keras dan susah dibendung,” ungkap Pascal.
Menempel Samator
Kemenangan itu membuat Pertamina Pertamax kokoh di urutan kedua dari enam peserta dengan enam poin dari dua laga. Sebelumnya pada seri pertama, 9 Januari, mereka menang 3-0 atas Jakarta BNI 46. Kini, mereka hanya tertinggal satu poin di bawah Bhayangkara Samator yang gagal memperlebar jarak karena kalah 2-3 dari BNI 46 pada seri kedua, 14 Januari.
”Yang jelas, tim ini masih ada kekurangan. Kami masih mudah puas ketika sudah unggul. Seperti lawan Bank SumselBabel ini misalnya, pas telah unggul 2-0, anak-anak jadi percaya diri berlebihan. Saat lawan bisa memperkecil kedudukan 2-1, anak-anak sempat panik. Itu tidak boleh terjadi lagi di laga-laga selanjutnya,” kata Pascal.
Setter sekaligus kapten Pertamina Pertamax Jasen Natanael Kilanta mengatakan, pada set ketiga, mereka tidak menyangka Bank SumselBabel bermain sangat menekan, terutama lewat servis-servis yang membunuh. ”Tapi, ini jadi pelajaran berharga untuk kami agar lebih waspada dengan kebangkitan lawan,” tuturnya.
Terlepas dari itu, Jasen mengungkapkan, timnya belum mengeluarkan semua kemampuan terbaiknya. Setidaknya, walau sudah bergabung, opposite asal Rusia Nikita Venidiktov belum bisa bermain karena baru pulih dari cedera tertarik otot bagian punggung.
”Tim ini sudah cukup baik kendati baru memainkan satu pemain asing (Perotto). Kalau pemain asing satunya bisa bermain (Venidiktov), tim ini bakal lebih baik. Tetapi, tentu kami mesti terus berbenah, seperti lebih memperbaiki servis dan pengembalian pertama dari servis lawan,” terangnya.
Bank SumselBabel terpuruk
Sementara itu, Bank SumselBabel kian terpuruk. Kekalahan itu membuatnya tertahan di peringkat kelima dari enam peserta dengan nol poin dari dua laga. Sebelumnya pada seri pertama, 7 Januari, mereka kalah 1-3 dari Bhayangkara Samator.
Ini bukan awal yang baik untuk Bank SumselBabel yang tergolong salah satu tim tersukses dalam Proliga. Paling tidak, sejak berpartisipasi pertama kali pada musim 2009, mereka menjadi tim asal luar Pulau Jawa yang menyulitkan tim-tim mapan dari Jawa.
Terbukti, Bank SumselBabel pernah menjuarai Proliga pada 2011 dan 2013, serta runner-up pada 2017 dan 2018. Prestasi mereka cuma kalah dari Bhayangkara Samator yang mengoleksi tujuh gelar juara dan lima kali runner-up serta BNI 46 yang mengoleksi lima trofi juara dan enam kali runner-up.
Akan tetapi, Pelatih Bank SumselBabel Putut Marhaento tetap tenang. Menurut dia, timnya hanya kurang sabar dalam kekalahan kali ini. ”Tadi, anak-anak kurang sabar saja. Mereka terburu-buru untuk segera menang. Padahal, mereka telah mengeluarkan semua kemampuan terbaik dan membuat lawan kesulitan,” ujarnya.
Putut juga menegaskan, dua kekalahan itu bukan akhir segalanya. Perjalanan babak penyisihan masih panjang, yakni masih menyisakan delapan laga. Semuanya masih bisa terjadi dan dirinya optimistis timnya bisa lolos ke semifinal. ”Kompetisi masih panjang. Kalah dua laga ini bukan akhir segalanya. Ada delapan laga lagi dan kami yakin bisa mendapatkan tiket ke final four,” katanya.