Tsitsipas: Djokovic Membuat Petenis Lain Tampak Bodoh
Tsitsipas menganggap Djokovic bersikap egois karena datang tanpa vaksin Covid-19. Petenis lain rela melakukan segala cara, termasuk vaksin, demi bisa hadir di Australia Terbuka.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
MELBOURNE, JUMAT — Drama kasus penolakan visa Novak Djokovic oleh Pemerintah Australia telah menjadi berita lebih besar dibandingkan turnamen yang akan diikuti, yaitu Australia Terbuka 2022. Kontroversi itu memancing petenis nomor empat dunia, Stefano Tsitsipas, berkomentar. Tsitsipas, mewakili petenis lain, kecewa dengan peraturan vaksinasi Covid-19 yang kebal kepada Djokovic.
Djokovic, juara sembilan kali Australia Terbuka, tetap masuk dalam undian turnamen setelah kasus penolakan visa dalam sepekan terakhir. Petenis asal Serbia ini akan berhadapan dengan rekan senegaranya, Miomir Kecmanovic, pada babak pertama.
Keikutsertaan Djokovic yang datang tanpa syarat vaksin Covid-19 menghadirkan segudang tanda tanya untuk petenis lain. Pertanyaan itu salah satunya datang dari Tsitsipas. Menurut dia, seharusnya syarat itu berlaku sama untuk semua petenis.
Ada yang memilih mengikuti cara mereka sendiri. Mereka membuat mayoritas (yang divaksin) terlihat seperti orang bodoh.
”Hampir setiap pemain berjuang divaksinasi dan melakukan apa yang diwajibkan untuk tampil di Australia. Di sisi lain, tidak semua orang mengikuti aturan. Ada yang memilih mengikuti cara mereka sendiri. Mereka membuat mayoritas (yang divaksin) terlihat seperti orang bodoh,” ucap Tsitsipas pada Kamis (13/1/2022), tepat di hari pengundian babak pertama.
Djokovic bisa tampil karena mendapatkan pengecualian medis dari Asosiasi Tenis Australia (TA) dan Pemerintah Victoria. Sang juara bertahan turnamen ini bebas dari syarat vaksin karena sempat positif Covid-19 pada dua minggu sebelum berangkat ke Melbourne, Australia.
Adapun visa Djokovic sempat ditolak Petugas Perbatasan Australia (BFA) akibat tidak bisa menunjukkan bukti vaksin Covid-19 di Bandara Melbourne. Petenis 34 tahun ini pun sempat ditahan di hotel tempat isolasi imigran sebelum akhirnya dibebaskan pada Rabu lalu seusai kemenangan di pengadilan.
Terlepas dari keabsahan pengecualian medis itu, Tsitsipas menilai rivalnya telah bersikap egois. ”Dia bermain dengan aturannya sendiri dan telah melakukan apa yang tidak berani dilakukan pemain lain. Apalagi ATP telah mengumumkan kriteria tertentu bagi pemain untuk masuk ke negara tertentu,” ucap sang petenis Yunani.
”Tidak ada yang mengira ada yang bisa datang ke Australia tanpa vaksinasi dan tidak harus mengikuti protokol tertentu. Dibutuhkan banyak keberanian untuk melakukannya dan membahayakan Grand Slam,” pungkas Tsitsipas yang kalah dari Djokovic di Final Perancis Terbuka tahun lalu.
Australia Terbuka akan dimulai pada Senin depan. Djokovic akan memulai perburuannya menuju gelar Gland Slam ke-21. Jika juara, dia akan menjadi petenis putra tersukses sepanjang sejarah. Saat ini dia baru mengoleksi 20 gelar, sama dengan Rafael Nadal dan Roger Federer.
Namun, Djokovic belum bisa tenang sepenuhnya. Visanya masih mungkin dicabut Pemerintah Australia. Menteri Imigrasi Australia Alex Hawke masih mempertimbangkan untuk mendeportasi sang petenis setelah kekalahan di pengadilan. Adapun Pemerintah Australia mewajibkan seluruh pendatang menunjukkan bukti vaksin sebanyak dua kali.
Djokovic, yang sempat mengaku antivaksin, masuk dalam urusan lebih rumit. Sebab, dia terbukti memberikan informasi salah untuk mendapatkan visa masuk ke Australia. Dalam pengisian deklarasi perjalanan Australia, dia menjawab tidak pernah bepergian ke luar negeri selama 14 hari terakhir.
Padahal, menurut laporan Pemerintah Federal Australia, Djokovic sempat berada di Spanyol dalam periode tersebut. Dia bepergian dari Serbia sebelum akhirnya berangkat ke Australia pada Rabu pekan lalu. Dalam aturan pemerintah setempat, pendatang wajib memberikan riwayat perjalanan dalam dua pekan terakhir sebelum keberangkatan.
Djokovic mengatakan, kesalahan informasi itu tidak disengaja. Informasi tersebut diisi agennya. ”Agen saya dengan tulus meminta maaf atas kesalahan administratif dalam mencentang kotak yang salah tentang perjalanan saya sebelum datang ke Australia,” jelasnya lewat Instagram.
Di tengah drama Djokovic, Pemerintah Victoria memutuskan kapasitas penonton Australia Terbuka dibatasi hanya 50 persen. Keputusan itu dibuat sebagai respons peningkatan kasus positif Covid-19 di Melbourne.
Lebih dari 37.000 orang di Victoria dinyatakan positif Covid-19 pada Rabu. Negara bagian dengan populasi sekitar 6,7 juta jiwa ini baru saja menambah daftar korban meninggal akibat virus tersebut sebanyak 25 orang. Sementara itu, 953 orang dirawat di rumah sakit. (AFP)