Diwarnai Kontroversi, Jakarta BNI 46 Taklukkan Juara Bertahan Surabaya Bhayangkara
Jakarta BNI 46 menunjukkan mental baja saat menghadapi Surabaya Bhayangkara Samator dalam seri kedua PLN Mobile Proliga 2022. Meski sempat tiga kali dirugikan wasit, mereka tetap bisa menundukkan Samator dengan skor 3-2.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
SENTUL, JUMAT — Jakarta BNI 46 menunjukkan mental baja saat menghadapi Surabaya Bhayangkara Samator dalam laga hari pertama seri kedua PLN Mobile Proliga 2022 di Padepokan Bola Voli Sentul, Jawa Barat, Jumat (14/1/2022). Meskipun ada tiga keputusan wasit yang merugikan, BNI 46 tetap bisa menundukkan tim juara bertahan itu dengan skor 3-2 (32-30, 31-33, 25-20, 24-26, 17-15) dalam laga yang berlangsung 3 jam 3 menit itu.
”Tim ini menunjukkan mental juara. Walaupun tiga hingga empat kali dirugikan oleh keputusan wasit, tim ini tetap mampu untuk memenangkan laga sengit ini. Terlepas dari itu, kami minta panitia Proliga tidak ditunggangi oleh kepentingan pihak-pihak tertentu. Kalau satu kontroversi, itu mungkin masih wajar. Namun, kalau sudah tiga-empat kontroversi, itu sangat merugikan. Apalagi, itu terjadi dalam skor-skor krusial. Maka itu, saya minta wasit pertama, wasit kedua, dan hakim garis dievaluasi. Jangan sampai kompetisi sekelas Proliga tercoreng oleh kualitas wasit,” ujar Pelatih Jakarta BNI 46 Samsul Jais seusai laga itu.
Laga antara BNI 46 dan Bhayangkara Samator berlangsung sengit sejak set pertama. BNI 46 ingin menang setelah kalah 0-3 dari Jakarta Pertamina Pertamax dalam laga seri pertama pada 9 Januari lalu. Sementara Bhayangkara Samator ingin melanjutkan tren positif setelah menang beruntun atas Palembang Bank SumselBabel dan Kudus Sukun Badak.
Kejar-kejaran poin pun terjadi. Nyaris sepanjang laga, kedua tim tidak pernah unggul lebih dari dua poin, kecuali ketika BNI 46 unggul 25-20 di set ketiga. Permainan juga sangat atraktif dengan intensitas tinggi. Keduanya sama-sama melancarkan permainan cepat dengan smes-smes keras dan sesekali kombinasi bola-bola tipuan oleh tosser di depan net.
Kronologis kontroversi
Sayangnya, laga bergengsi itu dinodai oleh sedikitnya tiga kontroversi yang dilakukan oleh wasit pertama asal DKI Jakarta, Haryono, dan wasit kedua asal Jawa Barat, Dadan Prarudiana. Kontroversi pertama terjadi saat BNI 46 berusaha mengejar ketertinggalan, 13-15, dari Bhayangkara Samator di set keempat.
Dalam momen itu, dua pemain asing BNI 46, yakni middle blocker asal Kuba, Osmany Camejo, dan outside hitter asal Jepang, Takahiro Tozaki, berusaha mengantisipasi bola hasil smes pemain Bhayangkara Samator. Bola itu sejatinya belum mati, tetapi wasit pertama memutuskan bola telah mati. Para pemain BNI 46 pun melakukan protes keras. Usai protes itu, wasit pertama berdiskusi dengan wasit kedua dan memutuskan skor itu dibatalkan.
Dengan semangat sportivitas, saya tadi mengumpulkan pemain untuk tetap dingin walaupun suasana panas. Mereka pun bisa menunjukkan mental juara dengan membalikkan kedudukan di skor yang sangat krusial tersebut. (Samsul Jais)
Kontroversi kedua terjadi ketika BNI 46 unggul 21-19 di set keempat. Block para pemain BNI 46 tampak berhasil. Namun, wasit pertama menganggap para pemain BNI 46 mengenai net lebih dahulu sehingga poin diberikan kepada Bhayangkara Samator. Para pemain BNI 46 kembali protes keras. Wasit pertama kembali berdiskusi dengan wasit kedua dan keputusan tidak berubah. Setelah itu, wasit pertama malah memberikan kartu kuning kepada kapten sekaligus setter BNI 46, Bagus Wahyu Ardianto, yang dinilai melakukan protes berlebihan.
Kontroversi ketiga sekaligus puncak kontroversi terjadi tatkala kedudukan sama kuat 4-4 di set kelima. Smes pemain BNI 46 dianggap keluar. Namun, pemain BNI 46 menilai bola itu menyentuh tangan pemain Bhayangkara Samator. Lagi-lagi, para pemain BNI 46 protes keras. Bahkan, Samsul ikut protes kepada panitia di pinggir lapangan.
Panitia sempat memanggil semua perangkat wasit untuk berdiskusi bersama. Laga terhenti sekitar lima menit. Sayangnya, keputusan itu tidak berubah. Para pemain BNI 46 bahkan sempat mengeluarkan gestur tidak ingin melanjutkan permainan. Namun, Samsul memanggil semua pemainnya dan mereka akhirnya melanjutkan laga tersebut.
Fokus rusak
Kendati demikian, situasi itu merusak konsentrasi pemain BNI 46. Mereka pun sempat tertinggal 12-14. Dalam suasana penuh ketegangan, Samsul meminta time out. Ternyata, keputusan itu jitu. Para pemain seperti kembali bersemangat. Akhirnya, mereka bisa menyamakan kedudukan, 14-14, dan lantas menang, 17-15.
”Dengan semangat sportivitas, saya tadi mengumpulkan pemain untuk tetap dingin walaupun suasana panas. Mereka pun bisa menunjukkan mental juara dengan membalikkan kedudukan di skor yang sangat krusial tersebut,” ujar Samsul.
Ke depan, Samsul menyampaikan, Proliga mesti menerapkan challenge atau melihat rekaman laga tatkala terjadi kontroversi. Semua itu sangat penting untuk menjaga semangat sportivitas dan mutu pertandingan. ”Dengan adanya challenge, wasit bisa memutuskan dengan lebih mudah dan fair. Itu sudah menjadi keharusan untuk kompetisi Proliga yang punya pemain asing,” ungkap Samsul.
Sementara itu, Pelatih Bhayangkara Samator Sigit Ari Widodo menuturkan, yang dirugikan bukan hanya BNI 46, melainkan pula timnya. Jadi, dia sepakat dengan Samsul bahwa panitia Proliga mesti menerapkan challenge. ”Dengan adanya challenge atau video rekaman, itu bisa meminimalisasi kesalahan keputusan manusiawi dari para wasit,” katanya.
Terlepas dari itu, Sigit menyampaikan, timnya tidak beruntung dalam laga tersebut. Namun, mereka bisa memberikan perlawanan sengit sampai akhir laga. ”Tadi, di set kelima, BNI 46 lebih beruntung dari kami. Padahal, kami telah mencapai poin 14 lebih dahulu,” katanya.
Hasil itu membuat BNI 46 naik dari peringkat keenam menjadi ke urutan keempat dengan dua poin dari dua laga. Adapun Bhayangkara Samator tetap bertengger di puncak klasemen dengan tujuh poin dari tiga laga.