Novak Djokovic tidak hanya berpotensi dideportasi dari Australia. Dukungan publik yang selama ini berada di pihaknya juga mungkin berbalik arah.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
AP PHOTO/HAMISH BLAIR
Massa berkumpul di luar hotel karantina di Melbourne, Australia, Kamis (6/1/2022). Hotel itu diduga sebagai tempat penahanan petenis Serbia, Novak Djokovic. Djokovic terancam tidak bisa mempertahankan gelarnya di Australia Terbuka dan dapat dideportasi karena tidak bisa menunjukkan syarat telah divaksin Covid-19 dosis lengkap.
MELBOURNE, MINGGU — Pengacara Novak Djokovic membuktikan dalam persidangan, sang petenis nomor satu dunia itu mendapat pengecualian medis karena sempat terinfeksi Covid-19 pada 16 Desember 2021. Bukti tersebut bisa menjadi senjata Djokovic untuk terhindar dari deportasi oleh Pemerintah Australia, tetapi juga bisa berujung bumerang bagi dukungan publik kepadanya.
Djokovic ditolak masuk di Bandara Melbourne, pada Rabu (5/1/2022) malam, oleh Petugas Perbatasan Australia (ABF) akibat tidak memiliki bukti vaksin Covid-19. Pemerintah Australia mewajibkan vaksinasi sebanyak dua kali sebagai syarat masuk ke negaranya. Juara bertahan tunggal putra Australia Terbuka ini pun ditahan sementara di tempat isolasi imigran, Hotel Melbourne Park.
Pengacara Djokovic, dalam dokumen persidangan yang dirilis Sabtu kemarin, berargumen sang petenis telah mendapat visa sementara dari Asosiasi Tenis Australia (TA). Dia diberikan izin itu karena baru saja terinfeksi positif Covid-19, pada medio Desember, tepat sebelum berangkat ke Melbourne. Karena itu, pencabutan visa oleh ABF dinilai sebagai sebuah kesalahan.
Pengecualian medis tersebut telah ditinjau oleh ahli medis yang ditugaskan TA. Lalu, keputusan tersebut juga didukung oleh tim independen peninjau pengecualian medis dari pemerintah negara bagian Victoria. Adapun Australia Terbuka akan berlangsung di Melbourne, Victoria, pada 17-30 Januari 2022.
AP PHOTO/HAMISH BLAIR
Massa berkumpul di luar fasilitas karantina di Melbourne, Australia, Kamis (6/1/2022). Fasilitas itu diduga sebagai tempat penahanan petenis Serbia, Novak Djokovic. Djokovic terancam tidak bisa mempertahankan gelarnya di Australia Terbuka dan dapat dideportasi karena tidak bisa menunjukkan syarat telah divaksin Covid-19 dosis lengkap.
Tim hukum Djokovic menambahkan, kliennya juga diberikan Deklarasi Perjalanan Australia (ATD) karena telah memenuhi syarat untuk bebas karantina setibanya di Australia. Hal tersebut disampaikan langsung oleh pihak berwenang setempat.
Berbekal bukti tersebut, Djokovic menyimpan sedikit harapan untuk tetap tampil di Australia Terbuka. Peraih 20 gelar Grand Slam ini tinggal menunggu keputusan sidang pada besok Senin. Sebelumnya, dia telah bersuara tentang drama yang mencuri perhatian dunia tersebut. ”Terima kasih kepada orang-orang di seluruh dunia atas dukungan Anda yang terus-menerus. Saya bisa merasakannya dan sangat menghargai itu,” tulisnya lewat Instagram.
Petenis asal Serbia ini, selama di rumah detensi, mendapat dukungan dari berbagai pihak. Puluhan hingga ratusan pendukung selalu memenuhi depan hotel. Mereka memprotes agar sang idola segera dilepaskan dan dibiarkan bermain. Petenis dunia, salah satunya John Isner, juga menilai penahanan Djokovic merupakan tindakan tidak adil.
Namun, bukti terbaru juga sekaligus menyudutkan Djokovic. Atlet 34 tahun ini ternyata sempat mengunggah foto, di Twitter, sedang menghadiri acara perayaan dalam sebuah acara penghargaan di Serbia. Dia datang tanpa menggunakan masker.
Namun, bukti terbaru juga sekaligus menyudutkan Djokovic. Atlet 34 tahun ini ternyata sempat mengunggah foto, di Twitter, sedang menghadiri acara perayaan dalam sebuah acara penghargaan di Serbia. Dia datang tanpa menggunakan masker. Pada hari yang sama, dia juga berpose tanpa masker bersama para petenis muda di Novak Tennis Centre. Tanggal kedua foto tersebut diambil belum bisa dipastikan.
AFP/WILLIAM WEST
Pendukung petenis Serbia Novak Djokovic membawa poster di luar hotel karantina di Melbourne, Australia, Kamis (6/1/2022). Hotel itu diduga sebagai tempat Djokovic ditahan. Djokovic terancam tidak bisa mempertahankan gelarnya di Australia Terbuka dan dapat dideportasi karena tidak bisa menunjukkan syarat telah divaksin Covid-19 dosis lengkap.
Jika Djokovic datang ke acara tersebut, tanpa masker, setelah dipastikan positif Covid-19, dukungan publik bisa berbalik kapan saja. Sang petenis yang menyatakan dirinya antivaksin ini sama saja membahayakan nyawa orang lain dengan kesadaran penuh.
Citra buruk sudah melekat dengan Djokovic ketika berurusan dengan Covid-19. Sebelumnya, dia pernah menyelenggarakan turnamen, Adria Tour, tanpa protokol kesehatan di tengah pandemi. Namun, turnamen tersebut berhenti di tengah jalan akibat banyak yang terdampak positif Covid-19.
Salah seorang jurnalis Serbia, seperti dikutip BBC, berkata, bukti tersebut bisa membawanya ke masalah lebih besar. Bandingnya kemungkinan tetap akan ditolak oleh Pemerintah Australia. Di sisi lain, dia bisa mendapatkan sanksi ketika pulang ke Serbia karena datang ke acara penghargaan dalam kondisi positif Covid-19.
Kasus pengecualian medis juga dijalani petenis putri asal Republik Ceko, Renata Voracova. Bedanya, dia telah pergi meninggalkan Australia setelah visanya ditolak. Sama seperti Djokovic, Voracova juga datang dengan pengecualian medis karena baru saja terinfeksi Covid-19.
AFP/PATRICK HAMILTON
Petenis Serbia Novak Djokovic (kiri) berbicara dengan seorang bocah lelaki, Andrija Mihajlovic, saat sesi pemotretan di Pantai Brighton, Melbourne, Australia, Senin (22/2/2021). Djokovic terancam tidak bisa mempertahankan gelarnya di Australia Terbuka 2022 dan dapat dideportasi karena tidak bisa menunjukkan syarat telah divaksin Covid-19 dosis lengkap.
”Saya tidak bisa mengatakan mereka jahat kepada saya, tetapi saya tidak siap dengan semua yang terjadi. Saya merasa seperti berada di film aksi. Beberapa kejadian di karantina tidak menyenangkan. Saya merasa seperti di penjara,” ucap Voracova yang juga tinggal di Hotel Melbourne Park.
Kata Voracova, dia tidak bisa mendapat suntikan vaksin karena baru pulih pada perayaan Natal. Karena itu, dia diberikan pengecualian medis. Dia berharap nasib Djokovic akan berbeda darinya. ”Saya ingin dia bisa bermain. Kami para atlet datang karena ingin bermain tenis,” jelasnya.
Perdana Menteri Serbia Ana Brnabic menyampaikan akan terus memfasilitasi petenis andalannya selama di rumah detensi. Dengan izin dari Pemerintah Australia, mereka mengirimkan makanan bebas gluten, serta memberikan laptop dan kartu telepon untuk bisa berkomunikasi dengan keluarga.
DEAN LEWINS/AAP IMAGE VIA AP
Tim Kanada berpose bersama setelah menjuarai Piala ATP di Arena Ken Rosewall, Sydney, Australia, Minggu (9/1/2022). Tim Kanada berhasil menjuarai Piala ATP setelah menyapu bersih dua pertandingan tunggal beruntun di final atas Spanyol, 2-0.
Kanada juara Piala ATP
Tim Kanada berhasil menjuarai Piala ATP setelah menyapu bersih dua pertandingan tunggal beruntun di final atas Spanyol, 2-0, di Arena Ken Rosewall, Sydney, Australia, pada Minggu (9/1/2022). Kemenangan dipersembahkan oleh Felix Auger-Aliassime dan Denis Shapovalov.
Auger-Aliassime memastikan gelar seusai menang dalam partai penentu atas Roberto Bautista Agut, 7-6(3), 6-3. Petenis peringkat ke-11 dunia itu tampil heroik dengan membalikkan keadaan setelah tertinggal di set pertama. Dia melengkapi kemenangan Shapovalov di partai pembuka atas Pablo Carreno Busta, 6-4, 6-3.
”Tidak ada perasaan yang lebih baik dibandingkan kemenangan. Rasanya tidak bisa dipercaya. Kami mengeluarkan segalanya di lapangan. Perjalanan ini luar biasa karena kami sempat hampir tersingkir karena kalah dalam empat laga pertama, tetapi kami tidak berhenti untuk percaya,” ucap Auger-Aliassime, seperti dikutip situs resmi ATP Tour.
Perjalanan tim Kanada amat menakjubkan. Selain bangkit dari keterpurukan, mereka juga berhasil mengalahkan juara bertahan Rusia di partai semifinal, Sabtu kemarin. Auger-Aliassime/Shapovalov, dalam partai ketiga atau penentu, mengalahkan petenis peringkat kedua dunia, Daniil Medvedev, yang berpasangan dengan Roman Saifullin. (AP/REUTERS)
DEAN LEWINS/AAP IMAGE VIA AP
Pemain tim Kanada, Felix Auger-Aliassime, dan rekan setimnya, Denis Shapovalov, melakukan selebrasi setelah berhasil menjuarai Piala ATP. Kanada menyapu bersih dua pertandingan tunggal beruntun di final atas Spanyol, 2-0.