Perilaku penyerang andalan Chelsea, Romelu Lukaku, saat wawancara berujung bumerang terhadap kariernya di Chelsea. Nasib Lukaku akan ditentukan dalam beberapa hari ini.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, SENIN — Wawancara penyerang andalan Chelsea, Romelu Lukaku, bersama Sky Sport Italia yang mengkritik taktik Manajer Thomas Tuchel berbuntut masalah besar. Tuchel menganggap perilaku sang pemain tidak profesional. Hanya lima bulan sejak datang dari Inter Milan, nasib Lukaku sudah berada di ujung tanduk.
Lukaku dicoret dari daftar skuad ketika Chelsea ditahan imbang Liverpool, 2-2, di Stadion Stamford Bridge, Minggu (2/1/2022) WIB. Penyerang yang mencetak dua gol dalam dua laga terakhir tersebut tidak dibawa oleh Tuchel. Padahal, laga tersebut sangat krusial untuk menjaga kans juara ”Si Biru”.
Saya pikir kami bisa menangani itu, tetapi kebisingan yang ditimbulkan (akibat wawancara) terlalu besar. Kami jadi kehilangan fokus bertanding. Karena itu, keputusan dibuat untuk melindungi persiapan laga dan juga Lukaku.
Kata Tuchel, dia tidak ingin keterlibatan Lukaku mengganggu persiapan tim. ”Saya pikir kami bisa menangani itu, tetapi kebisingan yang ditimbulkan (akibat wawancara) terlalu besar. Kami jadi kehilangan fokus bertanding. Karena itu, keputusan dibuat untuk melindungi persiapan laga dan juga Lukaku,” ujarnya.
Tuchel baru akan membahas kelanjutan masalah ini bersama Lukaku pada awal pekan ini. Nasib penyerang yang didatangkan seharga 97,5 juta poundsterling atau Rp 1,8 triliun pada musim panas lalu ini berada dalam tanda tanya besar.
”Kami perlu berbicara dengannya, membaca keseluruhan wawancara, mencoba tenang dan tidak kehilangan akal. Kami perlu mengerti apa yang dikatakan dan mengapa dia mengatakan itu. Dari situ, kami akan mengambil keputusan apakah dia akan segera bergabung bersama tim (lagi) atau tidak,” kata manajer yang punya pembawaan ramah tersebut.
Percikan masalah ini bermula dari wawancara Lukaku pada pekan lalu. Sang penyerang Belgia berkata, sedang tidak bahagia di Chelsea. Dia tidak mendapatkan peran semestinya, sebagai penyerang utama, karena Tuchel mengganti sistem permainan di pertengahan musim.
Sejak kedatangan Lukaku, Chelsea mulai bermain dengan sosok penyerang murni. Namun, sistem permainan diganti seiring dengan penurunan performa Lukaku, akibat cedera dan positif Covid-19. Tuchel pun kembali ke formasi andalan pada musim lalu, bermain tanpa penyerang murni.
”Saya tidak senang dengan situasi ini. Manajer kami memutuskan bermain dengan sistem berbeda. Saya tidak boleh menyerah meskipun tidak senang. Saya harus berusaha keras dan menjadi profesional. Saya yakin akan diberikan waktu bermain lebih banyak, tetapi saya menghormati pilihan yang diambilnya (Tuchel),” ujar Lukaku kepada Sky Sport Italia.
Ucapan tersebut berujung spekulasi, Lukaku tidak bahagia di Chelsea. Apalagi, dalam wawancara yang sama, dia sempat berucap tidak akan menuju ke tim asal London tersebut jika Inter menawarkan besaran kontrak sesuai yang diinginkan pada musim panas lalu.
Lukaku juga sempat mengganti kolom pengenalan di laman Facebook miliknya dengan tulisan ”Inter Milan”. Hal itu terasa ganjil karena dia berstatus pemain Chelsea saat ini. Bomber bertubuh raksasa ini seperti menyesal telah pindah dari Inter. Adapun Lukaku belum berkomentar lagi di publik sejak wawancara terakhirnya yang memicu kontroversi.
Tuchel kecewa karena tidak menyangka sikap tidak profesional tersebut akan keluar dari anak asuhnya. Sebelumnya, manajer asal Jerman tersebut menilai, akan lebih mudah menangani Lukaku dibandingkan dengan megabintang Paris Saint-Germain, Neymar dan Kylian Mbappe. Sebab, Lukaku sudah mengenal Chelsea sejak bergabung pertama kali pada 2011.
Sementara itu, mantan manajer PSG tersebut juga punya prinsip, pemain sepak bola hebat bukan hanya soal teknik, melainkan juga sikap profesional. Paket lengkap itulah yang diharapkan Tuchel saat mendatangkan Lukaku.
Lukaku baru mencetak 5 gol dan 1 asis dari 13 penampilan di Liga Inggris musim ini. Catatan tersebut jauh dari pencapaiannya ketika bersama Inter di Liga Italia pada musim lalu, menghasilkan 24 gol dan 13 asis dalam 36 penampilan.
Penampilan di bawah standar ini seakan memperlihatkan sang pemain tidak berjodoh berseragam Chelsea. Sebelumnya, Lukaku sudah dua kali membela Chelsea, pada musim 2011-2012 dan 2013-2014, tetapi tidak pernah mencapai performa terbaiknya. Dia justru selalu bisa tampil maksimal ketika dipinjamkan ke klub lain, seperti West Bromwich Albion dan Everton.
Masa depan Lukaku saat ini penuh dengan spekulasi. Jika dilepas Chelsea, dia mungkin saja menjalin reuni kembali dengan Antonio Conte. Conte yang sempat melatih Lukaku di Inter sedang mencari pemain di bursa transfer Januari untuk klub barunya, Tottenham Hotspur. ”Saya punya kasih sayang besar untuknya (Lukaku), tetapi dia saat ini adalah pemain Chelsea. Saya tidak mau membicarakannya,” jelas Conte.
Tanpa Lukaku, Chelsea tetap mampu mencetak gol saat menjamu Liverpool. Chelsea berhasil bangkit dari ketinggalan, 0-2, dengan dua gol dari Mateo Kovacic dan Christian Pulisic. Permainan skuad asuhan Tuchel justru lebih fleksibel dengan memainkan penyerang ”false 9”, Kai Havertz. (AP/REUTERS)