Mandalika menyambut kehadiran para pebalap MotoGP untuk menjalani tes pramusim, 11-13 Februari 2022. Ini momen penting karena citra Indonesia dipertaruhkan untuk menyiapkan sirkuit yang diacungi jempol oleh para pebalap.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
Indonesia membangun warisan baru bernama Mandalika. Dunia akan mengenal Indonesia dari mooi Mandalika, yang dibingkai dengan ajang balap dunia MotoGP dan Superbike. Dua balapan itu akan menjadi ujung tombak untuk mengembangkan pariwisata Mandalika yang diharapkan menjadi Bali baru. Nuansa Mandalika akan berbeda karena beroktan tinggi dengan hadirnya pebalap top dunia yang memiliki penggemar besar di seluruh belahan dunia.
Mandalika bisa menjelma seperti Assen, Silverstone, Sachsenring, dan Red Bull Ring, yang langsung mengaitkan orang yang mendengarnya dengan negara tempat sirkuit itu berada. Namun, Mandalika memiliki nilai lebih, karena sirkuit ini berada di tengah-tengah surga pantai yang bisa dinikmati keelokannya, juga disambut tantangannya dengan surfing. Mandalika menawarkan petualangan tanpa batas, datang menonton MotoGP dan Superbike sekaligus liburan bergizi.
Konsep pengembangan Mandalika dengan ujung tombak balapan kelas dunia itulah yang kini dirintis oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC. Mereka telah menginvestasikan sekitar Rp 10,225 triliun untuk pembebasan lahan, membangun sirkuit, serta fasilitas pendukung, seperti jalan akses dari Bandara Internasional Lombok ke sirkuit.
Sirkuit sepanjang 4,3 kilometer dengan teknologi aspal terbaik stone mastic asphalt menghabiskan anggaran Rp 1,2 triliun plus pembebasan lahan lintasan Rp 40 miliar. Sirkuit ini telah diuji oleh para pebalap Asia Talent Cup dan World Superbike pada 19-21 November 2021.
Para pebalap Superbike, seperti Jonathan Rea, Toprak Razgatlioglu, dan Scott Redding, menilai sirkuit ini sangat menyenangkan untuk memacu motor. Trek sangat mengalir dengan kecepatan tinggi, minim titik mendahului, dan daya cengkeramnya sangat bagus. Bahkan, pada saat trek basah diguyur hujan, daya cengkeram lintasan menjadi salah satu yang terbaik di dunia.
Respons positif para pebalap Superbike itu menjadi modal penting untuk menggelar ajang yang dinanti-nantikan selama 25 tahun untuk kembali ke Indonesia, yaitu MotoGP. Fabio Quartararo, Marc Marquez, Jack Miller, Francesco Bagnaia, dan yang lain akan mencoba Sirkuit Mandalika untuk pertama kali pada 11-13 Februari, saat menjalani tes pramusim MotoGP 2022.
Terpilihnya Mandalika sebagai lokasi tes kedua pramusim setelah Sepang menegaskan bahwa sirkuit ini penting dalam penyelenggaraan MotoGP. Tes di awal musim merupakan kunci menjalani musim balap dengan baik karena menjadi kesempatan terakhir tim menggali masalah dan mencari solusi sebelum homologasi pada mesin, girboks, dan perangkat aerodinamika. Setelah homologasi, mesin akan disegel dan tidak bisa dibuka hingga musim balap berakhir.
Setelah tes pramusim itu, Mandalika akan menggelar balapan MotoGP seri Indonesia pada 18-20 Maret 2022. Ini menandai kembalinya MotoGP ke Indonesia setelah seperempat abad, saat era GP500 di Sirkuit Internasional Sentul, Kabupaten Bogor, pada 1997.
Posisi penting Mandalika sebagai lokasi tes pramusim MotoGP menjadi tantangan bagi ITDC dan promotor lokal Mandalika Grand Prix Association (MGPA) untuk menyiapkan sirkuit serta operasional tes dengan maksimal. Kini, fokus mereka adalah membenahi dan melengkapi fasilitas di sirkuit serta kelengkapan pendukung agar bisa mendapatkan homologasi kelas A.
Tidak ringan
Pekerjaan itu tidak ringan, terutama peningkatan faktor keselamatan di lintasan. Hal ini memerlukan dukungan semua pihak terkait, mulai dari level pemerintah pusat hingga daerah. Sejumlah barang harus didatangkan dari luar negeri dengan spesifikasi khusus sesuai regulasi Federasi Balap Motor Internasional (FIM). Kepastian dukungan anggaran serta kemudahan impor barang akan sangat penting dalam waktu yang sangat sempit. ITDC dan MGPA hanya punya waktu 2,5 bulan sejak balapan Superbike hingga menjelang tes pramusim MotoGP.
Dukungan semua pihak ini sangat krusial karena cita-cita awal adalah menjadikan Mandalika pusat perhatian dunia yang mencitrakan Indonesia yang kredibel. Superbike sudah membuka citra positif karena sebagian besar merasa ragu dengan kesiapan Mandalika menggelar balapan kelas dunia. Rea dan Redding secara khusus berterima kasih kepada semua orang yang bekerja siang dan malam menyiapkan Mandalika sehingga mereka bisa balapan dengan baik.
Mereka awalnya ragu sirkuit bisa siap karena empat pekan sebelum balapan, pit building pun belum jadi. Namun, ternyata Indonesia bisa. Pit building selesai tepat waktu dengan bangunan modular yang dikerjakan oleh PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk.
Mandalika tidak hanya menyuguhkan balapan bermutu kelas dunia, pemandangan alam nan memukau, tetapi juga mencitrakan Indonesia baru. Indonesia yang jauh lebih maju, beretos kerja tinggi, dan bisa diandalkan.
Jika kita runut ke belakang, pemberian kontrak MotoGP dan Superbike 10 tahun, dari semula lima tahun, menunjukkan bahwa Dorna Sports sebagai pemegang hak komersial kedua ajang itu percaya dan yakin bahwa ITDC yang didukung oleh Pemerintah Indonesia bisa diandalkan.
Kini, tahap akhir menjadikan Mandalika sebagai country branding Indoesia tinggal hitungan hari. Setelah malam pergantian tahun, sepekan lagi, Indonesia perlu tancap gas menyelesaikan syarat homologasi Mandalika sebagai sirkuit kelas A, naik dari status saat ini, yakni sirkuit kelas B.
Ini pertaruhan besar sebagai Indonesia secara utuh karena mata dunia akan tertuju ke Mandalika saat tes pramusim dan balapan MotoGP. Jika para pebalap MotoGP mengacungkan jempol, dunia pun akan bertepuk tangan kepada Indonesia. Saat citra Indonesia membubung tinggi dengan katalis Mandalika, target pengembangan wisata kawasan itu pun akan menggeliat.
Saat ini, ITDC sudah bisa menyelesaikan sengketa lahan dengan sejumlah warga yang masih tinggal di lahan tengah sirkuit. Ini kemajuan besar,karena area tengah sirkuit itu direncanakan menjadi resor yang dikembangkan oleh investor besar Vinci Construction Grands Projets. Investasi yang akan dikucurkan oleh Vinci mencapai Rp 14 triliun selama 15 tahun pada lahan seluas 131 hektar.
Dukungan semua pihak ini sangat krusial karena cita-cita awal adalah menjadikan Mandalika pusat perhatian dunia yang mencitrakan Indonesia yang kredibel.
Pembenahan area sekitar sirkuit, termasuk jalan akses dan penambahan 11 tribune, akan membuat MotoGP menjadi lebih nyaman bagi penonton. Dalam penyelenggaraan Superbike, arena di sekitar tribune masih becek saat hujan. Saat MotoGP berlangsung, diharapkan area penonton itu sudah rapi dan bersih meskipun hujan.
Adapun untuk area trek, pekerjaan yang rumit karena sangat teknis bukanlah kendala besar. Happy Harinto, Wakil Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) untuk ajang internasional yang menyupervisi penyelenggaraan balapan oleh MGPA, menegaskan perlunya dukungan semua pihak supaya semua pekerjaan pembenahan bisa selesai tepat waktu.
Wujud dukungan itu bukan hanya soal anggaran dan kemudahan perizinan, melainkan juga dalam bentuk perilaku yang bermartabat. Satu catatan penting dari Superbike lalu adalah tamu-tamu VVIP dan VIP parkir kendaraan sembarangan di belakang paddock yang merupakan clear area.
Saat MotoGP, aturan balapan harus dihormati. Jika memang harus berjalan sedikit lebih jauh, patuhilah. Sebab, hal itu juga mencitrakan Indonesia yang bermartabat. Semua mata kini tertuju ke Indonesia. Jika sembrono, siap-siap jadi bahan lelucon di media sosial. Tentu bukan itu yang kita inginkan.