Tantangan 10 Kali Lebih Berat untuk Australia Terbuka 2022
Menyelenggarakan turnamen Grand Slam Australia Terbuka 2022 jauh lebih sulit daripada tahun sebelumnya akibat penyebaran varian Omicron. Panitia bekerja keras agar peserta tidak terpapar Omicron.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MELBOURNE, JUMAT — Menyelenggarakan Australia Terbuka 2021 pada masa pandemi Covid-19 penuh dengan tantangan berat. Menggelar turnamen berikutnya, kendala tak lebih ringan. Penyebaran varian Omicron, bahkan, membuat Australia Terbuka 2022 sepuluh kali lebih sulit untuk diselenggarakan.
Penutupan perbatasan Australia akibat pandemi membuat Australia Terbuka 2021 mundur dari Januari menjadi 8-21 Februari. Panitia pun harus menyiapkan pesawat carter untuk mengangkut partisipan, di antaranya dari Los Angeles (Amerika Serikat), Dubai (Uni Emirat Arab), dan Singapura untuk menghindari penyebaran virus.
Meski demikian, munculnya kasus Covid-19 tetap terjadi. Kasus positif muncul dalam pesawat sewa dan di salah satu hotel tempat tinggal partisipan ketika masa karantina. Akibatnya, sejumlah atlet harus menjalani karantina ketat, yaitu hanya boleh berada di dalam kamar, hingga tak bisa berlatih di lapangan.
Turnamen 2022 sepuluh kali lebih sulit dibandingkan 2021. Banyak variabel baru yang harus disiapkan. Setiap bangun pagi, saya dan tim hanya berharap bisa bertahan menghadapi situasi ini.
Kali ini, penyebaran varian Omicron, termasuk di Australia, menjadi masalah baru menjelang kedatangan peserta melalui Sydney dan Melbourne, pada 28 Desember. ”Turnamen 2022 sepuluh kali lebih sulit dibandingkan 2021. Banyak variabel baru yang harus disiapkan. Setiap bangun pagi, saya dan tim hanya berharap bisa bertahan menghadapi situasi ini,” ujar Direktur Turnamen Australia Terbuka Craig Tiley di Melbourne, Jumat (24/12/2021).
”Pada 2021, target kami adalah melindungi komunitas Australia dengan kedatangan orang dari luar negeri. Tahun ini, kami harus melindungi peserta agar tidak terinfeksi Omicron,” lanjut Tiley dalam surat kabar di Mebourne, The Age.
Diperbolehkannya penonton, dengan kapasitas penuh, untuk menyaksikan secara langsung Australia Terbuka 2022, juga menjadi tantangan lain. Seperti peserta, mereka diharuskan menunjukkan sertifikat vaksin penuh atau pengecualian medis dari otoritas kesehatan. Dengan persyaratan yang ditentukan pemerintah tersebut, tak akan ada karantina dua pekan untuk peserta seperti pada 2021.
Sementara kehadiran penonton akan membuat Tennis Australia (TA) bisa memperoleh kembali pendapatan sekitar 100 juta dollar Australia atau sekitar Rp 1 triliun yang hilang pada 2021. Australia Terbuka 2021 digelar dengan penonton terbatas dan tanpa penonton pada lima hari di tengan turnamen. Ini terjadi ketika pemerintah memberlakukan lockdown saat kasus Covid-19 di Melbourne meningkat.
Tiley tetap mengantisipasi munculnya kasus positif pada 2022. Mereka yang tergolong memiliki kontak erat akan ikut diisolasi hingga mendapat hasil tes negatif.
”Jika petenis berada satu kamar atau satu unit apartemen dengan orang yang positif Covid-19, semua yang berada dalam kamar atau apartemen harus menjalani isolasi selama tujuh hari. Jadi, saran saya untuk petenis, sewalah kamar untuk Anda sendiri,” ujar Tiley.
Selain varian Omicron, panitia masih dipusingkan dengan status dua juara Australia Terbuka, Novak Djokovic dan Rafael Nadal, yang belum pasti tampil di Melbourne. Djokovic, sembilan kali juara Australia Terbuka, keberatan dengan syarat vaksinasi penuh bagi semua peserta, sementara Nadal terinfeksi Covid-19.
Nadal menjadi salah satu dari empat petenis yang terpapar Covid-19 setelah tampil dalam turnamen ekshibisi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 16-18 Desember. Tiga petenis lain yang terinfeksi adalah Belinda Bencic, Ons Jabeur, dan Emma Raducanu. Raducanu mendapat hasil positif tes PCR sebelum bertanding hingga posisinya digantikan Jabeur.
Murray Kembali ke Melbourne
Berselang tiga tahun setelah momen yang membuatnya menangis, mantan petenis nomor satu dunia, Andy Murray, akan kembali tampil di Melbourne Park. Murray akan langsung tampil dalam babak utama Australia Terbuka karena mendapat wildcard dari panitia.
Australia Terbuka 2019 menjadi momen yang menyedihkan bagi petenis berusia 34 tahun itu. Setelah kalah dari Roberto Bautista Agut (Spanyol) dalam lima set pada babak pertama, Murray menangis di hadapan penonton di stadion. Deraan cedera pinggul membuatnya ragu bahwa kariernya sebagai petenis profesional akan berlanjut.
Namun, kecintaan pada tenis tak membuat petenis dengan tiga gelar juara Grand Slam itu mundur. Dia melanjutkan kariernya meski kesulitan kembali ke persaingan level elite.
Murray sebenarnya mendapat wildcard untuk tampil pada Australia Terbuka 2021, tetapi batal tampil karena terinfeksi Covid-19. ”Saya sangat antusias kembali ke Australia Terbuka. Saya punya banyak momen indah saat bermain di hadapan penonton di sana. Saya tak sabar kembali ke Melbourne Park,” kata petenis yang saat ini berperingkat ke-134 dunia itu. (REUTERS)