Siklus Krisis Konsistensi Napoli
Seolah telah jadi siklus, Napoli kembali menunjukkan inkonsistensinya di Liga Italia. Seusai tampil sensasional dengan memimpin klasemen di awal liga, mereka justru melempem dan cenderung terpuruk di pertengahan musim.
NAPOLI, KAMIS — Napoli terpuruk. Klub berjuluk ”Si Keledai Biru” mengalami kekalahan mengejutkan dari tamunya yang sedang berjuang lolos dari zona degradasi, Spezia, dengan skor 0-1 pada pekan ke-19 Serie A Liga Italia, Kamis (23/12/2021). Kekalahan itu menunjukkan Napoli belum jua sembuh dari penyakit inkonsistensi yang akut dalam beberapa musim terakhir.
Kami bermain baik, kami mengendalikan permainan sepanjang laga. Namun, kami tidak cukup baik untuk menyelesaikan peluang mencetak gol.
”Kami bermain baik, kami mengendalikan permainan sepanjang laga. Namun, kami tidak cukup baik untuk menyelesaikan peluang mencetak gol. Kami tidak menciptakan ruang yang cukup di sepertiga akhir atau membuat pergerakan yang memecah pertahanan Spezia,” ujar Pelatih Napoli Luciano Spalletti sehabis laga dilansir Football-Italia.
Napoli sejatinya bermain sangat agresif sejak awal laga. Mereka mengurung pertahanan Spezia yang bermain parkir bus atau menumpuk pemain di pertahanan. Namun, nasib mujur menaungi Spezia. Berawal dari tendangan bebas gelandang Simone Bastoni, menit ke-37, bola umpan silang dari sisi kanan ke kotak penalti itu justru disundul bek Napoli, Juan Jesus, ke gawangnya sendiri. Kiper Napoli, David Ospina, terkejut sehingga tak mampu menghalau bola masuk ke jala gawangnya.
Baca juga : Kalah, AC Milan Lupakan Juara Paruh Musim
Sehabis kebobolan, Napoli kian bernafsu untuk menyamakan kedudukan. Mereka bermain lebih agresif, cepat, dan terus menekan. Sayangnya, serangan bertubi-tubi mereka belum ada yang bernasib baik masuk ke gawang lawan. Semua serangan mereka bisa dipatahkan oleh bek, penjaga gawang, ataupun mistar gawang lawan.
Hasil itu di luar dugaan. Betapa tidak, Napoli baru saja bangkit dari dua kekalahan beruntun, yakni 2-3 dari tamunya, Atalanta; dan 0-1 dari tamunya, Empoli, dengan menang 1-0 atas tuan rumah AC Milan pada pekan sebelumnya. Sebaliknya, Spezia tengah terpuruk. Dari enam laga dalam sebulan terakhir, mereka hanya menuai dua imbang dan empat kekalahan sebelum menang atas Napoli.
Statistik pun menunjukkan bahwa Spezia membuat kejutan. Lembaga survei Opta Paolo mendata, Spezia menjadi tim pertama yang memenangi laga Serie A dengan tanpa melepaskan satu saja tembakan tepat sasaran ke arah gawang lawan setidaknya sejak 2004/2005 atau sejak Opta mulai mengumpulkan data.
Baca juga : Juventus dan AS Roma Tatap Empat Besar
Secara keseluruhan, Napoli menguasai permainan dengan penguasaan bola 66 persen berbanding 34 persen. Mereka menciptakan 26 tembakan dengan tujuh tembakan tepat sasaran ke gawang. Sebaliknya, Spezia cuma membuat delapan tembakan dan tidak ada yang tepat sasaran ke gawang. ”Kami tidak diperkuat penyerang Victor Osimhen (yang masih cedera). Itu membuat kami tidak memiliki banyak pilihan untuk menyerang,” ujar penyerang Napoli, Dries Mertens.
Inkonsitensi berlanjut
Hasil itu membuat perjalanan sensasional Napoli di awal musim menjadi antiklimaks di pertengahan musim ini. Betapa tidak, mereka sempat amat superior memimpin klasemen sejak pekan keempat hingga pekan ke-15.
Namun, sejak kalah 2-3 dari tuan rumah Inter Milan pada pekan ke-13, grafik permainan mereka mulai tidak stabil. Puncaknya, karena imbang 2-2 dengan tuan rumah Sassuolo pada pekan ke-15, posisi mereka dikudeta Inter Milan yang saat bersamaan menang 2-0 atas tamunya, Spezia.
Setelah itu, mereka kesulitan mengejar Inter yang grafiknya terus meningkat. Bahkan, dengan kekalahan 0-1 dari Spezia, posisi Napoli melorot dari peringkat kedua menjadi urutan ketiga dengan 39 poin dari 19 laga. Kini, mereka berjarak tiga poin di bawah AC Milan di peringkat kedua dengan 42 poin dari 19 laga dan berjarak tujuh poin di bawah Inter di puncak klasemen dengan 46 poin dari 19 laga.
Baca juga : Teror dari Teater Permainan Inter Milan
Posisi Napoli juga mulai terancam oleh paling tidak dua tim di bawahnya, yakni Atalanta di urutan keempat dengan 38 poin dari 19 laga. Belum lagi, ada Juventus yang pelan tetapi pasti telah berada di peringkat kelima dengan 34 poin dari 19 laga.
Ketidakkonsistenan permainan Napoli bukan baru kali ini terjadi. Beberapa musim sebelumnya, mereka memiliki peluang besar untuk merebut scudetto atau juara Serie A. Akan tetapi, karena tidak memiliki mental yang baik, peluang di depan mata itu sirna.
Itu terlihat pada musim 2017/2018. Saat itu, Napoli bisa memimpin klasemen dari pekan keempat sampai ke-14. Setelah sempat melorot ke urutan kedua pada pekan ke-15 dan ke-16, mereka kembali memimpin klasemen dari pekan ke-17 hingga ke-26. Namun, sejak pekan ke-27, posisi mereka diambil alih Juventus yang terus memimpin sampai pekan ke-38 sehingga berhak atas mahkota juara.
Kasus nyaris serupa terjadi pada musim 2015/2016. Ketika itu, Napoli berhasil mencuri puncak klasemen dari Inter Milan pada pekan ke-19. Mereka terus memimpin hingga pekan ke-24. Akan tetapi, pada pekan ke-25, mereka disalip Juventus yang memuncaki klasemen sampai pekan ke-38 dan menjadi juara. Karena itu pula, Napoli tercatat sebagai satu-satunya tim yang dua kali menjadi juara musim dingin atau juara paruh musim Serie A, tetapi tidak mengangkat trofi juara di akhir musim.
Baca juga : Anomali Tiga Kuda Pacu Pengejar ”Scudetto”
Ingatkan pemain
Spalletti tampaknya sadar dengan situasi tak sehat tersebut. Maka itu, dia menginstruksikan pemainnya agar tak lagi mengulangi kekalahan atau kehilangan poin konyol serupa. Dirinya ingin tim bisa menjaga peluang bersaing meraih scudetto.
”Sekarang, Napoli terpaut tujuh poin dari pemimpin klasemen Inter dan empat poin dari Milan. Kami harus menjaga peluang untuk terus bersaing dengan mereka. Selain itu, kami mesti terus melihat ke belakang. Sebab, jika kami menyia-nyiakan kemenangan, mereka yang berada di belakang bakal mendekat.
Dari laga lain, para pesaing Napoli sukses meraih poin penuh, yakni Inter menang 1-0 atas tamunya, Torino; dan AC Milan menang 4-2 atas tuan rumah Empoli. Napoli sedikit beruntung karena Atalanta cuma bermain imbang 0-0 dengan tuan rumah Genoa.
Adapun Juventus sukses melompat dari peringkat ketujuh menjadi kelima seusai menang 2-0 atas tamunya, Cagliari. Posisi mereka terdongkrak karena dua pesaing di atasnya menuai hasil kurang memuaskan, yakni AS Roma imbang 1-1 dengan tamunya, Sampdoria, dan Fiorentina imbang 1-1 dengan tuan rumah Verona.
Liga Italia akan menjalani libur Natal dan Tahun Baru selama sepekan. Kompetisi berlanjut lagi pada 6 Januari mendatang. Sebagai juara musim dingin, Inter siap untuk mempertahankan posisinya hingga akhir musim guna mempertahankan gelar juara yang direbut musim lalu.
”Kami tahu bahwa masih ada jalan panjang yang penuh dengan jebakan di paruh kedua musim ini. Untuk saat ini, kami mengambil momen yang baik. Namun, saya dapat mengatakan bahwa sejak awal ada kepercayaan diri dengan tim ini. Saya memiliki beberapa orang hebat yang dalam satu setengah bulan telah berhasil menutup celah dan menciptakan sedikit keuntungan bagi mereka sendiri,” kata Pelatih Inter Milan Simone Inzaghi.