logo Kompas.id
OlahragaKisah Klasik Kekecewaan Atlet ...
Iklan

Kisah Klasik Kekecewaan Atlet Daerah

Beberapa atlet PON dan Peparnas kembali dikecewakan oleh pemerintah daerah mereka. Bonus penghargaan prestasi kepada mereka tidak sesuai dengan ekspektasi.

Oleh
KELVIN HIANUSA
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/6OKpQesYpEdSiVqL3ETKYuZE_PM=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2F91748985-cee1-49ac-bed0-59c3ecad1672_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Pelari DKI Jakarta, Odekta Elvina Naibaho, membentangkan bendera kontingen DKI setelah finis terdepan pada nomor lari maraton putri cabang atletik PON Papua 2021 di Kuala Kencana, Area PT Freeport Indonesia, Kabupaten Timika, Papua, Sabtu (9/10/2021). Odekta meraih tiga medali emas PON Papua 2021 dari tiga nomor lari jarak jauh.

JAKARTA, KOMPAS — Kekecewaan atlet daerah terhadap pemerintah sudah menjadi kisah klasik yang muncul sehabis ajang multicabang. Kisah itu kembali berulang seusai PON dan Peparnas Papua 2021. Setelah berprestasi, atlet kecewa karena tidak mendapatkan bonus semestinya.

Pada awal pekan ini, beberapa atlet DKI Jakarta peraih medali di PON dan Peparnas menumpahkan rasa kecewa di media sosial masing-masing. Mulai dari pelari jarak jauh Odekta Elvina Naibaho hingga pesenam artistik Rifda Irfanalutfhi menilai, bonus dari pemerintah daerah tidak sesuai dengan ekspektasi mereka.

Editor:
Johan Waskita
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000