Stephen Curry, Penembak Terhebat di Kolong Langit
Lewat lemparan tiga angka, Stephen Curry mengubah nasib dari bocah mungil asal Charlotte menjadi seorang revolusionis termashyur bola basket modern. Di tangannya, permainan rumit bola basket tampak sederhana.
Lewat lemparan tiga angka, Stephen Curry mengubah nasib dari bocah mungil asal Charlotte menjadi seorang revolusionis termashyur bola basket modern. Di tangan penembak terhebat yang penah hidup di kolong langit ini, permainan rumit bola basket tampak sederhana.
Ketika duduk di bangku SMA, tinggi tubuh Curry baru sekitar 170 sentimeter. Dia dianggap terlalu kecil, ringkih, dan lemah untuk mewarisi trah sang ayah, Dell Curry, yang merupakan pebasket ternama NBA dari klub Charlotte Hornets.
Liga bola basket terbesar di dunia itu berisi para raksasa atletis. Tanpa tubuh tinggi dan kekar, sulit bisa bersaing, apalagi untuk mendominasi permainan. Terbukti, saat lulus dari SMA, tidak ada universitas besar di Karolina Utara yang meliriknya.
Pemain yang sejak kecil diajak sang ayah ke lapangan pertandingan itu hanya bisa masuk ke Universitas Davidson. Universitas itu terbilang kecil jika dibandingkan dengan reputasi Curry sebagai anak seorang bintang NBA. Mimpi besar Curry sempat runtuh kala itu.
Waktu berlalu. Belasan tahun kemudian, Curry dengan seragam Golden State Warriors terduduk di kursi pemain Madison Square Garden, Rabu (15/12/2021). Dengan mata berkaca-kaca, dia terdiam saat seisi arena yang merupakan markas klub New York Knick itu sedang menyorakinya.
Curry masih belum percaya, bocah mungil yang diragukan banyak orang telah menjelma jadi penembak terhebat dalam sejarah NBA. Malam itu, dia melampaui rekor lemparan tiga angka terbanyak milik pemain legendaris, Ray Allen (2.973 kali), yang sudah bertahan satu dekade.
Pebasket murah senyum ini mencatat 2.977 kali lemparan tiga angka pada musim reguler setelah melalui 13 musim. Dia hanya membutuhkan 789 pertandingan untuk menjadi yang terbaik, lebih sedikit 511 laga daripada Allen.
Curry mengukuhkan diri sebagai penembak terhebat di jagat raya. Selain melampaui rekor Allen, dia juga memegang banyak rekor lain, dari tembakan tiga angka terbanyak dalam semusim hingga persentase tembakan masuk tertinggi di antara pemain yang minimal 1.000 kali memasukkan tiga angka.
”Sebelumnya saya tidak yakin menyebut diri sendiri penembak terhebat, sampai akhirnya mendapatkan rekor ini. Sekarang, saya percaya diri untuk mengucapkan hal tersebut,” ucap pebasket 33 tahun itu yang sudah jauh lebih terkenal dari sang ayah.
Kemampuan individu Curry begitu spesial. Peraih dua gelar MVP ini tidak bisa melakukan gerakan dunk eksplosif seperti kebanyakan pemain NBA. Namun, dia bisa memasukkan bola dari mana saja, dari dekat garis tiga angka ataupun tengah lapangan. Penjagaan 2-3 orang juga bukan masalah besar untuknya.
Permainan menjadi sederhana di tangannya. Dia hanya perlu melempar bola dengan sudut setinggi mungkin, lalu bola tiba-tiba sudah masuk mulus ke keranjang lawan. Lemparan-lemparan itu sering kali di luar akal, sulit dijelaskan dengan logika.
Penonton, baik kandang maupun tandang, selalu terhipnotis lewat lemparan lengkung indah bak pelangi tersebut. Lemparannya yang masuk menghasilkan letupan semangat dari para penonton. Ditambah dengan selebrasi eksentrik, Curry mampu menghadirkan hiburan di level tertinggi.
Jalan rumit
Kerja keras, kerendahan hati, dan bawaan genetik menjadi bekal Curry melawan kekurangan fisik. Dia menyadari tidak bisa mengandalkan tubuhnya untuk bersaing. Karena itu, pemain setinggi 1,88 meter ini menembak lebih baik dan berlari lebih banyak.
Seth Curry, adiknya yang juga pebasket Philadelphia 76ers, adalah saksi hidup perjuangannya. Seth sering melihat sang kakak menangis sepulang latihan. Banyak yang meragukan kemampuan menembaknya saat sekolah. ”Dia menjadikan itu motivasi berlatih di belakang rumah hingga tengah malam,” ucap Seth.
Keajaiban datang kepada Curry di Universitas Davidson. Tinggi tubuhnya bertambah belasan sentimeter, membuatnya cukup bersaing dengan tinggi standar point guard NBA. Di universitas itu pula, dia mendapatkan pelatih yang mempercayainya, Bob McKillop. Sang pelatih mengembangkan bakat menembak Curry yang merupakan bawaan genetik dari Dell.
Curry dipilih Warriors di urutan ke-7 pada Draft 2009. Terpilih di urutan awal memacu kepercayaan dirinya. ”Di malam draft saya selalu mendengar hal sama. Saya terlalu kecil, tidak atletis, tidak bisa bertahan. Sungguh bersyukur bisa membuktikan penilaian itu salah,” ucap peraih tiga gelar juara NBA itu.
Namun, perjalanan Curry tidak semulus harapan. Setelah finis di peringkat kedua daftar Rookie of The Year, dia menderita cedera engkel pada dua musim terikutnya. Dia absen dalam 48 pertandingan musim reguler karena menjalani dua kali operasi.
Lagi-lagi, kerja keras dan kerendahan hati membawanya bangkit dari keterpurukan itu. Curry mencetak rekor tiga angka terbanyak dalam semusim pada musim keempatnya, 2013-2014. Sejak itu kariernya terus menanjak, terlebih setelah kehadiran pelatih Steve Kerr yang merupakan mantan penembak jitu NBA. Duet pemain dan pelatih ini mengantar Warriors lima kali ke final dan tiga kali juara liga setelah paceklik sejak 1975.
Sang revolusioner
Curry lebih dari sosok pebasket. Dia adalah sosok seniman di lapangan yang telah merevolusi permainan modern. Berkat lemparan ajaibnya, saat ini seluruh tim berlomba mencetak tiga angka yang dulu dianggap kurang efektif. Seluruh pemain, posisi apa pun, wajib bisa menembak tiga angka.
Ketika Curry datang ke NBA, para klub hanya mencatat rata-rata 18 tembakan tiga angka per laga. Jumlah itu naik dua kali lipat pada musim ini. Pengaruh Curry, menurut pengamat Stephen A Smith, layak disandingkan dengan peran legenda hidup, Michael Jordan. Adapun Jordan merevolusi permainan pada era 1980-1990-an lewat tembakan jarak menengahnya, sekaligus memperkenalkan NBA ke seluruh dunia.
Curry begitu dicintai penggemar bola basket. Selain karena permainan di lapangan, dia juga tidak pernah menciptakan kontroversi dalam kehidupan pribadinya. Sang megabintang sama seperti pria normal dalam kehidupan berkeluarga.
Peraih dua gelar MVP ini menikahi perempuan yang sudah besamanya sejak SMA, Ayesha, lalu memiliki tiga anak, yaitu Riley, Ryan, dan Canon. Dia selalu berkumpul dengan keluarga sepulang latihan untuk makan dan menonton film bersama. Tidak ada kehidupan glamor bak pesohor di Negeri Paman Sam.
Curry, yang masih berada di puncak karier, masih akan menciptakan rekor-rekor lain. Rekor itu akan sulit dipecahkan pada masa depan. Pemain dengan bakat sepertinya mungkin hanya lahir seratus tahun sekali. (AFP/REUTERS)
Wardell Stephen Curry II
Lahir: Akron, Ohio, AS, 14 Maret 1988
Klub: Golden State Warriors (2009-sekarang)
Prestasi:
Juara NBA 3 kali
MVP musim reguler 2 kali
All Stars 7 kali
Pencetak poin terbanyak musim reguler 2 kali
Rekor tiga angka terbanyak sepanjang sejarah NBA
75 Pemain Terbaik Edisi Perayaan Ulang Tahun ke-75 NBA