Aubameyang, penyerang Arsenal, salah besar karena ”bermain api” dengan manajer yang mulai dijuluki ”Si Tangan Besi”, Mikel Arteta. Auba mengarah ke pintu keluar dari Arsenal.
Oleh
Kelvin Hianusa
·4 menit baca
Kasus indisipliner penyerang Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang, berbuntut panjang. Kasus itu tidak hanya membuat jabatan kapten sang striker dicopot. Auba juga tidak boleh bergabung dengan latihan tim utama, setidaknya sampai selesai perhelatan Piala Afrika 2022.
Jelang laga Arsenal versus Leeds United di Stadion Elland Road, Minggu (19/12/2021) tengah malam WIB, Manajer Arsenal Mikel Arteta memastikan Auba tidak ikut berangkat bersama tim. Artinya, penyerang asal Gabon tersebut tidak masuk ke skuad dalam tiga pertandingan beruntun.
”Tidak, dia (Auba) tidak masuk dalam seleksi pemain di laga nanti,” kata Arteta.
Auba sempat datang ke pusat latihan tim, London Colney, sehari sebelum laga melawan Leeds. Dia datang 90 menit lebih cepat dari rekan-rekan setimnya.
Momen itu merupakan pertama kalinya sang striker 32 tahun menampakkan diri setelah jabatan kaptennya dilepas. Menurut Telegraph, Auba hanya berlatih sendirian untuk menjaga kebugaran.
Arteta telah membuat keputusan tegas. Terlepas dari status kebintangannya, Auba tidak akan lagi bergabung dengan latihan tim hingga Piala Afrika selesai, Februari 2022. Jasa pencetak gol terbanyak tim pada musim 2018-2019 dan 2019-2020 ini tidak lagi dibutuhkan tim sementara waktu.
Keputusan sang manajer sudah bulat. Dia paham betul dengan konsekuensi melepas Auba. Adapun Arsenal akan menjalani jadwal padat pada Desember. Ditambah lagi, ”Si Meriam” kemungkinan kekurangan pemain pada masa-masa tersebut karena merebaknya kasus Covid-19 di Liga Inggris.
”Saya duduk di sini untuk mencoba membuat keputusan yang tepat setiap hari. Satu-satunya niat saya adalah untuk membuat klub dalam kondisi terbaik untuk membela pemain kami dan mendapatkan hasil terbaik di lapangan yang kami bisa. Keputusan itu sulit dan tidak menyenangkan, tetapi Anda harus melakukan apa yang Anda rasa benar,” ucap Arteta.
Jika dilihat dari sikap Arteta saat ini, kemungkinan Auba akan dilepas pada Januari mendatang. Dia masih memiliki kontrak satu setengah tahun bersama Si Meriam dengan besaran gaji 350 ribu pound sterling per pekan. Dengan sisa kontrak itu, nilai pasar Auba belum terlalu jatuh.
Kurang profesional
Gejolak di tubuh Arsenal ini bermula dari sikap kurang profesional Auba. Dia meminta izin kepada sang manajer untuk mengunjungi ibunya di Perancis. Setelah mendapatkan izin, mantan penyerang Borussia Dortmund tersebut tidak kembali tepat waktu. Kejadian indisipliner serupa pernah terjadi juga pada musim lalu.
Sebagai kapten, Auba sangat tidak bertanggung jawab. Dia seharusnya menjadi contoh bagi para pemain muda lain. Di sisi lain, Auba juga tidak bisa memimpin tim di lapangan pada musim ini. Dia seperti bermain tanpa hati. Auba pun tidak mampu mencetak gol dalam enam laga terakhir.
Arteta memang wajib memiliki karakter kuat. Tanpa itu, dia akan kehilangan karisma di depan para main.
Meskipun begitu, banyak yang menilai hukuman dari Arteta agak berlebihan. Idealnya, Auba hanya dicopot sebagai kapten dan tidak bisa bermain beberapa laga. Namun, Arteta ternyata menggiringnya ke pintu keluar dengan tidak mengizinkan sang pemain bergabung bersama latihan tim utama. Dia baru bisa kembali pada Februari, dengan catatan klub belum menjualnya.
Namun, setiap manajer punya karakter masing-masing, begitu juga Arteta. Manajer berusia 39 tahun ini punya karakter keras. Selama menukangi Arsenal sejak 2019, dia dijuluki ”Si Tangan Besi”.
Ketegasannya sudah berkali-kali membuat pemain Arsenal terdepak. Mulai dari pemain megabintang, seperti Mesut Oezil, pemain muda Matteo Guendouzi, dan William Saliba, disingkirkan oleh Arteta. Sang manajer tidak menoleransi sikap kurang profesional atau yang bisa mengganggu keharmonisan tim.
Oezil dijual karena tidak menunjukkan etos kerja tinggi selama latihan. Dia ditakutkan merusak semangat tim. Sementara Guendouzi dan Saliba dipinjamkan dua musim terakhir karena terlalu kontroversial. Guendouzi pernah bertengkar dengan rekan senior di tim, sementara Saliba mengkritik keputusan Arteta saat wawancara dengan media.
Rentetan ini memperlihatkan Auba telah berurusan dengan orang yang salah. Apalagi, pencetak gol terbanyak Liga Inggris musim 2018-2019 itu sudah mengkhianati kepercayaan Arteta lebih dari sekali.
Sebagai manajer muda tanpa pengalaman, Arteta memang wajib memiliki karakter kuat. Tanpa itu, dia akan kehilangan karisma di depan para pemain. Dia pun memilih karakter ”Si Tangan Besi” yang diharapkan bisa mengubah kultur dalam klubnya.
Arteta ingin membangun kultur pemenang dalam klub. Caranya, pemain harus bersikap profesional dan bisa menjaga keharmonisan. Adapun kultur pemenang sudah lama tidak terlihat pada masa-masa terakhir mantan Manajer Arsenal Arsene Wenger. Para pemain sering berada di zona nyaman, lalu terjebak dalam pusaran mental medioker.
Pengamat Sky Sports, Alan Smith, menilai keputusan Arteta sudah tepat. Permasalahannya, Arsenal harus bisa menjual sang penyerang di transfer musim dingin. Tidal banyak klub yang rela mengeluarkan uang besar untuk membeli pemain pada fase tersebut. Sementara Arteta juga perlu memikirkan rencana baru di lini depannya.
Auba sekarang tidak bisa berbuat banyak. Salah satu penyerang terbaik di Eropa ini hanya bisa meratapi nasibnya yang penuh ketidakpastian. Itulah risiko yang harus ditanggung sang mantan kapten. Dia terbakar karena permainan apinya sendiri. (AP/REUTERS)