Di tengah absennya banyak unggulan pada kejuaraan dunia bulu tangkis 2021, persaingan ketat tetap terjadi di tunggal putri. Juara bertahan Pusarla V Sindhu bertemu peringkat satu dunia, Tai Tzu Ying, di perempat final.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
HUELVA, KAMIS — Berbeda dengan nomor tunggal putra yang kehilangan banyak nama besar, bahkan sebelum kejuaraan dimulai, persaingan kelas berat terjadi pada nomor tunggal putri Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2021. Namun, persaingan tersebut akan terjadi lebih awal, pada perempat final.
Laga kelas berat tersebut akan terjadi pada pertemuan antara pemain nomor satu dunia, Tai Tzu Ying (Taiwan), dan juara bertahan Pusarla V Sindu (India) pada paruh atas undian. Laga akan berlangsung di Palacio de los Deportes Carolina Marin, Huelva, Spanyol, Jumat (17/12/2021). Tai lolos ke perempat final setelah mengalahkan pemain Skotlandia, Kirsty Gilmour, 21-10, 19-21, 21-11, sementara Sindhu menang atas Pornpawee Chochuwong (Thailand), 21-14, 21-18.
Dibandingkan dengan tunggal putri tersisa, Tai dan Sindhu memiliki reputasi lebih baik pada ajang besar. Tai adalah peraih perak Olimpiade Tokyo 2020 dan tiga kali juara All England, sedangkan Sindhu adalah juara dunia 2019.
Pertemuan mereka hanya bisa diimbangi jika Akane Yamaguchi (Jepang) bertemu An Se-young (Korea Selatan) pada perempat final lain di paruh bawah. Pada babak ketiga, Kamis tengah malam WIB, Yamaguchi bertemu sesama pemain Jepang, Sayaka Takahashi, sementara An melawan Wang Zhi Yi (China).
Pertemuan Tai dan Sindu akan menjadi yang ke-20 sejak pertama kali bersaing pada perempat final Vietnam Terbuka 2011. Tai unggul 14-5, termasuk pada pertemuan terakhir di semifinal Olimpiade Tokyo 2020, empat bulan lalu.
Meski demikian, Sindhu memiliki kenangan manis saat mengalahkan Tai pada perempat final Kejuaraan Dunia 2019 dalam laga ketat, 12-21, 23-21, 21-19. Sindhu pun menjuarai ajang yang digelar di Basel, Swiss, dan menjadi pebulu tangkis India pertama yang menjadi juara dunia.
Banyak yang menilai saya selalu bisa tampil baik pada kejuaraan besar. Saya hanya mencoba menikmati dan tentu sangat senang jika bisa bermain baik.
Sindhu, peringkat ketujuh dunia, memiliki rekam jejak baik pada ajang besar. Di Olimpiade, dia selalu meraih medali setiap kali tampil, yaitu perak di Rio de Janeiro 2016 dan perunggu di Tokyo 2020. ”Banyak yang menilai saya selalu bisa tampil baik pada kejuaraan besar. Saya hanya mencoba menikmati dan tentu sangat senang jika bisa bermain baik. Namun, laga berikutnya, melawan Tai, tentu akan sulit. Saya harus mengeluarkan kemampuan terbaik,” ujar Sindhu.
Berbeda dengan Sindhu, yang selalu lolos ke final dalam tiga Kejuaraan Dunia terakhir, Tai tak pernah bisa melewati perempat final dalam lima partisipasinya sejak 2013. Dia akan memiliki beban mental dengan rangkaian kegagalan itu.
Persaingan seru perempat final juga akan terjadi pada ganda putri melalui pertemuan juara dunia 2017, Chen Qingchen/Jia Yifan (China), dengan Nami Matsuyama/Chihari Shida (Jepang). Mereka menang dua gim atas lawan masing-masing pada babak ketiga meski Chen/Jia mendapat perlawanan ketat Rachel Honderich/Kristen Tsai (Kanada) pada gim kedua, 21-11, 21-17. Adapun Matsuyama/Shida menang atas pasangan Thailand, Sapsiree Taerattanachai/Puttita Supajirakul, 21-15, 21-15.
Meski Kejuaraan Dunia 2021 menjadi debut bagi Matsuyama/Chida, ganda putri peringkat ketujuh dunia itu tampil konsisten sebulan terakhir. Mereka meraih dua gelar juara, Indonesia Masters dan Indonesia Terbuka, dari tiga turnamen di Bali, 16 November-5 Desember. Hanya pada perebutan gelar juara turnamen Final BWF World Tour, mereka dikalahkan Kim So-yeong/Kong Hee-yong (Korea Selatan).
Sementara itu, perjalanan wakil Indonesia, yaitu Dejan Ferdinansyah/Serena Kani, terhenti pada babak kedua. Dalam pertandingan yang berlangsung Kamis dini hari WIB , mereka kalah dari unggulan ke-11 asal Jerman, Mark Lamsfuss/Isabel Lohau, 18-21, 21-18, 16-21.
Dejan/Serena menjadi satu-satunya wakil Indonesia setelah pemain lainnya mengundurkan diri karena khawatir pada situasi pandemic Covid-19 di Eropa, terutama dengan munculnya varian Omicron.