Setelah dua pertandingan berlalu, Arsenal ternyata lebih eksplosif tanpa sosok Aubameyang. Mereka kembali membuktikan itu saat memenangi derbi London atas West Ham.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, KAMIS — Pencopotan Pierre-Emerick Aubameyang dari jabatan kapten tim ternyata bukan masalah besar untuk Arsenal. Penyerang veteran Alexandre Lacazette mampu mengambil alih tanggung jawab besar yang ditinggalkan Auba. Dia memimpin skuad muda ”Si Meriam” untuk menang dan tampil eksplosif dalam laga derbi London versus West Ham United.
Auba kembali tidak terlihat dalam skuad ketika Arsenal menaklukkan tim tamu West Ham, 2-0, di Stadion Emirates, Kamis (16/12/2021) dini hari WIB. Setelah dicopot sebagai kapten akibat kasus indisipliner, peran striker asal Gabon tersebut digantikan oleh Lacazette.
Lacazette menyandang ban kapten sekaligus memimpin lini depan tim. Penyerang 30 tahun itu menjawab kepercayaan dengan menjadi pahlawan kemenangan. Dia, lewat sumbangan asis, menjadi inisiator gol pembuka dari kaki penyerang sayap muda Gabriel Martinelli.
Tidak hanya itu, Lacazette juga memaksa tim tamu bermain dengan 10 orang. Pergerakan berbahayanya di kotak penalti dijegal dengan tekel tinggi oleh bek sayap West Ham, Vladimir Coufal. Kegigihan Lacazette itu berbuah penalti sekaligus kartu kuning kedua untuk Boufal. Sayangnya, pemain yang biasa menjadi pelapis Auba tersebut gagal mengeksekusi penalti.
Mereka sangat fokus. Mereka ingin menunjukkan betapa kuat kami sebagai kesatuan tim. Penampilan tadi, sikap dan komitmen yang ditunjukkan, merupakan wujud kami sebenarnya sebagai sebuah klub.
”Mereka sangat fokus. Mereka ingin menunjukkan betapa kuat kami sebagai kesatuan tim. Penampilan tadi, sikap dan komitmen yang ditunjukkan, merupakan wujud kami sebenarnya sebagai sebuah klub,” ucap Manajer Arsenal Mikel Arteta setelah pertandingan.
Tanpa Auba, lini depan ”Si Meriam” justru menjadi lebih hidup. Lacazette yang merupakan sahabat dekat Auba sangat baik dalam mendampingi dua penyerang sayap berusia 20 tahun, Martinelli dan Bukayo Saka. Dia berperan sebagai penyambung serangan lewat kemampuan menahan bola yang apik. Saka dan Martinelli amat nyaman membombardir sisi sayap pertahanan lawan dengan kecepatan lari dan teknik dribel mumpuni.
Ledakan keras Arsenal terlihat jelas dalam statistik pertandingan. Mereka bermain dengan tempo tinggi dan melakukan percobaan tembakan sebanyak 21 kali. Adapun West Ham hanya diberikan 7 kali kesempatan menembak. Lewat permainan dominan itu, Arsenal bisa menambah keunggulan jelang akhir laga lewat pemain pengganti, Emile Smith Rowe.
Arteta memainkan formasi yang sama seperti ketika menang telak atas Southampton, 3-0, pada akhir pekan lalu. Formasi ini sama-sama tanpa Auba dalam skuad. Namun, mereka justru bisa bermain lebih dinamis sebagai satu kelompok.
Pentingnya sosok Auba dalam tim semakin dipertanyakan. Top skor Arsenal pada musim 2018-2019 dan 2019-2020 itu tidak mampu mencetak gol dalam enam laga saat diturunkan. Ketika di lapangan, dia juga tidak banyak berkontribusi. Dia hanya melakukan sprint jarak pendek untuk memancing umpan terobosan dari rekan-rekannya. Gaya main Arsenal pun jadi monoton dan mudah terbaca.
Para pemain muda ”Si Meriam” juga punya kesadaran lebih besar membantu tim. Mereka tidak lagi bersandar kepada Auba yang selama ini jadi ujung tombak tim. ”Kami ingin melihat para pendukung pulang dengan gembira. Kami tahu laga ini sulit, tetapi kami punya grup yang sangat bagus. Kami adalah tim yang harus selalu bersama,” kata Martinelli yang menciptakan 2 gol dan 2 asis dalam 5 laga terakhir.
Nasib Auba di Arsenal masih belum jelas. Arteta belum bisa memastikan sang penyerang akan tampil atau tidak pada laga selanjutnya. Sang manajer akan berdiskusi dulu dengan tim sebelum mengambil keputusan.
Adapun Auba dicopot dari jabatan kapten karena sikap indisipliner yang berulang. Dia meminta izin pergi ke Perancis untuk menjenguk ibunya yang sedang sakit, pada pekan lalu, tetapi terlambat kembali ke klub. Peristiwa serupa terjadi pada musim lalu.
Berkat kemenangan ini, Arsenal mengudeta West Ham dari posisi empat besar. Skuad asuhan Arteta akhirnya bisa merasakan peringkat empat besar untuk pertama kali pada musim ini. Mereka mengoleksi 29 poin dari 17 pertandingan.
Kiper West Ham Lukas Fabianski tampil apik dalam kunjungannya kembali ke Stadion Emirates. Eks penjaga gawang Arsenal ini berkali-kali melakukan penyelamatan fantastis, termasuk saat menepis tendangan penalti Lacazette. Tanpa aksi heroik itu, mungkin tim tamu akan pulang dengan kekalahan lebih telak.
David Moyes, Manajer West Ham, kurang puas dengan performa anak asuhnya. Declan Rice dan rekan-rekan yang berstatus tim pembunuh raksasa musim ini kehilangan intensitasnya di lapangan. Mereka tidak menunjukkan penampilan agresif seperti saat menaklukkan Chelsea dan Liverpool.
”Kami tidak bermain baik. Arsenal yang bermain baik malam ini. Kami tidak bisa mengendalikan tempo permainan sejak awal laga. Penampilan seperti ini harus segera dibenahi,” ucap Moyes. (AP/REUTERS)